Assalamualaikum...
Esok hari...
Dhea yang sudah mulai hilang akal karena membangunkan farel yang belum juga bangun hingga 1 ide muncul, ia berjalan mengambil kaus kaki milik farel lalu menaruh tepat di hidung farel.
"Bau apaan nih?" Tanyanya namun Indra matanya tak sengaja melihat benda di depan hidungnya, segeralah ia mengambil kaus kaki itu dan bibuangnya ke sembarang arah.
"Hahaha." Tawa Dhea pecah karena mengingat ekpresi farel tadi.
"Lo ngapain sih dhe gabut amat, pake naruh kaus kaki ke depan hidung gue." Ucapnya lalu bangkit dari tidurnya.
"Lo sih kebo! Tapi beneran tadi kaus kakinya Bauk? Padahal itu punya Lo sendiri lho." Jawab Dhea memberi tau.
"Masa? Perasaan kaus kaki gue bau molto."
"Mungkin, tapi baunya mungkin udah berubah, kan cucinya setahun sekali." Tebak Dhea.
"Dih sok tau, gue cuci kaus kaki itu sebulan sekali." Jawab farel yang sedikit berbohong, mana pernah ia mencuci kaus kaki. Itu aja baru saja ia beli sekitar 3bulan yang lalu.
"Mau 1 abat sekali gue juga gak peduli. Cepetan mandi gue tunggu di bawah!" Pinta Dhea lalu turun dari atas tempat tidur, tidak lupa keluar membawa tas ransel miliknya.
Farel yang sudah keluar kamar mandi mengunakan seragam yang sudah dimasukan jadi tinggal dasi, ikat pinggang, dan sepatu saja
Jangan heran ketika farel berangkat sekolah dengan atribut yang rapi, namun saat upacara pasti kena hukum. Entah dasinya hilang atau jatuh ia tidak mau mengambil, mending beli baru. Anak sultan mah bebas.
"Tumben gak ada sayur sop?" Tanya farel yang baru saja duduk. Biasanya kalau sarapan nasi goreng atau pake sayur sup, tapi tumben hari ini gak ada.
"Stok sayuran habis, jadi sementara makan seadanya aja." Jawab Dhea sambil duduk ditempatnya lagi karena sudah selesai menjalankan kewajibannya yaitu mengambilkan sang suami.
"Oh." Jawab singkat farel, lalu mulai menikmati makanannya yang sudah disediakan oleh sang istri, begitupun dengan Dhea.
"Yuk!" Ajak Dhea yang baru saja bangkit dari duduknya, namun Indra penglihatan farel mencari keberadaan dasi Dhea namun tidak menemukan.
"Lo gak pake dasi?" Tanya farel yang baru saja bangkit dari duduknya, tidak lupa tas ranselnya yang sudah di punggung.
"Oh dasi gue ilang gak tau kemana. Ntar gue beli di kopsis santai aja."
"Emang sebelum upacara kopsis buka?"
"Enggak sih, tapi bisa kali ngomng ke guru penjaganya."
"Pake aja dasi gue!" Ucapnya sambil mencopot dasi yang sudah rapi ditubuhnya, lalu memberikannya ke Dhea.
"Gak usah, nanti gue beli aja gampang." Ucap Dhea menolak pemberian dasi tersebut.
"Ambil, kalau gak mau repotasi Lo sebagai ketua OSIS hancur!"
"Ok, tapi Lo gimana?"
"Biasalah, yuk berangkat ntar kalau Lo telat repot lagi."
Tanpa berniat menjawab Dhea langsung melangkahkan kakinya di depan farel, sesampainya di luar Dhea tidak lupa menutup pintu apartemen, sedangkan farel kini tengah mengambil motornya yang ada di garasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Is My Husband {End}
Fiksi Remaja{BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA!} {TYPO BERTEBARAN, BELUM PERNAH DIREVISI} Dijodohin sama santri, ketua geng✖️ Dijodohin sama fakboy✔️ "Paan nih?!" "Taruh di dapur istri!" "Ogah, taruh aja sendiri!" "Lo mau jadi istri dur----" "Gue istri Lo bukan...