14. Mengorbankan Segalanya

1K 147 26
                                    

Berjalan berdampingan, Lan XiChen dan Jiang Cheng tetap diam tanpa berbicara sama sekali. Lan XiChen sengaja membawa Jiang Cheng menuju salah satu bagian yang tidak rusak oleh pertarungan tempo hari, sebuah taman sederhana yang hijau, sebuah paviliun kecil berukuran 2 X 2 meter berada di tengahnya lengkap dengan meja dan kursi.

Seperti biasa, Lan XiChen membantu Jiang Cheng duduk dengan sangat alami, seolah ia ditakdirkan untuk melayani Jiang Cheng. Sejak awal bibir Lan XiChen tidak melepaskan senyumannya, dimana itu berhasil membuat Jiang Cheng berdebar dan kesal karenanya. 'Apa-apaan orang ini!? Apa otaknya rusak!?' ujarnya dalam hati, namun makian terlihat jelas dari cara dia memandang Lan XiChen.

Demi membalasnya Lan XiChen berdengung dan melirik wajah cemberut kucingnya, "Apa kamu lapar?"

"Aku baru saja makan beberapa waktu lalu." Balasnya.

'Benar. Aku lapar. Kau bajingan yang merampas rotiku!' namun tentu jangan berharap dengan bagaimana Jiang Cheng membalas pertanyaan itu dalam senyap.

Lan XiChen, "Tapi kamu terlihat pucat. Kamu juga tidak mengambil banyak makanan sebelumnya."

"Bagaimana keadaan orang-orang?"

Lan XiChen, "Kamu begitu kurus, aku harus mengurusmu lebih baik lagi."

Jiang Cheng, "Aku mengkhawatirkan keputusan yang akan diambil Chifeng-Zun. Beritahu aku jika dia sudah memutuskan."

Senyum lembut muncul lagi, "Wanyin, apa makanan kesukaanmu?"

"Lan XiChen!"

"Aku? Apa kamu menyukaiku? Haha..."

Bagus. Tertawa saja. Tertawa saja sepanjang hidupmu! Jiang Cheng mengangkat tongkatnya dan mengayunkannya ke arah Lan XiChen, tetapi apa yang bisa ia harapkan? Lan XiChen adalah praktisi bela diri nomor satu, jadi tentu saja serangannya dihindari dengan mudah.

Lan XiChen melompat dari kursinya, tetap mempertahankan wajah tampannya yang tersenyum. Ekspresi Jiang Cheng menggelap, "Duduk. Biarkan aku memukulmu." Perintahnya menggunakan suara rendah.

"Jiang Cheng, jangan menyakitiku."

'Bagian mana dari wajahku yang terlihat akan menurutimu!?' tongkat kayu sekali lagi mencoba menyodok perut Lan XiChen, tapi Lan XiChen kembali berkelit sembari tertawa kecil.

Jiang Cheng mendengus kesal hanya untuk mendapati Lan XiChen yang tiba-tiba berada di belakangnya dan mengusap kepalanya gemas, "Lan XiChen!" Keluhnya, kali ini lebih lemah. Rambutnya berantakan sekarang.

Lan XiChen menghentikan tawa menyebalkannya lalu memperbaiki tatanan rambut Jiang Cheng, ia melirik sekilas pada bekas luka bakar melingkar pada telunjuk remaja itu lantas berpaling, seolah-olah itu tidak mengganggunya sama sekali.

Jiang Cheng bisa merasakan Lan XiChen menjauh setelah selesai dengan pekerjaannya, dia menoleh dan berkata serius, "Aku benar-benar ingin tahu apa yang akan diputuskan oleh Nie Zongzhu." Tatapannya tegas dan tajam, Lan XiChen bisa mengetahui kesungguhannya dalam sekali pandang. Jadi, dia tidak lagi bermain-main.

Lan XiChen mengangguk pelan, "Untuk Mingjue-Xiong sendiri, aku yakin ia berniat melakukan penyerangan, tetapi untuk penatua yang lain...akan selalu ada pertentangan."

Yah...bukannya Jiang Cheng tidak tahu soal itu. Jiang Cheng paham betul apa yang dimaksud dengan 'pertentangan' di sini, karena ia telah dididik untuk menjadi penerus Sekte Jiang secara tidak langsung Jiang Cheng akan memperhatikan betul bagaimana ayahnya menangani setiap diskusi. Dan setiap kali perundingan diadakan, daripada kata pertentangan sepertinya perdebatan tanpa akhir menjadi cara paling sempurna untuk menggambarkannya.

Eternal Darkness : XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang