58. Kepercayaan

182 31 4
                                    

Semua perrtumpahan darah hari ini tidak dapat diselesaikan seperti sebelumnya. Bahkan saat matahari hendak terbenam, semuanya masih dalam kekacauan. Mayat-mayat memang telah diangkut dan dibakar, namun sisa darah yang mengering tidak segera dibersihkan, membuat aula besar... ah tidak, seluruh Sekte Wen memiliki aroma kematian yang pekat. 

Wen Ruohan duduk di ranjangnya dengan Wen Qing yang sibuk membantunya membebat luka, terutama bagian dadanya yang memiliki luka besar akibat kristal yang sebelumnya ditusukkan oleh Lan Qiren. Saat ini benda itu sudah meluruh seutuhnya, memasuki sistem tubuh Wen Ruohan dan membantunya memadamkan kegilaan akibat kultivasi iblisnya. Meng Yao sendiri masih berlutut sejak dua jam yang lalu, bibirnya pucat dan bergetar, namun setidaknya ia sudah mengobati luka-lukanya dan tidak lagi mengancam nyawa.

Ia melihat bagaimana Wen Ruohan terus diam dengan ekspresi yang tidak dapat  ditebak, tetapi ia sendiri tahu tidak baik untuk memancing amarah pemimpin sekte yang sedang tidak stabil itu. Dalam hatinya, selama ia masih hidup dan memiliki kesempatan untuk menjelaskan segalanya, maka ia akan baik-baik saja.

Tatapan lembut Meng Yao tertuju pada lantai kamar, tidak bergetar hanya karena Wen Ruohan akhirnya berbicara, "Mengenai kejadian hari ini... apa ada yang ingin kau katakan?"

Meng Yao menelan ludah, "Itu adalah niatku untuk memancing pasukan Lan XiChen agar menyerang Sekte Wen dalam dua hari. Selama beberapa hari ini aku juga telah mengirim kultivator untuk melemahkan kekuatan mereka terlebih dahulu sehingga hari ini tidak akan terlalu merepotkan untuk membereskan mereka. Namun, aku lalai... setelah mengirim jauh banyak anggota Sekte Wen, aku pikir mereka benar-benar sudah kalah. Tidak disangka... sebagian besar dari mereka sudah lebih dulu memasuki area Sekte, termasuk beberapa anggota sekte Wen yang membelot."

"Kalau begitu, hukuman apa yang sekiranya tepat untuk kelalaian semacam ini."

"Pelayan ini pantas mati!"

Wen Ruohan terkekeh mendengarnya, ia mendorong Wen Qing untuk pergi dan meninggalkan hanya dirinya dan Meng Yao seorang. Tubuh separuh telanjang itu condong ke depan sebelum meraih kepala Meng Yao, mengelus kepalanya seperti seorang ayah yang penyayang, "Meng Yao, apa kau sungguh berpikir aku tidak tahu isi pikiranmu sama sekali?"

Mendengarnya membuat Meng Yao menggigit bibir lebih kuat. Lantas Wen Ruohan melanjutkan, "Seorang anak laki-laki di awal usia dua puluh tahun, berlari dengan putus asa melewati begitu banyak penderitaan hanya untuk memohon padaku agar diterima menjadi bagian dari Sekte Wen. Ia memohon begitu keras, tidak peduli jika harus dipukuli beberapa kali baru bisa melangkah masuk. Anak laki-laki itu melewati segalanya hanya untuk bertahan hidup. Jadi, Meng Yao... bagaimana aku bisa percaya saat kau mendambakan kematian sebagai hukumanmu?"

Perlahan Meng Yao memberanikan diri untuk mengangkat tatapannya, ia mengharapkan tatapan dingin dan penuh kemarahan Wen Ruohan. Namun, ketika ia berhasil melihat sepasang manik mata di atasnya, satu-satunya hal yang ia temukan adalah acuh tak acuh, rasanya seperti tidak ada lagi kepedulian yang tersisa di dalamnya.

Meng Yao menahan napas sejenak sebelum berbicara dengan berat, "Benar... aku menolak mati begitu saja, demi bertahan hidup aku telah melupakan rekan-rekanku di masa lalu. Aku membuang semua nurani dan keterikatan ku pada mereka, menjadi musuh yang berdiri berlawanan dengan mereka. Demi terus hidup, untuk bisa berdiri sebagai orang yang tidak lagi bisa dipandang sebelah mata. Zongzhu, Anda benar... seumur hidup ini aku tidak pernah berhenti berkata-kata manis... tapi aku tidak pernah menipu siapapun!"

Lengang menyapa keduanya, Wen Ruohan tidak memiliki banyak perubahan ekspresi di wajahnya, tetapi ia perlahan melepaskan cengkramannya pada kepala Meng Yao. Ia sembarangan bicara dengan ada santai, "Terima lima puluh cambukan dan sudahi sampai di sini. Besok, bawa tikus-tikus itu ke aula, aku sendiri yang akan mengakhiri kehidupan kecil mereka."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Eternal Darkness : XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang