42. Tubuh yang Kompatibel

316 44 8
                                    

Beberapa orang mungkin terusik oleh keributan kecil yang dimiliki Wei WuXian dan Jiang Cheng di kamar semalam, tetapi tidak ada yang berani bertanya mengenai apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka. Pagi ini Jiang Cheng bangun agak siang dan membiarkan orang yang bertugas untuk mengantarkan sarapan balik badan dan menunggu sampai sang pemilik kamar bangun. Meski sudah dua tahun berlalu, beberapa orang masih mengingat kepribadian galak Jiang Gongzi ini.

Di dalam kamar sendiri tidak terlihat keberadaan sosok lain kecuali Jiang Cheng yang berbaring di ranjang dengan rambut terurai. Tangannya menggantung dari dipan dan menjadi bantal kepalanya sendiri. Mungkin Jiang Cheng akhirnya merasa kualitas tidurnya lebih baik dari sebelumnya sehingga ia perlahan membuka kedua matanya. Ventilasi udara sudah memiliki cahaya terang, menandakan pagi hari sudah tiba.

Ia ingin duduk dan menenggak segelas air untuk menjernihkan pikirannya, tetapi Jiang Cheng terlalu malas untuk melakukan itu semua saat ini. Ia justru bergerak untuk mengubah posisi tidurnya menjadi terlentang. Jubah dalamnya tersingkap dan menunjukkan kulit putih dan sebuah kacang merah kecil. Pinggangnya ramping, yang syukurlah tidak sekecil ketika ia baru saja datang, dan sedikit gurat otot menjadi lebih tegas.

Dirinya baru saja hendak memejamkan mata kembali, namun ketukan pintu terdengar. Hal itu disusul oleh suara lembut wanita, "Jiang Zongzhu, apakah Anda sudah bangun?"

Jiang Cheng tidak segera menjawab, ia mengangguk pelan padahal siapapun di balik pintu kayu tidak akan bisa melihat gerakan halus tersebut. Masih mengantuk membuat Jiang Cheng yang melamun perlahan memasuki fase tidurnya kembali.

"Saya akan kembali lagi nanti," ujar suara itu yang segera membuyarkan lamunan Jiang Cheng. Seketika ia duduk di ranjang, membiarkan sebelah jubahnya merosot hingga siku ketika menanggapi, "Masuk." Suaranya masih serak dan terputus karena tenggorokan kering.

Kelegaan muncul di hati wanita tadi, hei dia sudah bolak balik tiga kali sebelum ini untuk menanti apakah Jiang Cheng sudah bangun atau belum. Ia tidak bisa menerobos begitu saja dan meninggalkan makanan untuk Jiang Zongzhu perlahan menjadi dingin bukan? Itu sungguh sebuah kabar baik karena Jiang Cheng akhirnya menanggapi dirinya.

Setelah berkata ia akan masuk, Jiang Cheng bisa melihat seorang wanita berpakaian sederhana membawa nampan dengan makanan serta sepoci teh panas. Uap mengepul dari ujung teko tersebut, wanita tadi dengan sopan meletakkan nampan di atas meja dan menuangkan secangkir teh panas. Meski tidak berniat melihat sesuatu yang aneh, tidak bisa dipungkiri pemandangan Jiang Cheng yang duduk dengan sebagian tubuh atasnya terekspos adalah sesuatu yang akan dilihat semua orang begitu membuka pintu kamarnya.

Ayolah, dia hanya pelayan wanita yang memiliki sedikit kultivasi, dia bekerja di sini atas dasar keterikatannya terhadap sekte yang pernah manaunginya. Siapa sangka saat ia bekerja pagi ini, terlebih setelah bolak balik dengan perasaan cemas karena harus mengantarkan sarapan untuk Jiang Zongzhu, orang yang ia dengar memiliki temperamen buruk itu sekarang masih duduk di atas ranjangnya dengan ekspresi setengah sadar dan setengah tertidur?

Jiang Cheng sendiri tidak begitu peduli, justru mulai menyibak rambut panjangnya ke satu sisi, menonjolkan lebih banyak profil sampingnya yang tajam. Dia tidak melihat rona merah aneh di wajah pelayan wanita itu saat menatapnya dan berbicara, "Tolong minta seseorang menyiapkan air mandi."

"...baik, Jiang Zongzhu." Balik kanan, pelayan itu bergegas keluar dari kamar yang menjelma sebagai sarang singa, setidaknya untuk dirinya. Apakah Jiang Cheng harus menunjukkan penampilan seperti itu dihadapan wanita!?

Pintu perlahan tertutup, tapi Jiang Cheng meminta agar sebagian pintu dibiarkan terbuka. Setelah membenarkan jubahnya yang turun, Jiang Cheng beranjak berdiri tanpa mengancingkannya. Musim dingin membuat teh panas menjadi cukup hangat untuk segera ia minum dalam satu tegukan.

Eternal Darkness : XiChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang