22. Bersama Lan XiChen, Dermaga Teratai (2)

662 89 9
                                    

Kali ini Jiang Cheng telah mengembalikan tatanan rambutnya seperti dirinya di tahun yang lalu, dengan sebuah jepit rambut dari kayu yang memiliki ukuran sederhana terselip diantara rambutnya, mengenakan seragam Sekte Jiang berwarna ungu pucat yang telah lama ia tanggalkan. Wajahnya yang masih menyisakan gurat kekanak-kanakan sedikit pucat saat angin dingin menerpa, di atas pedang yang sedang terbang cepat menuju Yunmeng, Jiang Cheng harus menahan rasa tidak nyaman ditubuhnya.

Berbeda dengan Jiang Cheng yang tampak kesulitan, Lan XiChen yang berdiri di belakangnya tidak menunjukkan ekspresi apapun kecuali tenang. Rambutnya berkibar karena angin, namun itu tidak membuat mereka berantakan sama sekali. Tangan kanan Lan XiChen menyentuh bahu Jiang Cheng, menjaga pria yang lebih muda darinya itu dari kecelakaan seperti terjatuh atau hal konyol lainnya.

Sebagai pemimpin, Lan XiChen dan Jiang Cheng berada di posisi terdepan, membuat mereka menjadi yang pertama melihat kepulan asap yang membumbung tinggi. Jiang Cheng mengernyitkan dahinya, ia bisa melihat dari mana asap pekat itu berasal, ia hendak menengok dan bertanya pada Lan XiChen, tetapi pria itu lebih dulu berbicara, "Sepertinya orang-orang dari pos terdekat sudah membersihkan Dermaga Teratai."

Membersihkan....ya, itu artinya sumber dari asap yang membumbung tinggi itu berasal dari mayat-mayat orang Sekte Wen yang dibakar. Kerutan di dahi Jiang Cheng sedikit menghilang begitu mengetahuinya, bahkan ada kepuasan yang melintas di matanya.

Jiang Cheng mengatupkan rahangnya dan berbalik sedikit, "Apakah kita belum tahu siapa yang melakukan ini?" Maksudnya adalah peristiwa pembantaian Sekte Wen di Dermaga Teratai, siapa orang gila yang cukup kuat untuk melakukannya?

Lan XiChen membalas, "Sebelumnya aku mendengar bahwa Wang Lingjiao membuat keributan di malam hari, ia berteriak soal bertemu hantu dan semacamnya lalu pergi menemui Wen Chao. Namun, tidak lama setelahnya seluruh Dermaga Teratai menjadi kacau balau, menurut penyelidikan ada banyak hantu jahat yang datang malam itu."

'Sebanyak apa hantu itu hingga bisa meratakan orang-orang Wen ini?' Tanya Jiang Cheng dalam hatinya. Lan XiChen memperhatikan perubahan raut wajah Jiang Cheng, tetapi tidak ingin menjawab pertanyaan yang berada di benak kucing itu. Lan XiChen justru berkata, "Karena kedatangan hantu yang mendadak, seluruh Dermaga Teratai panik dan tiang-tiang obor berjatuhan, api melalap mereka bersama para hantu jahat itu."

"Terbakar?" Ulang Jiang Cheng.

Lan XiChen berhenti sejenak sebelum menganggukkan kepalanya, tidak ada yang lebih jelas daripada mereka berdua mengenai pemandangan macam apa saat rumah, sekte, dan kebanggaan mereka direnggut oleh nyala api yang membara. Terlebih ini adalah Dermaga Teratai yang terbakar untuk kedua kalinya, Jiang Cheng pasti lebih jelas lagi mengenai situasi saat bajingan Wen itu dibantai.

Lan XiChen bisa merasakan napas Jiang Cheng yang tidak stabil, pergerakan Qi mayat di tubuhnya juga agak berantakan lagi. "Jangan khawatir, meski sebagian besar terbakar, beberapa gedung utama tidak terkena dampak yang terlalu buruk. Jika beruntung kita bisa bermalam di Dermaga Teratai."

"Aku tidak takut."

"Tidak takut juga bagus, tetapi jangan terlalu santai, kita masih tidak tahu bagaimana kondisi di Qishan."

Mata Jiang Cheng berkedut saat mendengarnya, apakah Lan XiChen pikir dia sebodoh itu? Akan tetapi, setelah mengingat kembali sikapnya belakangan ini ia mencoba menahan diri, lagi. Ia mendengus dingin dan bergumam pada dirinya sendiri, "Aku bukan anak kecil."

Lan XiChen mendengarnya, tapi memilih tetap diam. Beberapa saat kemudian Lan XiChen mengeluarkan komando untuk mendarat di sekitar Dermaga Teratai.

Beberapa kultivator di bawah segera memberikan ruang yang cukup, kemudian salah satu dari mereka berlari untuk memanggil penanggung jawab saat ini. Jiang Cheng melompat turun begitu Shuoyue terbang cukup rendah, sedikit mengernyit karena luka-lukanya masih belum sembuh.

Eternal Darkness : XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang