44. Harimau Muda

348 43 5
                                    

Seiring berjalannya waktu, musim dingin menjadi lebih dan lebih dingin lagi. Salju hampir turun dengan lebat setiap malam. Semua markas aliansi harus berusaha untuk menjaga kuda-kuda mereka agar tidak mati kedinginan tahun ini. Udara di siang hari berhasil membuat seorang kultivator sekalipun berusaha mengenakan lebih banyak pakaian, dan itu lebih buruk saat matahari mulai terbenam.

Namun, tidak peduli seberapa menderitanya semua orang di masa masa ini, tidak ada yang berpikir untuk mengeluh dengan keras. Ini bukan lagi saat dimana seorang tuan muda terhormat dapat menghabiskan waktunya di kamar dengan perapian yang hangat.

Lan XiChen dan Nie Mingjue akan sibuk menghimpun kekuatan dan menyusun rencana penyerangan mereka terhadap Wen Ruohan. Lan Wangji sendiri akan bertugas untuk memastikan persediaan makanan mereka tidak kurang, memantau jalur pendistribusian barang serta obat-obatan. Jiang Cheng, dibantu oleh Wei WuXian yang secara mengejutkan bekerja sama dengan luar biasa untuk mengatur Sekte Jiang dan Kota Xian.

Semuanya berjalan lambat namun pasti, sayangnya ini justru menimbulkan kecemasan lain. Jiang Cheng sudah biasa berlatih pedang lagi di pagi hari, ia tidak bergabung dengan kultivator lain, tetapi pergi seorang diri ke taman kecil yang agak jauh dari kompleks utama markas.

Kultivasinya tiap malam berjalan semakin lancar dari hari ke hari, tidak ada lagi ilusi yang muncul sejak terakhir kali Jiang Cheng hampir tenggelam dalam pusaran air itu. Setiap pagi, persis sebelum matahari menyingsing, Jiang Cheng akan berlari ke taman kecil itu dan berlari lima putaran sebelum menghunus Sandu.

Diawal, napas ketua sekte muda itu masih tersengal. Namun, kekeraskepalaannya untuk terus berlatih akhirnya membuahkan hasil. Kali ini setelah ia menari dengan Sandu selama lebih dari dua jam, ia tidak tampak lelah sama sekali. Angin dingin yang berhembus tidak lagi terasa berlebihan, itu justru menyegarkan setelah semua gerakan yang ia lakukan.

Jiang Cheng mengakhiri latihannya dengan sebuah tebasan yang kuat dan dipenuhi energi. Ia mengeluarkan 'puh' kecil dan menyarungkan kembali pedangnya. Ia menyeka peluh di dahi sambil menatap sekeliling. Beberapa pohon yang sebelumnya memiliki banyak ranting telah lama kehilangan cabangnya, beberapa juga memiliki bekas sabetan pedang di dahannya yang tebal.

Itu semua adalah perbuatan Jiang Cheng selama berlatih di tempat ini. Jiang Cheng meregangkan tubuhnya sejenak lantas beranjak mengambil mantel yang ia letakkan sembarangan di atas batu. Ia menepuk-nepuk kain yang tidak lagi terlalu tebal itu, membuat salju berguguran darinya.

Menyampirkannya di bahu, Jiang Cheng berjalan acuh tak acuh kembali ke kamarnya. Untuk mencapai kamarnya, ia perlu melewati lapangan luas tempat kultivator lain berlatih. Samar-samar terdengar percakapan santai di antara mereka, "Bukankah sudah cukup lama sejak Zewu-Jun pergi membawa banyak pasukan dari kita? Kenapa kita tidak segera menyerang dan justru mengulur waktu seperti ini?" Ujar seseorang yang tidak dapat Jiang Cheng lihat wajahnya.

Orang yang diajak bicara itu sebenarnya tidak mau meragukan keputusan apapun yang diambil oleh pemimpin mereka, tetapi di saat yang bersamaan ia juga tidak bisa menyembunyikan ketidakpuasan di wajahnya. Dengan nada semi mencibir orang itu membalas, "Entahlah, aku juga tidak tahu apa yang terlintas di kepala para pemimpin sekte itu. Aku mendengar serangan kami akan dilakukan karena adanya kabar Wen Ruohan yang tidak mampu menstabilkan kekuatannya. Tapi, jika kita terus seperti ini bukankah sama saja memberikan kesempatan bagi orang itu untuk pulih?"

Langkah kaki Jiang Cheng terhenti, ia menyembunyikan ekspresi wajahnya yang buruk di balik rambut yang tergerai, berdiri menempel pada dinding, Jiang Cheng mencoba mendengar lebih banyak mengenai percakapan mereka.

"Apakah menurutmu Wen Ruohan akan mengetahui rencana ini? Maksudku adalah, kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari kecurigaan mereka. Pun...bisakah seseorang pulih dari serangan balik kekuatan iblis begitu cepat?"

Eternal Darkness : XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang