Kesayangan Arsen

1.4K 250 32
                                    

"Kak?"

Arsen tercengang dan terheran-heran kala Zachary mengulurkan tangannya yang tengah memegang sebuah obat untuk Arsen.

"Itu obat untuk mengobati asam lambung yang naik," Ucap Zachary.

"Hah?"

Zachary duduk di sebelah Arsen.

"Minum dulu obatnya, pa," Ucap Zachary.

Arsen mengambil obat itu dan meminumnya. Dia masih menatap heran ke arah Zachary. Dia tidak menyangka Zachary akan menyadari kalau dia memang sedang sakit.

"Papa itu selalu begitu..." Omel Zachary.

"Kalau sakit tidak pernah memberitahu aku dan adik-adik, atau minimal mama," Lanjutnya.

Arsen mengambil sebotol air mineral di depannya dan meminum air mineral itu hingga setengah botol.

"Darimana kakak tahu?"

"Terlihat jelas. Papa sedang menahan sakit dan pura-pura di depan kami. Mungkin Vincent dan Xafe tidak menyadarinya,"

"Tapi, kakak tahu,"

Zachary diam. Dia kemudian menatap Arsen dengan tatapan yang penuh penyesalan.

"Kenapa kak?" Tanya Arsen saat melihat sorot mata Zachary.

"Aku mau minta maaf. Aku sudah membuat papa pusing dan sibuk sampai papa sakit seperti ini,"

Arsen menepuk pelan puncak kepala Zachary.

"Kakak tidak pernah merepotkan papa. Selama ini kakak sudah menjadi anak yang sangat baik. Kakak tidak pernah rewel walau sedang sakit sekali pun. Tidak pernah mengeluh dan minta hal yang aneh-aneh. Kakak itu sangat teramat penurut. Papa tidak pernah merasa direpotkan oleh kakak. Papa yakin mama juga berpikir demikian,"

Arsen mengusap rambut Zachary dengan perlahan rambut yang semepat membuat Naira dan Arsen di panggil kesekolah lantaran rambutnya berwarna cokelat muda nyaris pirang. Zachary pernah dikira mewarnai rambutnya. Arsen mau tidak mau memperlihatkan foto Axeon dan mengatakan kalau di keluarga mereka memang ada yang memiliki rambut berwarna terang seperti itu.

"Papa sakit karena papa lupa makan siang. Kamu tahu, kan, papa kalau sudah bekerja sering lupa dengan waktu makan," Ucap Arsen.

Zachary mengangguk. Dia tidak mau mendebat sang ayah ketika sang ayah jelas-jelas sedang tidak begitu sehat. Zachary meminta Arsen memakan makan malamnya dengan perlahan. Lalu, setelah Arsen selesai makan malam, Zachary meminta Arsen untuk tidur.

"Kak,"

"Iya, pa?"

"Kulit kamu masih perih?"

"Sudah tidak terlalu. Seharian ini aku diam di dalam kamar jadi, lebih sudah lebih baik,"

Arsen mengangguk. Dia membaringkan badannya setengah jam setelah dia selesai makan. Arsen memejamkan matanya dengan perlahan. Saat Arsen nyaris pulas, dia merasakan seseorang menyelimutinya.

"Dad..."

Panggilan itu masih Arsen dengar. Lalu setelahnya dia tidak mendengar apapun lagi. Mungkin Arsen akan bertanya pada kakak sepupunya nanti saat dia bangun.

......

"Umm... Aku rasa begitu lebih baik dad,"

"Tidak. Papa sangat baik. Aku hanya merasa kalau aku sudah mulai sering membuat papa repot,"

"Tidak, dad. Tidak perlu seperti itu..."

Arsen mengerutkan keningnya. Dia mengerjapkan matanya dan bangkit dari posisinya. Arsen melihat ke arah jam dinding dan dia lumayan terkejut saat mendapati jam dinding sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam. Dia sudah tidur selama hampir dua jam. Arsen melihat Zachary tidak ada disana. Tapi, dia mendengar suara Zachary samar-samar dari luar ruangannya. Arsen berdiri dan berjalan menuju pintu.

[DS #3] Save Me Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang