Special Chapter #2 Part 2

753 86 0
                                    

"Rico hilang!" Ucapan Alika yang memotoang perkataan Reihan membuat Reihan dan Arsen terkejut bukan main.

Rico adalah bungsu dari Alika dan Reihan. Sementar sulung mereka ada alah si cantik dan manis Alea. Arsen sendiri terkejut karena dia tidak tahu kalau temannya ini akan membawa putranya ke rumah sakit. Eh salah... Bukan hanya putra tapi kedua anaknya.

"Terakhir terlihat dimana?" Tanya Arsen.

"Terakhir dia mengabariku kalau dia mau menghampiri Xafe. Tapi, sedari tadi aku menghubungi Angga, Angga tidak menjawab,"

Arsen langsung saja membuka ponselnya. dia membelikan semua putranya sebuah jam tangan yang dilengkapi dengan gps. Jam tangan itu yang selalu dipakai oleh ketiga putranya setiap hari. Arsen melihat keberadaan putranya dan itu ada di daerah rumah sakit.

Arsen segera berlari dan tentu saja Reihan ikut di belakangnya. Mata Arsen menyipit curiga saat melihat sosok yang sudah sangat lama tidak dia hubungi. Carlo. Kaki Arsen segera menghampirinya dan menarik kerah kemeja yang dipakai pria itu.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Ada bisnis yang harus aku urus dan kebetulan, dia juga mau menjenguk seseorang,"

Mata Arsen semakin memicing. Carlo harusnya tahu, membawa seseorang yang Arsen benci sama dengan membiarkan Arsen menghancurkan orang itu.

"Ayolah... Kekasihku itu tidak bermaksud buruk pada keluarga kecilmu,"

"Dimana dia sekarang?"

"Hilang. Aku sedang mencarinya,"

"Sialan!"

Arsen mengumpat. Reihan tahu Arsen sedang gusar dan sangat marah.

"Dokter Rio!"

Arsen menoleh pada seorang cleaning service yang terlihat berlari ke arahnya.

"Ya?"

"Saya melihat anak dokter Rio di dekat taman belakang rumah sakit. Dia tadi berlari dan nampak seperti ketakutan. Lalu, dia juga berlari bersama dengan anak dokter Reihan,"

"Terima kasih," Ucap Arsen berbarengan dengan Reihan.

Kedua ayah itu segera berlari menuju taman belakang. Entah kenapa Carlo juga ikut bersama mereka.

"Anakmu hilang, eh?" Tanya Carlo.

"Diam kau bajingan! Kalau ini ada sangkut pautnya dengan dia aku akan membunuhnya saat ini juga,"

"Wow! Santai, Arsen! Kau tidak bisa seenaknya membunuh kekasihku! Enak saja kau mau membunuhnya ketika aku sudah menjadikannya seperti impianku!"

"Dasar gila!"

"Kau juga tidak lebih baik dariku dasar psikopat!"

"Hentikan kalian berdua! Putraku sedang dalam masalah dan kalian malah berdebat seperti orang bodoh disini! Lebih baik percepat lari kalian berdua!" Omel Reihan.

Arsen diam dan menuruti perkataan Reihan. Dipikirkan lagi benar juga apa yang Reihan bilang. Xaferious lebih berharga dibandingkan berkelahi dengan makhluk di sebelahnya ini. Kaki Arsen sampai di taman dan dia langsung mencari keberadaan putranya.

Belum apa-apa Arsen mendengar suara orang terjatuh, Arsen segera menoleh dan melihat Reihan sedang menghajar seseorang dengan membabi buta.

"Xafe!" Panggil Arsen.

Putranya ada di dalam pelukan seseorang yang Arsen tidak pernah harapkan untuk dia jumpai.

"P-papa..." Panggil Xaferious mencicit.

[DS #3] Save Me Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang