Special Part : Bungsu Dimitra Part 1

226 37 7
                                    

Naira itu lemah lembut, pasrah, dan cenderung lemah, begitu yang orang-orang kira. Arsen pun mengakui dirinya sering mengira Naira seperti itu. Maksudnya, Arsen mengira Naira adalah orang yang sangat teramat sabar dan lembut. Tapi, sepertinya pemikiran itu harus Arsen rubah mulai saat ini.

"Sayang..." Panggil Arsen.

Naira menoleh dengan tatapan yang sedikit lebih tajam pada Arsen. Arsen yang ditatap begitu hanya bisa meneguk pelan ludahnya sendiri. Bahkan kedua kakak ipar juga adiknya pun, cukup dibuat terkejut dengan apa yang baru saja terjadi beberapa menit lalu.

"Boleh ceritakan apa yang terjadi, sampai kalian ada disini?"

Alesha membuka mulutnya untuk menjawab sebelum ucapan Naira lagi-lagi membuat dirinya dan semua keluarganya disana terkejut.

"Kamu bisa mencari tahunya dan bahkan mungkin sudah tahu. Kenapa masih bertanya?!"  Ketus Naira dengan nada dinginnya.

Arsen menggaruk lehernya dengan kaku. Tak lama kemudian, Zack, bersama Vincent dan Xaferious datang dan memeluk Naira. Membuat Naira terkejut dan langsung membalas pelukan ketiga jagoannya itu.

"Mama..." Panggil Vincent dengan sedikit manja.

"Ya, sayang? Kenapa, hm? Apa Vincent ada yang luka?" Ucap Naira dengan nada lembutnya.

Vincent menggeleng.

"Vincent tidak, tapi Xafe iya!"

Arsen langsung saja berlutut dengan satu kakinya dia meraih tubuh Xaferious dan melihat keadaan Xaferious.

"Bagian mana yang sakit, dek? Bilang sama papa," Tanya Arsen.

Xaferious hanya diam saja. Tidak menjawab apapun dan pada akhirnya Arsen melihat kening putranya sedikit benjol.

"Haish! Anak tampan papa, siapa yang membuat anak tampan papa benjol begini?" Tanya Arsen berusaha membuat bungsu-nya berbicara padanya.

Nyatanya si bungsu malah menundukkan kepalanya. Membuat Arsen tahu si bungsu akan menangis. Arsen tahu si bungsu sudah menahan air matanya sejak tadi dan pertanyaan Arsen menyebabkan air mata itu tidak lagi bisa putranya tahan. Arsen langsung meraih bungsunya ke dalam pelukannya. Memeluk erat si bungsu dan mengusap sayang punggungnya.

"Maafkan papa, dek. Papa tidak bisa melindungi adek tadi," Bisik Arsen pada bungsunya.

"Mama," Ucap Xaferious pelan.

"Mama?"

Xaferious mengangguk.

"Mama tidak marah sama adek. Mama marah sama orang yang buat adek jadi sakit seperti ini," Ucap Arsen saat dia tahu arti ucapan bungsunya itu.

Arsen melihat Naira masih memandang ke arah seseorang di ruangan itu dengan tatapan permusuhan. Bahkan tangan Naira saling meremas untuk menyalurkan amarah yang masih tertinggal. Naira melirik ke arah Arsen untuk melihat Xaferious. Saat dia melihat punggung bungsu-nya bergetar, saat itu juga Naira berdiri dan menghampiri orang yang sudah dijauhkan dari dirinya.

Jelas saja saat Naira melangkah maju, Alesha dan kedua iparnya yang lain langsung menghalanginya.

"Ehhhh... Sudah ya, Nai... Dia akan dihukum oleh Arsen nanti," Bujuk Natasha.

Naira tetap diam. Dia tidak menjawab tapi, tidak berhenti. Saat ketiga iparnya menatap ke arah Arsen, Arsen hanya mengangguk kecil. Jadilah, ketiga iparnya melepaskan tangan Naira.

Plak!

"Aduh! Kamu! Kamu berani memukul saya?!"

Plak!

[DS #3] Save Me Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang