43. Untuk Jiang Wanyin

412 44 9
                                    

Berpindah ke sisi Lan XiChen dan Nie Mingjue, sudah tiga hari sejak Lan XiChen tiba di perbatasan Qishan dan menemui Nie Mingjue. Itu artinya hampir satu Minggu berlalu sejak ia berpamitan dengan Jiang Cheng. Dalam tiga hari terakhir Lan XiChen membicarakan banyak hal dengan pemimpin aliansi yang tidak lain adalah Nie Mingjue.

Dia tidak bisa serta merta mengungkit masalah penyerangan ke Qishan begitu saja, terlebih ada beberapa hal yang tidak bisa ia ungkapkan sepenuhnya pada Nie Mingjue. Alhasil selama tiga hari ia membantu menganalisis situasi medan pertempuran mereka, strategi macam apa yang bisa membawa mereka ke kemenangan, termasuk sedikit menyinggung soal Wen Ruohan yang tampak kehilangan kestabilannya beberapa waktu terakhir.

Seharusnya dalam kondisi ini akan sangat baik jika mereka tidak membuang waktu banyak, takutnya ketika ia akhirnya berhasil membujuk orang-orang untuk menyerang Qishan, kondisi di sana sudah membaik dan berbalik menyudutkan mereka lagi.

Berdiri di atas podium tinggi, Lan XiChen meletakkan kedua tangannya di belakang punggung sembari memperhatikan latihan para kultivator di bawahnya. Beragam seragam sekte dan beragam prinsip yang berbeda dalam diri mereka, tetapi semua orang bersatu untuk melawan kejahatan Wen Ruohan. Tatapan matanya begitu dalam dan tanpa kecerahan sama sekali, pria dengan fitur tajam itu menoleh saat derit kayu terdengar dari arah belakang.

Seseorang yang jauh lebih tinggi dan gagah darinya berjalan dengan langkah berat, di tangannya tergenggam senjata tebal dan tajam yang bisa menebas apapun semudah menebas lumpur. Nie Mingjue, masih dengan tampilan serba hitamnya, datang dan mengangguk sekilas pada Lan XiChen.

Nie Mingjue, "Bagaimana persiapan di sini?"

"Semua orang berlatih dengan keras, tidak ada masalah dengan perbendaharaan maupun persediaan makanan, pun... orang-orang kita telah mengatakan situasi Qishan terkini. Semuanya akan berjalan lancar."

"Benarkah?" Tanya Nie Mingjue sambil menaikkan sebelah alisnya, bukannya dia pesimis...tapi setelah sekian banyak percobaan untuk menghancurkan benteng tinggi Wen Ruohan, mereka telah berkali-kali menghadapi kekalahan. Kesempatan ini datang dengan presentasi kemenangan yang besar, bukannya tidak senang...Nie Mingjue hanya memiliki kekhawatirannya sendiri.

Sejenak Nie Mingjue menatap Lan XiChen dalam diam, alisnya selalu mengernyit, dan bibirnya terkatup rapat.

Tiba-tiba ia berkata, "Aku sudah memutuskan untuk membagi kekuatan menjadi dua."

"Huh?"

Nie Mingjue, "7/10 dari kekuatan tempur kita akan ikut bersamaku untuk menyerbu Qishan. Situasi kita saat ini persis seperti seseorang yang berjudi, kemungkinan menang dan kalah begitu tipis, aku tidak bisa mengerahkan semuanya dalam satu pukulan."

"Tapi Mingjue Xiong...." Lan XiChen hendak memotong, ia berulang kali berkata akan baik jika mereka berhasil dalam satu kali percobaan. Itulah mengapa mereka perlu mengumpulkan kekuatan penuh.

Namun, Nie Mingjue buru-buru menggelengkan kepalanya dengan kekeraskepalaan yang kental. Ia menambahkan, "Aku tahu apa yang kau pikirkan, XiChen. Tapi mengertilah dari sudut pandang ku, saat ini yang tersisa dari kita adalah 2000 orang dengan lima sampai enam ratus diantaranya mengalami cedera. XiChen, apakah aku pernah meragukanmu?"

Apakah Nie Mingjue pernah meragukannya? Lan XiChen sedikit terdiam, namun segera menggelengkan kepalanya.

Nie Mingjue tersenyum tipis dan menepuk bahu Lan XiChen, "Aku tidak pernah meragukan mu, termasuk kali ini. Aku tidak lagi peduli siapa informan yang kau miliki, aku tahu sejauh ini ia tidak menyesatkan kita. Oleh karena itu, percayakan masalah ini padaku dan yakin pada keputusan ini, apa kau bisa melakukannya?"

Eternal Darkness : XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang