Siapa sangka jika menghabiskan waktu untuk bekerja itu sangat melelahkan namun juga memberikan kepuasan tersendiri? Itulah yang tengah Jiang Cheng rasakan sekarang, ia menatap tangannya yang memiliki bercak tinta karena menyalin beberapa hal yang ia rasa penting hingga menimbulkan noda di tangannya.
Di sisi kanannya masih terdapat semangkuk sup yang sudah dingin dan sepoci teh, ujung jari Jiang Cheng agak gemetar saat menyentuh poci yang memiliki hawa dingin, tetapi setelah beberapa saat ia mulai terbiasa dan menenggak minumannya. Langit di luar nampak kemerahan ketika Jiang Cheng meraih mangkuk sup dan mulai menyuap sedikit demi sedikit, rasa kantuk menyapa dirinya, namun Jiang Cheng menjaga kedua matanya agar terbuka dengan sekuat tenaga.
Yah, ini memang bukan sesuatu yang sebaiknya ia lakukan, tetapi meminum sup yang sudah dingin membantunya mengusir kantuk. Bagaimanapun juga beberapa kali menguap bukanlah sesuatu yang bisa dihindari, jadi abaikan itu.
Mata berair Jiang Cheng menatap pada tumpukan dokumen yang sudah ia periksa, tidak menyangka hari seperti ini telah tiba. Di masa lalu ia bisa melihat Jiang Fengmian bekerja seharian di sini, menanggapi perkamen yang berisi laporan masalah atau hal lainnya, tenggelam dalam kesibukan.
Dulu Jiang Cheng hanya bisa menatap ayahnya yang duduk sebagai Pemimpin Sekte Jiang, bekerja dan bekerja, memiliki aura yang mengesankan, hingga akhirnya ia mendekam sebagai tahanan rumah sekaligus pelacur bajingan-bajingan Wen. Semuanya seolah berlalu dalam sekejap mata, Jiang Cheng menguap sekali lagi, ia mengusap matanya yang berair dan menggerutu pelan.
Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu dan melangkah masuk, Jiang Cheng melihat sosok Lan XiChen kembali. Sontak ia berdiri dari posisi duduknya, hal itu menyebabkan kakinya kesemutan dan tubuhnya terhuyung ke depan. Jiang Cheng menyangga tubuhnya dengan cepat sebelum pergi menemui Lan XiChen.
Bibir Jiang Cheng sudah terbuka untuk mengomentari penampilan Lan XiChen yang membawa aura kelelahan, namun belum sempat ia berbicara Lan XiChen justru menyentil dahinya. "Ini baru hari pertama, tapi kamu sudah menenggelamkan diri dalam tumpukan perkamen. Apa yang kamu pikirkan? Kelelahan tidak baik untuk kesehatanmu."
Lihat siapa yang berbicara di sini?
Jiang Cheng, "Semua orang kelelahan. Kau jangan berbicara omong kosong lagi, aku sudah membaca sebagian besar laporan yang masuk ke Dermaga Teratai, Nie Zongzhu mengatakan persiapannya hampir selesai dan memintaku untuk fokus di sini."
"Hm...kamu bisa tenang soal Mingjue-Xiong," ujar Lan XiChen, meski begitu ia tampak menahan diri akan sesuatu.
Merasakan kejanggalan ini Jiang Cheng mengerucutkan bibirnya dan bertanya masam, "Apa yang kau sembunyikan dariku?" Ditanyai seperti ini pupil mata Lan XiChen melebar, "Aku tidak menyembunyikan apapun!"
Apa-apaan orang ini!?
Jiang Cheng menggeram rendah, berusaha tampak mengancam dan mendominasi. Siapa yang tahu jika ternyata di mata Lan XiChen ia hanya tampak seperti remaja yang merajuk?
Oleh karena itu, meski sedikit menekan senyum di bibir Lan XiChen tetap tidak bisa menahan keraguan dan rasa tertekan dalam dirinya. Ia meraih tangan Jiang Cheng yang frustasi sembari berkata, "Ada sesuatu yang ingin kuberikan padamu." Masih mempertahankan ekspresi acuh tak acuh, Jiang Cheng memiringkan kepalanya ke kanan, menunjukkan profil sampingnya yang cantik dan tampan di saat bersamaan.
Tetap menggunakan nada suara ketusnya Jiang Cheng membalas galak, "Apa?"
"Ikut denganku sebentar, sebenarnya ini adalah beberapa hal."
"Lan XiChen, jangan berbuat macam-macam."
"Haha...apa yang bisa aku perbuat? Jiang Cheng, ini adalah sesuatu yang seharusnya menjadi milikmu. Tenanglah, oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Darkness : XiCheng
FanfictionSekte Jiang jatuh dalam kegelapan. Tidak ada yang bisa mengulurkan tangan untuk menarik Jiang Cheng dari kubangan lumpur yang menenggelamkannya. Bagaimana jadinya jika Jiang Cheng yang kehilangan inti emasnya tidak pernah bertemu dengan Wei Wuxian? ...