"Please, tolong saya..." Pinta sang gadis sambil menjerit ketakutan.
Dengan posisinya yang sekarang tentu saja dia akan menjerit ketakutan, siapa juga yang tidak akan menjerit ketakutan ketika dirinya tergantung di badan kapal, dengan air laut tepat berada di bawahnya sementara dia tidak bisa berenang? Hanya orang bodoh yang ingin mati saja yang tidak akan menjerit. Tapi beda halnya dengan dia, dia masih ingin hidup untuk adik-adiknya.
"Please... Tolong saya..." Jeritnya lagi.
Arsen berdiri di atasnya dan melihat ke arahnya.
"Butuh bantuan?" Tanya Arsen. Tentu saja dengan cepat sang gadis mendongak ke atas.
"Ya, tolong bantu saya..." Ujarnya.
Deru ombak membuatnya harus berteriak agar suaranya terdengar oleh Arsen.
"Dokter, please... Bantu saya..." Ujarnya.
"Kenapa kamu tidak lompat saja? Melompat ke bawah air tidak menyakitkan kok. Kamu juga tidak akan mati jika melompat ke air," saran Arsen.
Dia menggeleng.
"Saya tidak bisa... Tolong saya," pintanya.
Arsen tersenyum, atau lebih tepatnya menyeringai.
"Akan aku bantu but, say this word first," ujar Arsen.
"Say you're mine,"
"What?!" Tanya sang gadis.
"Dokter please..." pinta gadis itu
"Say it,"
"Dokter..."
"You just need to say that, and i'll save you,"
Menunggu beberapa detik sang gadis tidak juga bicara. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi.
"Dokter!!" Jerit gadis itu memanggilnya agar dia kembali.
"Dokter!!"
"God! Rio Arseno!!" Pekik sang gadis dan masih tak ada tanda sang pria akan kembali.
Tangannya mulai lelah, menggelantung sejak tadi dan hanya tangannya saja yang menjadi pusat tumpuan hidupnya.
"Come back here you bastard!!" Omelnya pada Arsen.
"You just need to say it. Say you're mine and I'll save you," teriak Arsen
"God! Help me please! I can't swim!"
Lelah, itu yang dirasakan sang gadis. Jari-jarinya mulai merosot dari tempanya berpegangan.
"Arseno, please..." Lirihnya.
Menyerah. Dia akhirnya menyerah. Dia membiarkan jemarinya terlepas dari tempatnya berpegangan.
'Maafkan kakak, Lisa, Eren,' batinnya.
Arsen merasa heran saat suara gadis itu tidak terdengar lagi. Arsen berjalan ke arah dimana sang gadis tergelantung dan ketika dia menyadari jemari sang gadis tidak disana, Arsen langsung berlari.
Byuurrr
Arsen melihat tubuh kecil sang gadis terjatuh masuk ke dalam air.
"Katanya gak bisa berenang," ujar Arsen santai.
Menunggu dari atas kapal selama semenit dan dia tidak melihat sang gadis muncul. Rasa khawatir langsung menghinggapinya dan saat itu dia tersadar sang gadis mengidap asma.
"Damn! Dia beneran gak bisa berenang," Arsen langsung membuka jas dan sepatu yang ia pakai dan dia melompat ke dalam air.
"Ra! Aira!" Ujar Arsen sambil menepuk pipi sang gadis.
Sejak dia berhasil menarik gadis itu ke atas kapal, dia sudah berkali-kali melakukan CPR, tapi gadis itu tidak kunjung sadar.
"Aira!" Panggilnya lagi.
"Uhuuk.. Uhuuuk" sang gadis sadar dan memuntahkan air laut yang tertelan olehnya.
Arsen langsung memeluknya dengan erat dan mendesah lega.
"Bodoh! Harusnya kamu katakan saja apa yang aku pinta!" Omel Arsen.
"Kamu membuatku hampir mati karena khawatir!" Lirihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DS #3] Save Me Hurt Me
Teen FictionDimitra Series yang ketiga Putra ketiga dari keluarga Dimitra yang bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit "Tolong saya..." Sebuah kalimat yang terngiang di kepala sang dokter selama berhari-hari. Apakah permintaan orang tersebut? Akankah sang...