4. Lan itu Menawan, Jiang itu Terpesona

1.4K 196 9
                                    

Saat tubuh dan pikiranmu lelah, terlebih mental dan hatinya telah lama terluka, tidak peduli sebanyak apapun tidur yang kau miliki itu tidak akan pernah cukup. Sama seperti Jiang Cheng yang akhirnya membuka kedua matanya, ada kepanikan karena ia terbangun di tempat yang tidak ia kenali, namun ia segera mengingat jika beberapa waktu lalu Sekte Wen akhirnya membuangnya.

Meski begitu, tidak ada kelegaan di hati Jiang Cheng. Hatinya merasa kosong, seolah suara lantunan musik yang samar tidak terdengar di telinganya. Matanya yang redup itu menatap tanpa arah pada langit-langit kamar, sekarang dunianya abu-abu, tak berwarna, monoton, membosankan.

Jiang Cheng hendak memejamkan matanya kembali, tetapi suara Lan XiChen yang masih asing ditelinga terdengar, "Jiang Gongzi." Begitu lembut, dan entah mengapa saat panggilan Gongzi keluar dari bibir Lan XiChen, tidak ada sedikitpun jejak merendahkan yang terasa.

Akan tetapi, Jiang Cheng sejak awal selalu menjadi orang yang begitu sensitif, ia tidak pernah tahu jika ada seseorang di dunia ini yang benar-benar memiliki hati tanpa kebencian terhadap orang lain. Seperti Lan XiChen.

Maka dari itu kedutan samar mulai terasa di dahi Jiang Cheng, sang empu memejamkan matanya, berpura-pura tidak mendengar panggilan Lan XiChen sama sekali. Di balik selimut tangannya mengepal kuat, 'Apa dia sedang menghinaku?' tanyanya sinis dalam hati.

Jiang Cheng berharap dengan mengabaikan Lan XiChen seperti ini, maka pria itu akan pergi menjauhkan diri dari dia, siapa sangka sisi tempat tidurnya justru berderit ringan. Tidak lama setelahnya sebuah sentuhan seringan bulu menyapu sisi wajah Jiang Cheng, "Apa yang kau lakukan!?" Sentak Jiang Cheng tiba-tiba, karenanya Lan XiChen juga ikut terlonjak kaget dan menjauhkan tangannya seketika.

Wajah tampan Lan XiChen menunjukkan senyum bersalah, "Maafkan aku, seharusnya aku meminta persetujuanmu terlebih dahulu."

Sudah terlanjur begini, Jiang Cheng tidak bisa bersandiwara lagi, ia mencebikkan bibirnya lantas menggeser tubuhnya menjauh dari Lan XiChen. Jiang Cheng hendak duduk bersandar, namun pinggangnya sakit dan membuatnya meringis, "eugh..."

"Jiang Gongzi..." Tangan Lan XiChen sudah terulur untuk membantu Jiang Cheng, namun karena mendapatkan tatapan tajam dari Jiang Cheng, Lan XiChen segera mengurungkan niatnya.

Dengan berat hati Lan XiChen harus menahan dirinya sendiri dari membantu Jiang Cheng yang tampak sangat kesulitan.

Saat mengambil posisi duduk, selimut yang sebelumnya membungkus tubuh Jiang Cheng jatuh dengan sendiri nya. Tubuh kurus dan dipenuhi bercak merah serta lebam itu tampak ringkih dibalik jubah luar milik Lan XiChen, tanpa sadar Lan XiChen memalingkan wajahnya. Sayang, Jiang Cheng mengartikannya sebagai sebuah penghinaan. Ia melirik dirinya sendiri dan tertawa sinis, "Maaf karena membuat Zewu-Jun melihat pemandangan tidak senonoh ini."

"A-apa? Bukan begitu, Jiang Gongzi, aku hanya tidak kuasa untuk..."

Jiang Cheng melambaikan tangannya lemas, "Lupakan...." Ia sedikit menyeret kalimatnya, Jiang Cheng membiarkan Lan XiChen menunggu dalam kekhawatiran untuk sejenak, "...aku akan mengurus diriku sendiri. Zewu-Jun, kau boleh pergi sekarang."

Lan XiChen, "Tidak. Jiang Gongzi..."

"Tolong jangan panggil aku dengan gelar itu lagi." Nada suara Jiang Cheng tercekat, namun ia berusaha menahan perasaannya sendiri dengan melotot galak ke arah Lan XiChen. Bibir tipis itu terkatup begitu mendengar sentakan dari Jiang Cheng, kemudian Lan XiChen menganggukkan kepalanya, "Jiang Cheng?"

"....mn."

"Baik. Jiang Cheng, biarkan aku membantumu membersihkan diri, aku sudah menyiapkan air hangat untukmu berendam. Ayo, berikan tanganmu."

Eternal Darkness : XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang