19. Pertengkaran, Rasa Sakit Masa Lalu

725 112 45
                                    

Hati Jiang Cheng mencelos saat ia membuka mata dan tidak mendapati Jiang Yanli di sisinya, melainkan Lan XiChen. Wajah tenang yang lelap itu seolah tidak terusik oleh gerakan tiba-tiba Jiang Cheng yang disebabkan oleh keterkejutannya. 'Semalam....A-Jie, apakah semuanya hanya ilusi?' gumamnya dalam hati, panik? Tentu saja!

Jiang Cheng menarik tangannya yang berada dalam pelukan Lan XiChen, merasakan udara dingin yang segera menyerangnya ketika melepaskan diri dari sisi Lan XiChen. Bulu matanya yang panjang bergetar pelan, 'Tidak...bagaimana mungkin semua itu palsu?' Jiang Cheng menolak mempercayai pikirannya sendiri.

Semalam, setelah Nie Mingjue merangsek masuk ke tenda dan hampir memukulinya untuk yang kedua kali, Lan XiChen datang untuk melerai hingga sosok Jiang Yanli hadir dan memeluk dirinya begitu erat. Hal-hal senyata itu bagaimana mungkin menjadi ilusi!?

Jiang Cheng mendorong dirinya kian menjauh dari Lan XiChen, hingga tanpa sadar ia telah mencapai tepian dan berguling terjatuh. Suara gedebuk itu membangunkan pria yang sebelumnya masih tertidur lelap.

Kelopak mata Lan XiChen perlahan terbuka, menunjukkan sepasang iris coklat tua yang dalam dan dalam. Tidak ada yang spesial dari wajah bangun tidur orang ini, kecuali nuansa polos dan kekanakan di wajah tanpa ekspresi itu. Akan tetapi, Jiang Cheng tidak punya waktu untuk memperhatikan hal semacam itu, pantatnya sakit jadi ia tidak mau bangkit dulu sekarang.

Lan XiChen sendiri sudah menunjukkan wajah bodoh yang menatap bolak-balik antara sisi ranjang yang kosong dan Jiang Cheng yang terduduk di tanah dengan memalukan. Seolah-olah ia bertanya-tanya lewat tatapan matanya, 'Apa yang kamu lakukan di sana?'

Baru setelah Jiang Cheng mendengus kesal dan mengangkat dirinya sendiri, Lan XiChen menyadari jika kucing itu ternyata terjatuh dari kasurnya dan tertawa kecil. "Apa yang kau tertawakan!?" Tentunya itu memancing sentakan tidak menyenangkan dari sang empu.

Lan XiChen seketika menutup mulutnya, ia berdehem singkat sebelum berkata dengan suara serak khas orang bangun tidur, "Tidak....tidak...kemari dan duduklah, tidak baik untuk bergerak secara tiba-tiba segera setelah kamu bangun." Ujarnya santai.

Jiang Cheng membenci fakta bahwa ia mengikuti kata-kata Lan XiChen begitu saja. Langit di luar sama sudah menunjukkan cahaya matahari yang cukup terang, suatu hal yang jarang bagi Lan XiChen untuk bangun tidur setelah matahari terbit, mungkin jika Jiang Cheng tidak membuat suara berisik, maka ia tidak akan bangun sampai beberapa jam ke depan.

Bibir tipis Jiang Cheng mencebik kesal, terutama ketika Lan XiChen menepuk panggulnya pelan, jelas berusaha untuk menepuk pantatnya tapi tidak bisa karena Jiang Cheng sedang duduk sekarang. "Kalau kamu terus terjatuh seperti ini, bagaimana kamu bisa memulihkan lukamu?" Apakah itu pertanyaan? Jelas bukan! Ingin rasanya Jiang Cheng mendorong kepala dengan rambut yang agak berantakan itu agar tidak bersandar di bahunya.

Lan XiChen sedikit lebih tinggi dari Jiang Cheng, sehingga bersandar pada bahunya seperti ini jelas akan membuat lehernya sakit. Akan tetapi, yang dibicarakan sekarang justru terus menempelkan dahinya pada ceruk leher Jiang Cheng dan bernapas dengan normal.

'Berbudaya pantatku, siapa yang berani mengatakan orang Lan berbudaya setelah ini!?' Rutuk Jiang Cheng.

"Minggir, kau berat." Komentar Jiang Cheng sembari mendorong ringan bahu Lan XiChen, karena ia jelas tidak berani mendorong kepalanya.

Lan XiChen mengeluarkan dengungan pelan, "Tidak berat, aku masih mengantuk."

"Kalau begitu tidurlah lagi."

"Tidak boleh, aku seharusnya bangun pukul lima."

'Siapa yang peduli!? Kau sudah terlambat bangun sekarang, kenapa tidak kau lanjutkan saja!?' Jiang Cheng mengernyitkan dahi, teriritasi oleh alasan tidak masuk akal itu. Sampai akhirnya bajingan ini menarik lengan Jiang Cheng dan memeluknya, lantas terus melanjutkan tidurnya.

Eternal Darkness : XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang