32. Kucing Keras Kepala

522 60 12
                                    

Dua minggu berlalu cepat, udara semakin dingin dari hari ke hari. Jiang Cheng yang belum memulai latihan pedangnya masih harus menahan dinginnya awal musim dingin di balik mantel tebal. Tubuhnya menggigil setiap kali angin berhembus, ia merutuk dalam hati soal betapa menyebalkan kondisinya sekarang.

Lan Qiren bukannya tidak pernah mengingatkan Jiang Cheng untuk berlatih pedang saat ada waktu, hanya saja kucing satu ini terlalu bebal untuk dinasihati. Setiap kali pagi menyapa Jiang Cheng hanya akan melakukan peregangan ringan sambil menyesap secangkir teh panas, lalu ia akan membasuh wajahnya dan pergi ke aula utama untuk bekerja.

Saat malam tiba Jiang Cheng akan mengunjungi Lan Qiren untuk memberikan salam, lebih sering menanyakan ini dan itu, meminta saran. Akan tetapi, setelahnya ia akan bergeas kembali ke kamar, berkultivasi, lalu tertidur pulas. Seperti itulah kebiasaan kucing ini. Tidak bisa dikatakan pemalas memang, tetapi ia sudah membuat Lan Qiren dan Wei WuXian khawatir setiap kali energi di dalam dirinya mengacau.

Yah...pada akhirnya rahasia ini akan terungkap. Lan Qiren yang saat itu ditemani oleh Wei WuXian mau tidak mau menerima keadaan mengenaskan ketika Jiang Cheng kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Wei WuXian yang waktu itu duduk di atas tubuh Jiang Cheng demi menghalangi Jiang Cheng menyakiti dirinya sendiri tidak bisa berbuat apapun selain menyingkir setelah Lan Qiren membuat shidi nya tak sadarkan diri.

Rambut pria kurus itu berantakan. Wajahnya memerah oleh sisa-sisa kemarahan dan depresi. Wei WuXian tersengal, bukan karena kewalahan menangani pemeberontakan Jiang Cheng, tetapi karena ia harus menyaksikan orang yang dulunya nampak begitu kuat kini harus berada dalam kondisi seperti ini.

Tanpa sadar Wei WuXian mengambil beberapa langkah menjauh, ujung-ujung jarinya bergetar, 'Aku harus pergi...ini semua salahku' itulah yang ia bisikkan dalam hatinya.

Tepat ketika Wei WuXian berbalik dan ingin berlari pergi, suara dalam Lan Qiren terdengar, "Jangan pergi, Wei Gongzi. Aku tidak tahu apakah aku berhak menghentikanmu, tetapi Jiang Zongzhu memerlukanmu sekarang."

Rahang Wei WuXian bergemeletuk oleh amarah, "..." Tidak ada jawaban yang keluar dari mulutnya.

Wei WuXian menggenggam Chen Qing lebih erat lagi, ia kemudian mengamati sosok Jiang Cheng yang berbaring di kasurnya. Seketika itu juga ia mengeryit dalam, sesuatu yang salah telah terjadi. Dengan satu langkah besar Wei WuXian kembali menghampiri Jiang Cheng, ia meraih pergelangan tangan yang terkulai itu, memeriksa denyut nadinya.

Dirinya bukanlah seorang dokter, tetapi ia bisa mendeteksi aliran qi mayat yang menggelora. Wajah seputih kertas Jiang Cheng, dipadukan dengan kekacauan di dalam dirinya. Yang dipikirkan oleh Wei WuXian saat itu adalah untuk duduk di sisi Jiang Cheng dan mulai menyerap energi dari dalam tubuh kucing kecil ini.

Namun, ia dihentikan oleh Lan Qiren sebelum ia sempat memfokuskan dirinya. Wajah yang selalu Wei WuXian kritik sebagai ketus dan tidak dapat diajak bercanda sekarang menghalangi dirinya. Tidak lagi peduli siapa itu, Wei WuXian menepis tangan Lan Qiren yang menghalangi dirinya, mendorong dada pria di akhir tiga puluhannya itu hingga terpelanting mundur.

Wei WuXian segera meletakkan telapak tangannya di kepala Jiang Cheng, bersiap menyerap semua energi negatif yang beredar di meridian Jiang Cheng.

BRAAKK!!

Sebuah gelombang energi menerbangkan sosok Jiang Cheng dan Wei WuXian. Bedanya adalah, Wei WuXian betulan terpelanting hingga menabrak dinding, sementara Jiang Cheng dicekal dalam pelukan Lan Qiren agar tidak ikut menabrak barang-barang. Sosok berjubah putih itu lagi-lagi membangkitkan kekesalannya, mengapa semua orang dari Sekte Lan begitu suka ikut campur?

Eternal Darkness : XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang