45. Aku Hanya Takut Akan Segalanya

289 38 3
                                    

Tanpa disadari dua bulan lebih telah berlalu sejak pertama kali Jiang Cheng menjadi bagian dari aliansi. Ia yang bergabung di tengah-tengah situasi mencekam itu dipaksa untuk melupakan segala trauma dan ketakutannya selama menjadi tahanan rumah Sekte Wen. Ia akan berulang kali meyakinkan dirinya sendiri mengenai betapa semua orang juga telah menderita dalam masa ini, sehingga setiap kepahitan yang ia rasakan akan Jiang Cheng telan dalam diam.

Waktu berlalu tanpa peduli apapun, Jiang Cheng nyatanya berhasil menjadi seorang pemimpin yang mumpuni, dalam hal ini merujuk pada Kota Xian dan Yunmeng. Satu minggu telah berlalu sejak Nie Mingjue menyetujui penyerangan terhadap Qishan, tetapi mungkin memang benar adanya mengenai Wen Ruohan bukanlah kultivator biasa yang memerlukan banyak waktu untuk bisa pulih dari serangan balik kekuatan iblisnya.

Lan XiChen harus menelan ludah dengan perasaan masam ketika menerima kabar beberapa kota yang telah berhasil direbut oleh aliansi kini kembali ditaklukkan oleh Sekte Wen. Menilai dari situasi terkini Lan XiChen hendak menyarankan untuk mengubah rencana mereka, tapi Nie Mingjue menggeleng tegas atas permintaan itu.

Sudah sejauh ini, sia-sia bagi mereka untuk mundur begitu saja. Nie Mingjue yakin akan kekuatan pihak mereka, strategi yang telah disusun secara matang juga telah mempertimbangkan kemungkinan Wen Ruohan yang sudah pulih, sehingga ia menolak untuk mengubah apapun.

Hari ini, sekali lagi pihak Wen Ruohan mencoba untuk merebut kembali kota dari pihak aliansi, untungnya Jin ZiXuan yang bertanggung jawab atas kota tersebut berhasil mempertahankan teritori mereka dan menghabisi kultivator Sekte Wen yang dikirim. Oleh karena itu, sekarang Jin ZiXuan duduk berhadapan dengan Nie Mingjue dan Lan XiChen untuk membahas perihal penyerangan itu.

Jin ZiXuan jelas sudah mengetahui niatan aliansi untuk menyerang Kota Tanpa Malam, ia pribadi menyetujui keputusan itu dan bersedia terlibat dalam pertempuran ketika waktunya tiba. Namun, saat ini ia bisa melihat Nie Mingjue berdebat dengan Lan XiChen mengenai hal tersebut. Tidak lagi tahan dengan perdebatan tanpa kesimpulan itu, Jin ZiXuan meletakkan cangkir tehnya dan berujar, "Menurutku pribadi, tidak ada salahnya untuk meneruskan rencana awal kita. Wen Ruohan mungkin sudah pulih sekarang, tetapi ia pasti belum mencapai masa prima nya. Sebenarnya, meskipun aku berjuang keras untuk mempertahankan kota hari ini, kultivator Sekte Wen itu tampak tidak terlalu terampil dan berbeda dari di masa lalu ketika mereka menjatuhkan empat sekte besar lainnya dengan sangat brutal.

Sesungguhnya hampir tidak ada persiapan matang dari kelompok Wen yang menyerang kota hari ini. Zewu-Jun, aku rasa meskipun kesempatan terbaiknya telah berlalu, sekarang bukannya kesempatan itu sepenuhnya hilang. Justru aku takut jika menunggu lebih lama lagi, dinding pertahana  Wen Ruohan akan semakin kokoh dan tidak tertembus." Inilah yang diyakini Jin ZiXuan.

Nie Mingjue menatap Jin ZiXuan dengan penghargaan dimatanya, sebaliknya Lan XiChen menghela napas. Ia kalah suara dalam hal ini. Sampai Nie Mingjue berkata, "Kalau kau masih begitu ragu, mari tanyakan pendapat Lan Wangji dan Jiang Wanyin, ah....jangan lupakan Wei WuXian."

Menanyakan pendapat mereka? Jiang Cheng dan dirinya terpisah jarak yang cukup jauh, mungkin saat ini yang bisa ia tanyai adalah Lan Wangji. Namun, Lan XiChen sudah terlebih dulu membahas soal ini dengan adik kesayangannya itu, dan Lan Wangji satu suara dengan Nie Mingjue. Ha...mungkin ini adalah dirinya yang pengecut, mengkerut ketakutan begitu mendengar kabar Wen Ruohan telah memulihkan kekuatannya. Rasional saja, bahkan jika saat ini Jiang Cheng ditanyai mengenai hal yang sama, Lan XiChen tahu ia akan memilih untuk tetap maju.

Ruang rapat itu sepi, sehingga suara pintu yang didorong terdengar jelas. Semua kepala segera menoleh ke arah sumber suara yang menunjukkan pintu masuk terbuka, tapi tidak seorangpun melangkah masuk. Ada sedikit perdebatan yang terdengar, sesungguhnya itu suara yang sangat familiar. Lan XiChen bangkit dari duduknya, ia hendak mendekat ketika akhirnya seseorang di balik daun pintu melangkah masuk.

Eternal Darkness : XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang