Naira berjalan berdampingan dengan Arsen. Beberapa mata menatap ke arah mereka dan jujur saja, itu membuat Naira sedikit tidak nyaman. Dia merasa orang-orang di sekitarnya tengah menatap dan bergunjing tentang dirinya.
"Sayang, kenapa?" Tanya Arsen.
Naira menggeleng.
"Kalau ada yang mengganggumu, bilang padaku,"
Naira menimbang-nimbang sejenak sebelum dia menarik lengan kemeja Arsen.
"Kenapa, sayang?" Tanya Arsen.
"Biar baby Zack aku saja yang gendong,"
"Kenapa? Toh baby juga senang digendong papa-nya,"
"Kalau begitu, tas-nya berikan padaku,"
"Tidak bisa juga,"
"Kenapa tidak bisa?"
"Nanti kamu lelah, sayang. Lagi pula ini isinya hanya perabotan Zack. Jadi, biar saja aku yang bawa,"
"Nanti jadi kakak yang lelah. Di depan menggendong Zack, di belakang menggendong tas yang isinya perabotan Zack,"
"Tidak akan,"
"Kak..."
"Tidak apa-apa, sayang. Aku ini laki-laki, statusku bukan hanya laki-laki tapi juga seorang ayah. Jadi, pekerjaan seperti ini memang sudah sepatutnya aku kerjakan,"
Naira semakin tidak enak hati. Arsen menolak bantuannya. Arsen mengusak puncak kepala Naira.
"Statusku sebelum seorang ayah ada seorang suami. Seorang suami memanjakan istrinya adalah hal wajar dan aku sedang memanjakan istriku yang setiap hari sudah menjaga baby dengan susah payah. Jadi, kamu hari ini hanya perlu bersantai dan bermanja,"
Naira mengangguk kecil walau sedikit tidak setuju dengan ucapan Arsen. Memang sib pria Dimitra selalu memperlakukan istri seperti ratu. Hanya, beberapa orang pastilah memiliki pandangan buruk tentang apa yang mereka lihat.
"Sayang, kita lihat ponsel dulu ya?" Ajak Arsen.
Naira mengangguk walau sedikit bingung. Setahu Naira tujuan mereka pergi ke mall kan memang untuk membeli ponsel beserta nomor baru untuk Arsen. Naira heran kenapa Arsen mengatakan seolah-olah mereka akan pergi ke toko-toko lain selain toko ponsel.
"Kak... Baby-nya kasih ke aku dulu. Kakak mau cari ponsel, kan?" Ujar Naira.
Arsen mengangguk pasrah. Dengan wajah tidak rela dia menyerahkan Zack ke gendongan Naira. Arsen berkeliling melihat ponsel yang mungkin akan dia beli. Baby Zack bersama Naira dan tertawa geli ketika Naira menciumi pipi tembam bayi itu.
Arsen mengambil salah satu ponsel keluaran terbaru. Setelah mendapatkan ponselnya Arsen kembali ke tempat Naira yang sedang berada di salah satu sisi toko.
"Sudah?" Tanya Naira.
Arsen mengangguk. Dia kemudian meminta Zack kembali namun, Naira tidak mengizinkan. Jadilah, mereka bertiga berjalan menuju ke salah satu gerai provider yang ada di Indonesia. Arsen membeli sebuah nomor pasca bayar sekaligus membatalkan registrasi pada nomornya yang lama. Selesai dengan pembelian nomor baru, Arsen dan Naira berkeliling ke beberapa toko pakaian bayi.
"Ini lucu. Kita beli buat baby Zack, ya?" Ajak Arsen dan Naira menggeleng.
"Sayang kak. Sebentar lagi Zack akan semakin besar baju itu nanti tidak muat lagi Zack pakai,"
"Kita cari ukuran yang lebih besar kalau begitu,"
Naira pada akhirnya hanya bisa mengangguk pasrah. Arsen membeli lima buah atasan untuk Zachary. Belum lagi celana dan sepatu. Jangan lupakan beberapa stel pakaian tidur dan jaket! Dalam sekejap kedua tangan Arsen penuh dengan belanjaan. Hebatnya lagi, Arsen masih memaksa Naira agar menyerahkan baby Zack untuk dia gendong.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DS #3] Save Me Hurt Me
Fiksi RemajaDimitra Series yang ketiga Putra ketiga dari keluarga Dimitra yang bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit "Tolong saya..." Sebuah kalimat yang terngiang di kepala sang dokter selama berhari-hari. Apakah permintaan orang tersebut? Akankah sang...