51. Awal dari Kekalahan (1)

163 35 13
                                    

Masih ada banyak jarak yang memisahkan antara Jiang Cheng dan Wen Ruohan. Masih banyak langkah yang diperlukan sampai Jiang Cheng memasuki jarak dimana ia bisa bertarung dengan Wen Ruohan. Namun, kakinya terhenti begitu ia melangkah untuk ketiga kalinya.

Sepasang mata dengan manik abu-abu itu seolah terpaku pada sosok Wen Ruohan yang balas menatapnya santai, tidak ada ketegangan ataupun kepanikan di wajahnya. Ekspresinya begitu tenang, tidak terganggu oleh segala jenis teriakan kesakitan di luar bangunan ini.

Hal ini membuat Jiang Cheng merasakan tekanan yang luar biasa. Keduanya terus bertatapan sampai Wen Ruohan sendiri yang membuka mulutnya, "Selamat datang kembali, pelacur kecil ku." Suaranya masih sama....begitu rendah dan mengerikan, wajah tampan dan matang pria itu tereduksi oleh begitu banyak aura gelap yang mengelilinginya.

Panggilan sederhana dari Wen Ruohan berhasil membuat Jiang Cheng mengernyit, 'Pelacur kecilnya?' batin Jiang Cheng.

Wen Ruohan tersenyum kecil, ah...lebih tepatnya sebuah senyum asimetris yang terukir di sudut bibirnya. Ia bersandar ke belakang dan menyilangkan kedua kakinya, meletakkan kepalan tangannya sebagai penyangga dagu. Ia menyipitkan matanya dalam senyum yang mengerikan, "Bagaimana kabar Lan Qiren, apakah dia masih begitu kaku dan menyebalkan? Aku mendengar kabarmu yang menjadi lebih baik dan lebih baik lagi di luar sana, tapi apa ini ....."

Bagian akhir dari kalimatnya terdengar begitu samar, Wen Ruohan justru menatap Jiang Cheng dari atas ke bawah dengan saksama. Meski begitu, ejekan dan tatapan merendahkan selalu ada di sana, bibirnya mencibir ringan, "Walaupun kau hidup sebagai pelacur di sisiku, setidaknya aku memberikan satu lapis pakaian dengan bahan yang baik. Sekarang lihat dirimu, begitu lusuh dan kotor. Haruskah aku mengambilmu kembali dari mereka?"

Persetan!

Jiang Cheng ingin berteriak ganas seperti dulu, seperti yang selalu ia lakukan pada Wen Ruohan di masa lalu. Tapi kenapa ia begitu gentar sekarang?

Rasa anyir darah sudah menyebar di mulut Jiang Cheng sejak ia terus menggigitnya begitu bertatapan dengan Wen Ruohan. Di sisi lain, pria dengan aura mencengangkan itu masih santai menikmati bagaimana pelacur kecilnya sudah kembali dengan kedua kakinya sendiri, begitu berani, dia harus mengapresiasi hal itu bukan?

Hanya memikirkannya saja sudah membuat Wen Ruohan terkekeh kecil, ia sedikit memajukan tubuhnya dan berkata, "Aku terkesan dengan perubahanmu, mengendalikan mayat? Tidak buruk....tapi apa kau sungguh berpikir bisa mengancam ku hanya dengan kemampuan seperti itu? Jiang Cheng kecilku, lepaskan pedangmu dan berlututlah seperti yang seharusnya."

Sesaat kemudian Jiang Cheng bisa merasakan seseorang bergerak ke belakangnya, menyerang dalam diam. Refleks Jiang Cheng agak lambat karena berada di bawah intimidasi Wen Ruohan, tetapi setelah hampir terjerembab ia bangkit dan melawan. Lawannya mengenakan pakaian sederhana berwarna kuning kecoklatan, perawakannya tidak besar atau mengancam, tetapi gerakannya lincah dan sulit diprediksi.

Jiang Cheng terdorong mundur oleh sosok itu, namun bukannya ke arah pintu keluar, ia justru bergerak semakin dekat ke arah Wen Ruohan. Sandu mulai bergetar karena Jiang Cheng yang memiliki ketakutan di hatinya, meski terus menangkis sana sini, ia yang melihat pertarungan tanpa akhir di luar bangunan semakin ciut nyalinya.

CRAANG!!!

Satu tumbukan keras antara Sandu dan pedang orang itu, Jiang Cheng terjatuh di anak tangga menuju singgasana. Tangan kanannya gemetar, dadanya panas, dan pandangannya kabur begitu ia memuntahkan seteguk darah.

"Hampir benar, kau selalu terjerembab seperti ini." Suara dari atas kepalanya kembali terdengar. Jiang Cheng sontak memaksa dirinya sendiri untuk bangkit, tapi ia gagal karena bilah tajam telah ditodongkan di lehernya.

Eternal Darkness : XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang