16. Memberikan Punggung Dingin

856 124 56
                                    

Jika memang ingin jujur, Nie Mingjue hampir melemparkan kemarahannya kebelakang dan menertawakan tingkah penurut Jiang Cheng ini. Sepertinya baik itu dirinya ataupun Jiang Cheng, mereka sama-sama tidak mau membuat Lan XiChen marah karena bertingkah seperti orang tidak beretika. Nie Mingjue menutupi sudut mulutnya yang terangkat dengan kepalan tangannya, berpura-pura batuk.

"Ekhem... XiChen, kau jangan menyalahkan ku..."

"Aku tidak, mungkin belum." Sergah Lan XiChen lembut, tapi itu justru membuat Nie Mingjue menghela napas panjang. Jiang Cheng di sisi lain masih bertingkah baik, diam dan menunggu Lan XiChen menanyainya baru ia akan bicara. Dan benar saja, wajah cantik itu kembali berpaling kepadanya, "Apa yang dikatakan Mingjue-Xiong padamu?"

"Itu...tentang Sekte Jiang."

"Baiklah, aku mengerti."

Jiang Cheng mengernyit, "Aku belum menjelaskan apapun." Kepala Lan XiChen menggeleng sebagai balasannya, kemudian ia mengetuk dahi Jiang Cheng lembut, "Aku sudah tahu tanpa perlu kamu jelaskan lagi."

Sungguh Jiang Cheng ingin menyela kalimat arogan itu, sejak kapan Sekte Lan mengijinkan anggotanya menjadi sedemikian sombong!? Tidak apa-apa....tenangkan dirimu....tidak apa-apa....pikirkan masa depan, pikirkan masa depan, kau harus memeluk pahanya untuk bisa mencapai puncak. Demi memikirkan hal itu Jiang Cheng dengan berat hati memaksa mulutnya untuk tetap diam.

Lan XiChen tidak mungkin tidak menangkap pemandangan menggemaskan ini, ia melirik Nie Mingjue yang sama-sama memiliki wajah geli namun segera berubah datar ketika matanya bertemu dengan manik gelap Lan XiChen. Memijit kepalanya, Lan XiChen mengeluh dalam hati, 'Dua orang ini benar-benar....mengkhawatirkan sekali...' desahan putus asa itu ternyata terlalu kuat hingga tetap berakhir di mulutnya.

Lan XiChen, "Mingjue-Xiong, apa yang telah kita sepakati sebelumnya?"

"Tidak membicarakan apapun mengenai Sekte Jiang untuk saat ini."

"Dan apa yang kamu lakukan?"

Nie Mingjue, "....membicarakannya." Namun Nie Mingjue cepat-cepat menyanggahnya dengan berkata, "Tapi aku tidak pernah setuju denganmu. XiChen, masalah aliansi terlalu mendesak untuk menunggu lebih lama lagi, semakin banyak kekuatan yang bisa kita miliki maka semakin baik pula."

Lan XiChen, "Bukannya aku tidak mengerti keinginan hatimu, Mingjue-Xiong. Hanya saja saat ini kondisi Jiang Cheng tidak memungkinkan untuk mengemban tanggung jawab seperti yang kamu harapkan."

"Aku akan melakukan segalanya, segala hal yang bisa membantuku menarik bajingan Wen Ruohan itu turun dari singgasananya."

"Tapi ini bukan satu-satunya jalan..."

"Lalu kau pikirkan sesuatu yang lebih baik!"

Kesunyian menyapa begitu Nie Mingjue mengatakan hal itu dengan penuh amarah, ujung pita dahi Lan XiChen yang terbang terbawa angin menggelitik pandangan Jiang Cheng, sosoknya yang tampak muda dan bersahaja, tampan dan cantik, memancarkan puncak kejayaannya di usia dua puluhan, namun ia begitu tenang dalam menghadapi seseorang seperti Nie Mingjue. Jika itu adalah dirinya, Jiang Cheng takut dalam segala kesempatan ia hanya akan berakhir seperti tadi, menggali kuburannya sendiri.

Yah....Jiang Cheng hanya tidak pernah tahu jika sejak awal dia memang selalu menjadi pribadi yang menggali kuburannya sendiri. Jadi, jika itu bukan melalui Nie Mingjue, maka dia akan menemukan kemalangan dengan sendirinya.

Tapi, itu adalah masalah di masa depan, jangan pikirkan sekarang. Yang Jiang Cheng tahu saat ini adalah Nie Mingjue sedang berada di bawah masalah serius, ekspresi keras kepalanya selalu sama seperti sebelumnya, tapi ia jelas tidak mau menatap langsung pada Lan XiChen. Terutama setelah mendengar, "Membicarakan mengenai Sekte Jiang adalah satu hal, tapi bagaimana dengan kamu yang hampir membunuhnya."

Eternal Darkness : XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang