2. Kemarahan Lan XiChen

1.5K 232 88
                                    

Sebuah peta dibentangkan diatas meja, bidak-bidak catur digerakkan, dua orang yang hadir di sini mengelilingi meja tersebut dengan wajah serius. Nie Mingjue, kehadirannya seorang saja sudah mendominasi sekitarnya, ditambah saat ini ia memiliki kerutan yang dalam serta aura membunuh yang kental.

Lan XiChen di sisi lain memiliki wajah lembut seolah tidak terpengaruh oleh betapa suramnya suasana di sekitarnya. Ia menghela napas pendek, sejujurnya ia juga lelah, ia khawatir dan memikirkan begitu banyak hal, namun semua orang sudah kalap sekarang, dia tidak boleh ikut terjerumus dalam kekacauan itu. Setidaknya biarkan ia menjaga kewarasannya untuk turut membantu menjaga kewarasan orang lain.

Lan XiChen menyapukan tangannya pada peta di hadapannya, Nie Mingjue segera menatap kearah Lan XiChen, "XiChen, apa ada yang ingin kamu katakan?" Suara berat Nie Zongzhu terdengar.

Demi menjawab pertanyaan itu Lan XiChen menggelengkan kepalanya, ia tidak keberatan dengan rencana yang sudah disusun oleh Nie Mingjue. Yah, dia mungkin memiliki beberapa ide lain, namun saat ini semua yang direncanakan sudah cukup, ia tidak merasa perlu menambahkan apapun lagi.

Akan tetapi, Nie Mingjue justru menghela napas galak, "XiChen, jika ada yang ingin kau katakan, katakan saja. Bahkan jika kau menentang rencana yang kubuat, aku tahu itu pasti demi kebaikan seluruh dunia kultivasi."

"Mingjue Xiong, aku sungguh tidak keberatan. Medan pertempuran sulit ditebak, saat ini rencana terbaik mungkin tidak bisa disebutkan lagi."

Nie Mingjue, "Kau benar. Saat ini Sekte Jiang telah runtuh seutuhnya, kekuatan yang kita miliki hampir tidak bisa menyaingi Wen Ruohan. Setidaknya kita masih memiliki Sekte Lan, Nie, dan Jin." Lan XiChen membalasnya dengan senyuman tipis, ia menganggukkan kepalanya sebelum mengikuti langkah kaki Nie Mingjue untuk duduk di meja.

Poci berisikan teh hangat tersaji di atas meja, Lan XiChen dengan senang hati menuangkan secangkir teh untuk Nie Mingjue. "Sangat disayangkan Sekte Jiang tidak bisa bangkit dari kejatuhannya, Jiang Cheng...sejujurnya aku menyukai tempramennya." Tepat setelah kalimat itu terucap, Lan XiChen mengeluarkan tawa kecil dari bibirnya, ia menambahkan jahil, "Mingjue Xiong menyukainya karena di mirip denganmu bukan?"

"XiChen." Geram Nie Mingjue, namun ia tidak menolak pernyataan Lan XiChen mengenai hal tersebut. Karena pada kenyataannya, jauh di dasar hati Nie Mingjue ia memang menyukai Jiang Cheng karena mirip dengannya.

Andai saja Nie Mingjue mengetahui jika setiap ekspresi diwajahnya dapat dibaca sejelas air jernih oleh Lan XiChen, ia pasti sudah memalingkan wajahnya karena kesal. Namun ia tidak tahu hal tersebut, hanya bisa semakin kesal mendengar godaan Lan XiChen, "Jiang Gongzi dulunya juga merupakan salah satu kultivator terbaik. Terlepas dari tempramennya yang terkenal buruk, aku tahu dia adalah seseorang yang bekerja keras. Aku mengingat waktu dimana ia pernah menjadi murid tamu di Gusu, Wei Gongzi...ia terus membuat masalah, dan Jiang Gongzi akan selalu berusaha menghentikannya."

"Sangat disayangkan....sangat disayangkan" balas Nie Mingjue sambil menggelengkan kepalanya dan menyesap teh yang dituangkan oleh Lan XiChen sebelumnya.

Baiklah, Lan XiChen tahu itu. Dirinya tidak pernah dekat dengan Jiang Cheng sebelumnya, bahkan jika ia pernah melalui hidup dan mati yang mirip seperti yang dilalui oleh Jiang Cheng, Lan XiChen masih begitu samar mengenai pria itu.

Sejauh ini yang bisa Lan XiChen ingat dari sosok Jiang Cheng adalah wajahnya yang tampan dan tegas, namun masih memiliki rona kekanakan. Gaya berpakaiannya yang ringkas dan mengutamakan kenyamanannya untuk bergerak. Kata-kata tajam yang sepertinya tidak cocok dengan wajah manisnya. Kekeraskepalaannya. Keberaniannya. Kenekatannya.

Namun apalah daya, ia tidak bisa membayangkan apakah seorang pria muda yang begitu mempesona itu masih hidup atau mati. Lan XiChen tak memiliki satupun gambaran mengenai kehidupan macam apa yang mungkin dilalui Jiang Cheng setelah kehancuran Sekte Jiang.

Eternal Darkness : XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang