52. Awal Dari Kekalahan (2)

224 33 22
                                    

Begitu tak berdaya, Jiang Cheng bahkan tak bisa menggerakkan bibirnya sama sekali. Lantas rasa sakit yang sebelumnya terasa kembali begitu Wen Ruohan mencengkram kepalanya, seolah menarik sesuatu keluar secara paksa. Saat ini akhirnya Jiang Cheng paham arti kata-kata Wen Ruohan, ia tidak akan pernah bisa lepas darinya, ia tidak akan pernah bisa lari, ia hanya akan berakhir seperti sebelumnya, pertarungannya telah berakhir.

Rasanya seolah satu demi satu syarafnya terputus, sakitnya lebih tajam daripada ketika tendonnya dirobek paksa, jauh lebih menyiksa daripada ketika pertama kali ia kehilangan inti emas. Leher yang dicekik membuat Jiang Cheng tidak bisa berteriak tidak peduli seberapa menyiksa perlakuan Wen Ruohan. Jiang Cheng seolah bisa melihat kultivasi iblis yang ia latih selama ini semakin tereduksi.

Dalam ketakutan, Jiang Cheng menoleh dan melirik sedikit ke arah Wen Ruohan, apakah ini semua sudah berada dalam rencananya?

Demi melihat tatapan tajam Jiang Cheng, Wen Ruohan menyeringai tipis, "Kenapa? Apakah kau berpikir ini adalah rencanaku sejak awal? Yah... tidak salah, sejujurnya Wei WuXian sedikit lebih sulit untuk ditaklukkan, itu mengapa aku melepasmu. Aku mengorbankan beberapa markas cabang untuk memancing pria itu. Sungguh keputusan yang bijak baginya untuk menyerahkan sepotong Yin Hufu ini padamu....kalian berdua tidak pernah membuatku kecewa."

Jiang Cheng, "Per....setan...!!"

"Ya, aku akan segera melakukannya denganmu, hingga kau menangis darah. Mari lihat apa yang bisa dilakukan oleh...." Belum sempat kata-kata itu habis terucap, Wen Ruohan telah memuntahkan begitu banyak darah, menodai tubuh Jiang Cheng yang terbuka. Ia secara kasar mendorong Jiang Cheng dari pangkuannya ke lantai. 

Wen Ruohan, "Meng Yao!" Panggilnya dengan suara parau dan panik.

Darah tidak berhenti mengalir dari mulutnya, semua arogansi dan aura membunuh yang pekat segera terpecah begitu saja. Wen Ruohan yang tidak segera melihat Meng Yao datang menjadi semakin kesal, "Meng Yao!" Panggilnya sekali lagi.

Tidak lama setelah itu, dari balik pintu di sisi lain ruangan, Meng Yao terburu-buru berlari menuju Wen Ruohan dan membantunya menopang tubuhnya sendiri, "Wen Zongzhu, bertahanlah sebentar. Aku akan memanggil Wen Qing."

"Cepat!"

Selama Meng Yao pergi untuk memanggil Wen Qing dan kembali lagi bersamanya, Wen Ruohan terus meremas dadanya yang sakit. Perlahan darah juga mulai keluar dari kedua matanya yang menatap tajam segala arah. Begitu Meng Yao kembali dengan seseorang di belakangnya, Wen Ruohan sempurna hanya bisa melihat kabut merah darah.

Bisa saja Jiang Cheng memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang, dan ia sungguh sudah berniat melakukan hal tersebut. Namun, ketika seorang wanita yang sepertinya seorang tabib sibuk merawat Wen Ruohan, Jiang Cheng yang baru saja mengangkat tangannya sudah lebih dulu ditendang dari posisinya dan berguling di anak tangga hingga dasar pelataran oleh pria yang sejak tadi dipanggil Meng Yao itu.

Sambil mengerang nyeri, Jiang Cheng bisa melihat sosok kurus Meng Yao menutupi Wen Ruohan yang tengah dirawat dengan tubuhnya. Ia berkata, "Seseorang, segera umumkan pada aliansi bahwa mereka telah kalah. Beritahu mereka bahwa kita telah menyandera Nie Mingjue dan Jiang Wanyin, segera minta mereka menyerahkan kota-kota yang telah direbut, dan membubarkan diri sebelum Sekte Wen yang melakukannya."

Suaranya tenang dan halus, tetapi berhasil mencapai seluruh ruangan yang luas ini. Setelah itu, sama seperti bagaimana ia membawa Nie Mingjue, Jiang Cheng juga diikat kedua tangannya. Meng Yao tidak menunjukkan begitu banyak ekspresi selain tersenyum tipis dan membawa Jiang Cheng yang terus memberontak ke penjara bawah tanah secara pribadi.

Jiang Cheng menggertakkan gigi, ia didorong paksa untuk berjalan dengan kaki terseok, sesekali ia akan melirik wajah halus dan penuh kasih Meng Yao. Bajingan ini....Lan XiChen benar-benar terperdaya oleh wajah baik hatinya!

Eternal Darkness : XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang