Ternyata

6.6K 494 17
                                    

"Aku sudah pernah melihatnya..."

Jawaban dari Naira membuat ketiga perempuan itu terkejut.

"Kapan?" Tanya Alesha.

"Setahun lalu,"

"Hah?"

"Sesaat sebelum kak Arsen masuk rumah sakit,"

"Dia menghajar siapa?" Tanya Natasha.

"Menghajar orang yang menagih hutang dan menerorku,"

"Bagaimana keadaan pria yang dihajarnya?" Tanya Maura.

"Babak belur, tidak sadarkan diri. Kak Arman sampai menyeret orang itu menjauh karena, meski sudah ditahan kak Ardan, kak Arsen masih menendang pria itu dengan kakinya,"

Ketiga perempuan itu meringis ngeri. Maura menepuk bahu Naira.

"Aku tahu kamu trauma. Takut Arsen seperti pria itu dan berbuat kasar padamu. Tapi, yang aku dan Natasha tahu, para pria Dimitra tidak akan pernah menyakiti perempuan yang mereka sayangi," ujar Maura.

"Jangankan menyakiti, membentak saja tidak akan pernah..." ujar Natasha menambahkan.

"Tapi..."

"Untuk urusan kamu takut mereka menjatuhkan nama Dimitra, kamu tenang saja," ujar Maura.

Natasha, Alesha, dan Naira menatapnya bingung. Sementara para pria yang menguping di dekat tangga menunggu kelanjutan ucapan Maura.

"Karena selain Ardan yang punya banyak pasukan, dan mulut pedas kak Arman yang melebihi 100 ton cabai. Aku dan keluarga Reinner tidak akan segan-segan membuat mereka lenyap tanpa bekas dalam semalam,"

Ketiga perempuan itu tercengang dengan ucapan Maura. Ardan sendiri malah menyeringai mendengar ucapan istrinya yang sepenuhnya benar.

"Mereka yang berani mengusikmu akan hilang dari peradaban bak mereka tidak pernah ada!" Sambung Maura.

Naira heran. Bukankah seharusnya dia takut? Entah kenapa dia malah merasa aman berada di dekat mereka.

"Oh, aku hampir lupa!" Ujar Alesha.

"Kalau kamu jadi dengan kak Arsen, keluarga Russelldy juga akan membantu membungkam mereka semua," sambunya.

"Keluarga Russelldy?" Tanya Naira.

Alesha mengangguk seketika itu Naira terkisap.

"Astaga! Kamu akhirnya jadi pacaran sama kak Kean?"

Alesha mengangguk. "Semua kejadian di SMA itu hanya salah paham. Kami sudah menyelesaikannya,"

"Syukurlah..."

"Hei! Sekarang kita sedang membahas masalahmu. Bukan aku!"

"Ish! Sombong sekali kamu! Padahal waktu itu kamu yang datang ke rumahku sambil menangis-nangis dan curhat," cibir Naira.

"Nai... jangan membuka-buka aib!" Ujar Alesha setengah merengek.

"Ah sudahlah! Intinya, kamu tenang saja! Kalau ada yang berani macam-macam denganmu, ada keluarga Legiand, Dimitra, Reinner, dan Russelldy yang akan membantumu," ujar Alesha.

"Lebih baik banyak tangan daripada dua tangan, kan?" Tanya Natasha.

"Tapi... bagaimana kalau dia kembali," tanya Naira.

"Coba saja kalau dia berani. Apa lagi kalau dia sampai menyentuh sehelai rambutmu ini. Kak Arsen tidak akan mengampuninya. Dia akan auto menjadi target hidup-mati dari kak Arsen," ujar Alesha.

[DS #3] Save Me Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang