Duduk di hadapan api unggun, Jiang Cheng memeluk dirinya sendiri dalam diam. Pertarungan telah usai, Lan XiChen dan Nie Mingjue berhasil mempertahankan wilayah ini dari Sekte Wen. Namun bayaran yang diberikan tidak sedikit, puluhan bahkan ratusan kultivator meregang nyawa, lebih banyak lagi terluka parah dan hampir tidak bisa berjalan.
Pertempuran mulai saat pagi hari baru saja tiba, Lan XiChen dan Jiang Cheng baru saja menyelesaikan sarapan mereka, lantas segalanya berubah dengan cepat. Bangunan-bangunan terbakar, sebagian sumber daya untuk musim dingin terbuang sia-sia. Hampir tengah hari saat akhirnya bendera Sekte Wen menjauh dan lambat laun menghilang dari pandangan.
Jiang Cheng yang telah terluka parah dibawa oleh Lan XiChen ke tempat dimana semua orang yang terluka di rawat. Itu adalah kekacauan sebelum pertempuran berakhir, teriakan dimana-mana, erangan putus asa karena tidak lagi memiliki kemampuan untuk mengatakan betapa tersiksanya mereka. Luka di tubuhnya sudah cukup menyiksa, dan mendengar semua itu membuat Jiang Cheng kembali dibawa ke waktu dimana Sekte Jiang runtuh. Mimpi buruknya.
Beruntung Lan XiChen adalah orang yang membawanya, ia mendudukkan Jiang Cheng di ranjang pasien di sudut ruangan. Jiang Cheng meringis kesakitan begitu Lan XiChen mendudukkannya, "Tunggu sebentar," ujar Lan XiChen. Lantas pria dengan ikat dahi bersulamkan motif awan mengalir itu berpaling, gerakannya canggung dan berantakan.
Tangan Lan XiChen bergetar hebat saat ia meletakkan peralatan medis di sisi ranjang dan membuka pakaian Jiang Cheng. Bahu dan lengan remaja dihadapannya terluka, tapi yang paling parah adalah yang berada di pinggang dan punggungnya. Lan XiChen meringis, telapak tangan berkeringatnya menyentuh tengkuk Jiang Cheng, lalu perlahan aliran anergi spiritual yang hangat terasa.
Jiang Cheng menarik napas lega, sedikit kenyamanan menerpa dirinya, perlahan-lahan rasa sakit mulai terkikis. Mata sayu Jiang Cheng samar-samar terbuka, menatap wajah menangis Lan XiChen dan ia tertegun. Kenapa? Kenapa pria ini menangis? Ia adalah orang yang terluka di sini, ia yang menderita, mengapa dia ikut menangis? Jiang Cheng ingin menanyakan semua kebingungannya, namun ia tidak mampu, ia hanya diam dihadapan Lan XiChen yang terus menunjukkan penyesalan di wajahnya.
Kekuatan spiritual Lan XiChen hanya digunakan untuk mengehentikan pendarahan hebat, tapi tidak bisa sepenuhnya menyembuhkan luka di tubuh Jiang Cheng. Meski gugup Lan XiChen menaburkan bubuk pembeku darah dan obat-obatan lainnya, membalut lukanya dengan perban, yang meskipun berantakan, Jiang Cheng berterimakasih karenanya.
Jubah Jiang Cheng sudah compang-camping, Lan XiChen mengeluarkan satu set pakaian baru dari kantung qiankun miliknya dan membantu Jiang Cheng berpakaian dengan cepat. Begitu selesai dua pasang mata itu akhirnya bertemu kembali, Jiang Cheng tidak memiliki tatapan khusus, namun Lan XiChen memiliki sepasang manik yang berkaca-kaca. Tangannya menyentuh punggung tangan Jiang Cheng dan berkata, "Aku akan kembali nanti. Tempat ini aman, ada array perlindungan yang menjaga di sekelilingnya."
Jiang Cheng, "...pergilah." Meskipun Lan XiChen memberinya kenyamanan, Jiang Cheng tahu pria ini memiliki sesuatu yang lebih penting untuk diurus. Maka dari itu ia mendorongnya pergi sekali lagi, tapi kali ini Jiang Cheng tidak mengatakannya dengan acuh tak acuh, tangannya menepuk ringan punggung tangan Lan XiChen yang menyentuhnya.
Lan XiChen menggigit bibirnya, terlihat menggemaskan untuk seorang pria diusianya. Namun, ia berbalik setelah meremas tangan Jiang Cheng untuk terakhir kalinya.
Waktu berlalu dengan begitu cepat, dari sela-sela jendela Jiang Cheng mengintip keadaan di luar. Bajingan-bajingan Wen yang mencoba memasuki ruangan ini terjebak oleh array perlindungan yang tidak lain dan tidak bukan adalah array pembunuh. Jiang Cheng tidak memiliki ekspresi apapun di wajahnya, hanya perlahan-lahan langit mulai gelap, Jiang Cheng enggan untuk duduk lebih lama dan bangkit dari ranjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Darkness : XiCheng
FanfictionSekte Jiang jatuh dalam kegelapan. Tidak ada yang bisa mengulurkan tangan untuk menarik Jiang Cheng dari kubangan lumpur yang menenggelamkannya. Bagaimana jadinya jika Jiang Cheng yang kehilangan inti emasnya tidak pernah bertemu dengan Wei Wuxian? ...