Mari Berkencan

5.3K 470 24
                                    

"Hhh..."

Helaan napas itu entah menjadi helaan keberapa yang sudah Arsen keluarkan hari ini. Kediaman Arsen yang biasanya tenang hari ini dibuat rusuh dengan kedatangan seseorang. Parahnya lagi, orang itu tidak bisa Arsen usir. Eh, dia juga tidak mau mengusir sih... bagaimana pula dia bisa mengusir kalau perusuh di rumahnya adalah adiknya sendiri.

Tuan putri semata wayang keluarga Dimitra itu lah yang merusuh di rumah Arsen pagi-pagi. Dia menarik-narik lengan Arsen. Katanya mau meminjam Naira untuk Reuni kampus.

"Ya kak.... boleh ya?"

Arsen menggeleng kecil.

"Kak.... please..."

Arsen memilih berjalan ke dapurnya. Dia membuka kulkas untuk mengeluarkan beberapa buah stoberi. Naira malah menyodorkan segelas jus stroberi yang sepertinya baru saja dia buat. Arsen meminum jusnya dan kembali merasakan lengan kausnya ditarik-tarik oleh sang adik.

"Alesha..."

"Kak Arsen...."

Arsen menoleh dan menemukan adiknya memasang wajah memohon. Arsen tidak pernah bisa menolak wajah adiknya yang seperti itu. Akhirnya, Arsen hanyaenghela kecil.

"Kenapa harus Aira?" Tanya Arsen.

"Bukan hanya Naira kok, kak... ada kak Natasha dan kak Maura juga. Hanya saja, pengisi acaranya tiba-tiba sakit perut jadi tidak ada yang menggantikan dia. Terpaksa baru meminta tolong pada Naira,"

"Kenapa aku?" Tanya Naira.

"Kamu bisa bernyanyi Nai. Pengisi acaranya itu tugasnya bernyanyi... ayolah kak, Naira... please..."

Naira menoleh ke arah Arsen dan arsen terpaksa mengangguk. Alesha langsung melompat dan mencium pipi kakakmya itu. Dia segera menyeret Naira keluar dari dapur dan pergi dari rumah sebelum Arsen berubah pikiran.

Arsen segera merapikan dirinya dan memilih pergi ke rumah kedua kakaknya. Mengingat istri dari kedua kakaknya juga "diculik" oleh Alesha. Saat Arsen sampai di rumah Arman, asisten rumah tangga mengatakan Arman ada di rumah sang ayah. Arsen langsung saja pergi ke rumah sang ayah.

Benar saja! Saat dia sampai, dia dihadapkan pada keponakan perempuannya yang berlari ke arahnya. Sementara tangisan tiga bayi sangat kuat terdengar dari dalam.

"Ah! Kau datang. Cepat bantu kami!" Ujar Arman.

Arsen menggendong salah satu dari anak kembar kakak sulungnya. Arsen membantu memberikan sebotol susu pada bayi gembul itu.

"Ibu mereka "diculik" Alesha juga?" Tanya Arsen.

"Istrimu juga?" Tanya Arman.

Arsen mengangguk. Alvaro sendiri hanya terbahak. Dia membiarkan ketiga putranya sibuk dengan anak bayi itu. Dia sendiri memilih mengajak main cucu sulungnya.

"Eh, itu bukannya Naira?" Tanya Alvaro saat sedang menyalakan televisi.

Arsen langsung berlari ke ruang tamu sambil membawa keponakannya dan membuat Ardan meneriaki Arsen.

"Arsen! Putraku jangan dibawa lari begitu!! Nanti dia muntah!!"

Arsen terduduk dengan wajah terkejut yang luar biasa. Bagaimana bisa istrinya ada di acara yang bahkan ditayangkan oleh salah satu televisi Nasional? Belum lagi pakaian yang dipakai istrinya membuat sang istri setara dengan anak yang masih duduk di kursi SMA.

 Bagaimana bisa istrinya ada di acara yang bahkan ditayangkan oleh salah satu televisi Nasional? Belum lagi pakaian yang dipakai istrinya membuat sang istri setara dengan anak yang masih duduk di kursi SMA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[DS #3] Save Me Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang