18. Janji untuk Ditepati

795 126 37
                                    

Waktu berlalu dengan cepat, dalam sekejap Jiang Cheng yang kelelahan karena menawarkan bantuan di sana sini kepada para kultivator akhirnya berbaring kelelahan di atas ranjang tendanya. Lan XiChen masih belum kembali, jadi Jiang Cheng bisa berbaring sesuka hatinya memenuhi kasur.

Rambutnya yang tadi terikat sudah kembali ia gerai, sepertinya Jiang Cheng menjadi lebih terbiasa membiarkan rambutnya tidak terikat setelah sekian lama menjadi tahanan rumah dari Wen Ruohan, membuatnya justru merasa pusing jika membiarkan rambutnya diikat terlalu lama.

Jiang Cheng mengubah posisinya menjadi tidur menyamping, tangan kanannya menyangga kepalanya sambil menatap lurus ke arah tirai yang tertutup. Jelas menanti kedatangan seseorang. Satu menit....dua menit...ia mendecak kesal, "Kemana orang itu pergi!? Apa dia meninggalkan kota atau apa!?" Kenapa bajingan itu belum juga kembali!?

Menendang udara kosong dengan kesal Jiang Cheng terduduk di atas ranjang, mengambil sikap lotus dan mulai bermeditasi. Jiang Cheng bisa merasakan jejak samar qi mayat yang bersemayam di dalam tubuhnya, meninggalkan perasaan dingin yang mencekam, mengingat kembali basis pengetahuan kultivasi Jiang Cheng mencoba menggerakkan energi samar itu untuk berkumpul di satu titik.

Sulit, tentu saja. Tidak seperti kultivasi di jalur benar yang energinya bisa dikumpulkan untuk membentuk inti emas, kultivasi setan semacam ini memiliki penolakan satu sama lain. Itu adalah alasan mengapa kultivator iblis sebagian besar tidak memiliki inti emas, mereka bahkan tidak akan bisa tertidur dengan nyenyak karena harus terus menerus mengendalikan energi yang mengalir di meridian mereka.

Sayang sekali, Jiang Cheng harus berakhir di kondisi seperti ini. Sebesar apapun kebenciannya pada para kultivator iblis, dia jelas lebih membenci Wen Ruohan!

Aliran qi yang samar perlahan, tapi pasti, menjadi lebih kuat dan bergejolak, mungkin karena Jiang Cheng sengaja merangsangnya untuk sesaat semua inderanya kembali setajam sebelumnya. Hanya saja ia harus tertegun begitu mendengar langkah kaki yang mendekat ke arah tenda tempat ia berada. Buru-buru Jiang Cheng menghentikan meditasinya dan membuka mata terkejut.

Bibir merah muda itu terbuka kecil, seolah ingin menjelaskan sesuatu pada seseorang yang baru saja datang, tapi ia jelas tidak berhasil menyuarakan apapun. Bahu kurus Jiang Cheng bergetar saat ia tidak melihat sosok Lan XiChen, melainkan Nie Mingjue.

Alis tebal itu mengernyit dalam, "Apa yang kau lakukan barusan?"

Jiang Cheng menggelengkan kepalanya panik, "Ti-tidak ada!"

"Apa kau pikir aku buta!? Semua energi gelap ini, apa yang kau lakukan!?"

"Sudah ku katakan, aku tidak melakukan apapun...!!"

"Jiang Cheng!!!" Sentak Nie Mingjue, lantas secepat kilat tubuh besarnya berada di hadapan Jiang Cheng, tangan-tangan yang terbiasa menggenggam Baxia itu menggenggam kedua lengan atasnya kuat. Nie Mingjue menggeram panjang, "Apa kau begitu putus asa untuk mencari kekuatan, hah!? Apa kau begitu putus asa hingga harus jatuh seperti ini!?"

Diteriaki di depan wajahnya, Jiang Cheng seharusnya memberontak dan balas berteriak marah. Namun dari balik punggung kokoh Nie Mingjue, Jiang Cheng bisa melihat bayangan Lan XiChen yang datang menghampiri. Meski dipenuhi kesulitan Jiang Cheng menekan amarahnya dan menatap galak pada Nie Mingjue, sepasang mata cantik itu berkaca-kaca.

Hati Nie Mingjue seolah disiram air dingin, bajingan ini....kenapa dia menjadi begitu lemah!? Dan hanya beberapa saat setelahnya Nie Mingjue mengetahui dengan jelas alasannya, ia selalu mengenali aura Lan XiChen, jadi begitu pria itu melangkah masuk Nie Mingjue terpaksa melempar tubuh Jiang Cheng kembali ke ranjang dan memejamkan matanya. Mencoba menekan ledakan amarah yang membuncah.

Eternal Darkness : XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang