Mendengar Lan XiChen mengatakan omong kosong lainnya, Jiang Cheng secara naluriah mendengus dan berpaling. Jiang Cheng melepaskan pita yang mengikat rambutnya, lantas mulai mengucir ulang surai hitamnya membentuk ekor kuda tinggi. Leher jenjang dan pucat itu terekspos, Lan XiChen untungnya hanya melihatnya sekilas, jadi ia tidak begitu terbayang-bayang oleh ingatan akan keindahan di hadapannya.
Baiklah. Seorang lengan potong memang bukanlah hal yang bisa diucapkan sembarangan. Lan XiChen sendiri, jika boleh memberikan pernyataan, ia bukanlah seorang lengan potong. Lan XiChen tidak menyukai pria, atau wanita, ia hanya tidak menyukai siapapun untuk saat ini. Namun, sebagai pria yang menginjak kedewasaan Lan XiChen jelas tidak bisa menyingkirkan hasratnya begitu saja. Cukup, semakin jauh membahasnya, maka akan semakin sedikit wajah yang akan dimiliki oleh Zewu-Jun.
Jiang Cheng menatap Lan XiChen dari sudut matanya sembari merapikan rambutnya sendiri, angin pagi yang berhembus membuat tengkuknya merinding, namun tidak apa-apa, Jiang Cheng menyukainya. Setelah berada dua tahun dalam tahanan rumah Sekte Wen, kondisi fisik Jiang Cheng banyak berubah, yah...sisa-sisa dari latihan pedang yang intens masih menyisakan bahu lurus miliknya, namun sekarang pria itu begitu kurus, kulitnya pucat, dan tentunya semua otot perut yang pernah Jiang Cheng miliki raib begitu saja.
Sosok tampan tapi juga cantik itu duduk diam dibawah cahaya temaram matahari yang belum terbit dengan sempurna, Jiang Cheng menundukkan kepalanya, menyangganya dengan satu siku berada di bingkai jendela. Diam-diam Jiang Cheng berbisik, 'Akan lebih baik jika semuanya berhenti bergerak'.
Lan XiChen tidak berbicara sedikitpun selagi ia mengunyah makanannya, Jiang Cheng yang pernah menjadi murid tamu selama beberapa bulan di Gusu-Lan tahu sedikit banyak tentang aturan Sekte mereka yang melarang anggotanya berbicara saat makan. Sebuah ide melintas dikepala Jiang Cheng, ia berpikir untuk menyumpali mulut Lan XiChen dengan makanan setiap kali pria itu akan memulai omong kosongnya.
Cahaya kemenangan muncul di manik abu-abu Jiang Cheng sebelum dihancurkan oleh sebuah anak panah yang menyerempet bahu kirinya.
"SERANGAN!!! SERANGAN!!! SEKTE WEN MENYERANG!!!"
Raungan yang dipenuhi amarah serta ketakutan itu menyeruak, seluruh tubuh Jiang Cheng membeku, begitupula dengan Lan XiChen. Wajah pria dengan pita dahi putih itu memucat, tangan kanannya sontak menyambar Shuoyue dan memasang posisi defensif.
Sebuah anak panah kembali menyasar ke arah Jiang Cheng, kali ini Lan XiChen sempurna menangkisnya. "Jiang Cheng, tetap di sini, aku akan segera..." Belum sempat kalimat itu selesai, sebuah bola api sudah dilemparkan dan mengenai bangunan di sebelah kanan ruangannya. Asap segera membumbung tinggi, bayangan orang-orang dengan seragam sekte merah bersulamkan motif matahari terlihat.
Jiang Cheng tanpa sadar meringsut ke sisi Lan XiChen, tangannya mencengkram jubah pria itu kuat-kuat. Lantas, tanpa banyak pertimbangan lebih lanjut Lan XiChen mengangkat Jiang Cheng dalam pelukannya dan membawanya pergi.
Pintu terbuka dengan mudah saat Lan XiChen menendangnya, namun di luar sana lebih banyak anggota Sekte Wen yang telah menerobos masuk. Seseorang dengan pedang berlumuran darah menerjang Lan XiChen dengan ganas, Jiang Cheng menutup matanya saat mengira mata pedang itu akan menyayat dirinya, tetapi setelah beberapa saat rasa sakit tidak segera muncul. Jiang Cheng membuka matanya dan mendapati jubah putih Lan XiChen telah berlumuran darah, kekhawatiran muncul, namun Jiang Cheng segera mengetahui jika itu adalah darah dari kultivator Sekte Wen yang telah dibunuh oleh Lan XiChen. Bagaimana caranya? Jiang Cheng juga tidak tahu.
Ada begitu banyak kekacauan, sehingga tidak seorangpun akan memperhatikan bagaimana Lan XiChen memeluknya dalam pelukan yang hangat dan kokoh sembari menjatuhkan musuh-musuhnya tanpa kesulitan apapun. Namun, sekuat apapun Lan XiChen, ia memiliki batasnya. Untuk keluar dari kepungan kultivator Sekte Wen dan berusaha menemui Nie Mingjue, Lan XiChen sudah kehilangan sebagian besar kekuatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Darkness : XiCheng
FanfictionSekte Jiang jatuh dalam kegelapan. Tidak ada yang bisa mengulurkan tangan untuk menarik Jiang Cheng dari kubangan lumpur yang menenggelamkannya. Bagaimana jadinya jika Jiang Cheng yang kehilangan inti emasnya tidak pernah bertemu dengan Wei Wuxian? ...