"Loh? Kakak sudah selesai bicara dengan Zack?"
Pertanyaan itu Axeon dapatkan saat dia memasuki ruang tamu yang merangkap ruang keluarga itu. Axeon menggeleng. Arsen dan Naira yang sedang melihat acara di televisi mengernyitkan kening mereka.
"Kata Zack, dia sudah kesiangan untuk ke sekolahnya,"
"Hah?" Arsen yang pertama mengutarakan keheranannya.
Tak lama kemudian, Zachary turun dari lantai atas dengan sedikit berlari. Arsen, Naira, dan Axeon bisa melihat rambut Zachary yang bahkan masih berantakan.
"Kak... Mau kemana?" Tanya Naira pada Zachary.
"Ke sekolah. Mama kenapa tidak membangunkanku?"
"Sekolah? Untuk apa?"
"Mengembalikan rapor dan melihat kelas?"
Naira dan Arsen saling bertatapan sebelum tersenyum kecil. Menyusul setelahnya Xaferius yang turun untuk sarapan setelah dia selesai mandi.
"Kakak mau kemana?" Tanya Xaferius.
"Ke sekolah. Kamu tidak ke sekolah?"
Xaferius mengernyitkan keningnya. Dia mengurungkan niatnya untuk ke ruang makan dan memilih menghampiri kakaknya yang masih tertahan di ruang tamu. Xaferius meletakan punggung tangannya di kening Zachary.
"Xafe... Jangan bercanda! Aku sedang serius tahu!"
"Kakak tidak demam," Ujar Xaferius.
Xaferius menoleh ke arah Arsen.
"Pa... Kakak sedang melindur?"
"Bisa jadi. Mungkin dia masih jet lag,"
Kali ini gantian Zachary yang mengernyit.
"Kak.. Papa tanya, sekarang hari apa?"
"Ummm... Rabu?"
Arsen terkekeh sementara Naira sudha tertawa geli. Xaferius? Anak itu hanya tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya. Axeon sendiri tidak paham sebenarnya dengan apa yang terjadi.
"Kak... Ini masih hari selasa,"
"Hah? Selasa?"
Arsen mengangguk.
"Astaga!"
Zachary duduk di kursi. Axeon menghampirinya.
"Tidak jadi berangkat?" Tanya Axeon.
Jujur saja. Dia tidak terlalu paham dengan perbincangan keluarga di depannya tadi. Dia hanya membaca mimik muka dan sedikit mengerti bahasa indonesia. Jadi, ya dia masih bingung.
"Tidak,"
"Kenapa?"
Arsen menepuk bahu Axeon.
"Anak kita itu baru saja salah mengingat hari,"
Axeon menatap Zachary yang wajahnya sudah memerah karena malu. Axeon terbahak kala mendengar ucapan Arsen. Dia kemudian mengusak rambut Zachary dengan gemas.
"Baiklah, karena kamu tidak jadi berangkat, boleh daddy berbincang sebentar denganmu?" Tanya Axeon.
Zachary mengangguk. Dia mengajak Axeon kembali ke kamarnya. Kamar yang masih berantakan itu Zachary bereskan seadanya. Lalu, seperti biasa Zachary langsung menyalakan ac di kamarnya.
"Daddy mau minum? Aku mau ambil minuman ke bawah," Tawar Zachary.
Axeon mengangguk kecil. Zachary segera turun ke bawah. Tidak perlu ditanyakan pada Axeon tentang minuman apa yang Axeon inginkan. Nyatanya, selera minuman dan makanan ayah dan anak itu nyaris sama. Zachary mengambil beberapa botol minuman dari dalam kulkasnya. Dia kembali naik ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DS #3] Save Me Hurt Me
Dla nastolatkówDimitra Series yang ketiga Putra ketiga dari keluarga Dimitra yang bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit "Tolong saya..." Sebuah kalimat yang terngiang di kepala sang dokter selama berhari-hari. Apakah permintaan orang tersebut? Akankah sang...