Note:
Update kali ini didedikasikan buat kakak2 yang sudah mendukung aku. Please jan kasih komen yang bikin aku males buat update.
Buat kakak yang nggak aku sebutin namanya tapi mudah2an merasa.
Tolong kalo komen diperhalus dikit. Jangan pake nada kek nyuruh kacung! Saya bukan pegawai kakak dan kakak nggak ngegaji saya! Klo memang mau baca cerita saya g usah kasih deadline kapan cerita saya harus udh saya up! Saya hidup bukan di dunia per-wattpad-an doang. Saya juga masih harus kerja bukan kek pengangguran yg g ngapa2in. Saya juga masih harus menjalakan hal2 yang orang tua saya suruh dan pastinya lebih bermanfaat dari kalimat suruhan kakak.
Udah itu aja. Buat kakak2 yang sudah memberikan aku masukan dan saran di lapak "information", terima kasih banyak. Aku seneng masih ada yang seperti kalian yang mau support aku tanpa lelah.
Itu aja, biar g lama2.
Selamat membaca part ini. Jan lupa siapin tisu atau sapu tangan, siapa tahu butuh. Jangan siapin sapu ijuk atau sapu lidi karena kalian bukan mau bebenah rumah...😂😂😂😂
..............
"Meski melukai, meski terlukai. Kita akan saling berbagi duka bersama. Aku takkan melepaskan genggaman tangan ini. Kaulah alasan, mengapa aku tersenyum. Kemanapun, selamanya perasaan yang menyatu ini akan semakin bertambah dalam dan menunjukkan jalan kepada kita" Arsen bergumam.
Dia menggumamkan sepenggal arti dari lagu yang semalam dia dan Naira putar. Lagu berjudul Beautiful World itu berhasil membuat Arsen senang karena arti lirik dari lagu itu.
"Kakak sedang bergumam apa?" Tanya Naira yang baru kembali dari kamar mandi di ruang tamu kamar rawatnya.
"Menggumamkan arti dari lirik lagu yang kamu sukai itu,"
"Hm?"
"Kakak suka bagian yang hampir menuju akhir,"
Naira memiringkan sedikit kepalanya. Mengingat-ingat lirik lagu itu.
"Oh, aku tahu,"
"Kizutsuite mo
Kizutsukete mo
Itami wo subete wakachiau kara
Tsunaida te hanashi wa shinai
KIMI wa boku no
Egao no riyuu
Kasanaru omoi doko made mo zutto
Shinkashi tsuzuke
Futari wo michibiku," Naira bernyanyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DS #3] Save Me Hurt Me
Fiksi RemajaDimitra Series yang ketiga Putra ketiga dari keluarga Dimitra yang bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit "Tolong saya..." Sebuah kalimat yang terngiang di kepala sang dokter selama berhari-hari. Apakah permintaan orang tersebut? Akankah sang...