penitipan anak

338 19 7
                                    

Assalamualaikum

Tingtong...tingtong...
Bel apartemen terus berbunyi, farel yang baru saja melangkahkan kakinya menginjak dapur pun hanya bisa mengeluarkannya nafas, lalu berbalik badan berjalan menuju pintu utama untuk mengecek siapa yang bertamu sepagi ini.

Cklek..
Bunyi pintu yang baru saja dibuka oleh farel, dan ternyata adalah tantenya sambil mengendong putri balitanya.

"Ada apa tant? Pagi-pagi ke apart farel?"

"Tante titip anak Tante ya. Soalnya Tante ada urusan mendadak." Ucapnya meminta tolong sambil memindahkan balita tersebut ke dalam gendongan farel.

"Lah kenapa harus dititipin farel, kan ada bunda atau yang lain. Tante tau kan, aku gak suka anak kecil."

"Tau rel, tapi Tante beneran buru-buru. Hitung-hitung belajar menjadi papah. Udah ya Tante duluan, keperluannya ada di tas semuanya." Ucapnya sambil melangkahkan kakinya namun dengan cepat farel menahan tangan tantenya.

"Tante balik kapan?"

"Besok pagi, bye. Jaga dia baik-baik!" Jawabnya langsung berjalan menjauh dari farel, lalu farel kembali menutup pintunya dan membawa tas perlengkapan bayi tersebut masuk.

"Dhe, Dhea!" Teriaknya sambil berjalan menuju dapur, posisinya mengendong balita dan tas perlengkapannya di taruh ruang tamu.

"Apaan sih rel?!" Tanya sambil berbalik badan, laku kaget kenapa tiba-tiba farel mengendong balita?

"Lo habis nyulik anak siapa rel?" Tanya Dhea sambil menatap farel penuh tanda tanya.

"Gak usah seuzon Lo, ini anak Tante dititipin karena Tante ada urusan mendadak."

"Oh kirain." Jawabnya lalu mematikan kompor

"Namanya siapa rel?" Tanya Dhea mengambil balita itu dari gendongan farel ke gendongannya.

"Gatau, urus tuh bayi! Perlengkapannya ada di ruang tamu."

"Siap." Jawabnya sambil berjalan menuju ruang tamu untuk mengambil tas perlengkapan balita lalu dibawa ke kamarnya.

Setelah sampai di kamar, Dhea menaruh balita itu di tempat tidur, dan posisinya udah tidur jadi ia memutuskan untuk tingal sebentar untuk sarapan.

"Rel ayo sarapan!" Ajak Dhea yang berjalan menuju ruang makan, dan diangguki pelan oleh farel.

"Tuh bayi Lo tinggal dimana?" Tanya farel samb mendudukan bokongnya ke kursi meja makan.

"Tempat tidur." Jawabnya samb mengambil piring dan sendok.

"Gak akan mewek?!"

"Gak, kayaknya soalnya tidur."

"Oh."

"Segini cukup?" Tanya Dhea sambil mengambil nasi lalu ditaruh di piring farel.

"Kebanyakan itu!" Jawabnya, sedangkan Dhea yang mendengar itu ia mengurangi nasi dalam piring milik farel.

"Udah?"

"Udah."

Lalu tangan Dhea beralih mengambilkan sayur sop dan juga telur dadar ke dalam piring farel begitupun dengan piringnya.

Hanya memakan waktu beberapa menit saja mereka sudah selesai dengan kegiatan sarapanya, Dhea pun hendak mengambil piring kotor yang di depan farel namun diurungkan karena mendengar suara tangis balita.

"Owek...owek.." suara tangis balita, Dhea yang mendengarnya pun segera berlari ke kamar  lalu membawa balita itu kedalam gendongannya.

"Cup-cup cantik." Ucapnya sambil berjalan turun ke bawah dan mencari keberadaan farel.

Playboy Is My Husband {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang