Ketika semua orang disibukkan oleh pekerjaan membersihkan sisa-sisa pertarungan dan memindahkan barang bawaan ke kereta kuda yang masih utuh, Jiang Cheng diseret paksa oleh Lan XiChen untuk kembali ke markas terlebih dulu, ia bahkan membuat Jiang Cheng meninggalkan Lan Wangji dan Wei WuXian begitu saja. Langkah kaki Lan XiChen ringan dan lebar, sementara Jiang Cheng cepat dan cenderung terburu-buru. Tangan Jiang Cheng meremas sebuah sapu tangan yang bernodakan darah dan tanah basah, ekspresi cemberut tidak pernah menyingkir dari wajah muda itu.
Jiang Cheng mengerucutkan sedikit bibirnya dan mengerut dalam, ia sejak tadi sudah menahan diri untuk bertanya pada Lan XiChen mengenai orang-orang Wen yang tampak aneh tadi, tetapi ia tak segera menemukan kesempatan. Yah...lebih tepatnya Jiang Cheng tidak segera membuat kesempatan untuk bertanya. Entahlah apakah kucing itu mengetahui ini atau tidak, namun sejak awal Lan XiChen sudah mengetahui besarnya rasa penasaran Jiang Cheng dan memilih untuk diam sembari sesekali melirik pada sosok remaja tanggung di sisinya itu.
Pada akhirnya, itu adalah Jiang Cheng yang berdecak kesal dan mulai bersuara, "Sebenarnya apa yang terjadi pada mereka? Kenapa orang-orang itu terus bangkit bahkan setelah aku menusuk perut mereka dan memburai ususnya?"
Siapa yang dimaksud? Lan XiChen tidak lagi bertanya. Ia sedikit menengok pada Jiang Cheng dan tersenyum lembut, "Mereka adalah boneka yang dikendalikan. Seperti sebuah boneka kayu, selama master di balik layar berkehendak untuk menggerakkan mereka....tentu saja tubuhnya akan bergerak mengikuti perintah pengendali itu. Tidak peduli apakah boneka itu terluka atau hancur, selama masih bisa bergerak...mereka tidak akan berhenti menyerang."
Kemarahan di hati Jiang Cheng semakin memuncak, "Siapa psikopat yang tega melakukan hal seperti itu!? Bahkan mayat kuda diperlakukan lebih baik!" Benar, siapa yang bisa melakukan kekejaman seperti itu? Jiang Cheng tahu jawabannya, tetapi mulutnya bergerak lebih cepat untuk mempertanyakan hal itu.
Menelan ludahnya kasar Jiang Cheng terbatuk kecil dan menambahkan, "Jadi...apakah Wen Ruohan yang melakukan ini semua?" Senyum di bibir Lan XiChen pudar, tetapi ia mengangguk atas pertanyaan Jiang Cheng. "Ini bukan kali pertama, melihat tiga kota jatuh dalam waktu berdekatan Wen Ruohan pasti merasa terdesak dan akhirnya mulai bergerak. Mengingat laporan jika kultivasi Wen Ruohan sedang tidak stabil, serangan ini pasti memiliki dampak lebih fatal baginya."
"Kalau begitu, Nie Zongzhu...."
"Tidak, belum pasti, Dage masih harus mempertimbangkan berbagai faktor. Untuk itu aku sangat berterima kasih saat kamu memutuskan untuk menjadi penanggung jawab di Kota Xian karena setelah ini aku harus menyusul Dage dan yang lain."
Jiang Cheng, "Apakah pemimpin sekte lain akan berkumpul juga?"
Lan XiChen, "Melihat situasi yang kita nantikan telah tiba, yaitu ketika Wen Ruohan berada di masa kritis karena kultivasinya, kemungkinan besar aliansi akan mengumpulkan kekuatan utama dan menyerang. Pertempuran ini harus maksimal dan fatal bagi Wen Ruohan karena jika gagal....konsekuensi yang pihak kita terima tidak bisa ditanggung lagi."
Langkah Lan XiChen dan Jiang Cheng terhenti di saat yang bersamaan, dua tahun hidup dalam kegelapan, penderitaan. Dua tahun mereka berdua menjalani kehidupan yang pahit, persetan mengenai siapa sebenarnya yang lebih menderita diantara keduanya, siapa yang bisa mengukur rasa sakit dan dendam di dunia ini?
Helaan napas keluar dari bibir Jiang Cheng, ia memutar kedua bola matanya dan berjalan mendahului Lan XiChen, "Kalau begitu aku akan mengantar kepergianmu dan Lan Wangji. Sampaikan salamku pada Nie Zongzhu dan yang lain....pada A-jie jika kau melihatnya."
Lan XiChen mengangguk dan menyusul, "Baiklah."
"Terus beri kabar padaku....apapun yang terjadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Darkness : XiCheng
FanfictionSekte Jiang jatuh dalam kegelapan. Tidak ada yang bisa mengulurkan tangan untuk menarik Jiang Cheng dari kubangan lumpur yang menenggelamkannya. Bagaimana jadinya jika Jiang Cheng yang kehilangan inti emasnya tidak pernah bertemu dengan Wei Wuxian? ...