Assalamualaikum...
Pagi hari
Seperti biasa Dhea kini tengah melakukan kegiatan masaknya untuk membuat sarapan.
Hanya memakan waktu beberapa menit saja dirinya sudah selesai dengan kegiatan masaknya pun langsung ke kamar untuk membersihkan dirinya sebelum berangkat sekolah."Bangun rel, udah pagi." Teriak Dhea yang baru saja keluar dari kamar mandi, namun teriaknya tersebut sama sekali tidak menggangu aktivitas farel yang masih memejamkan matanya.
"Huh." Suara nafas yang dengan kasar dikeluarkan Dhea, karena hampir setiap pagi farel selalu menguji kesabarannya.
Dhea yang kini tengah mengambil ikat pinggangnya pun menemukan ide jail, agar farel cepat membuka matanya. Dhea melemparkan ikat pinggangnya hingga sampai di atas perut sang suami.
"Ular woy, bangun!" Teriak Dhea yang berpura-pura berlari kesana-kemari.
Farel yang sempat mimpi indah, dikagetkan teriakan Dhea yang sangat nyaring yang mengganggu aktivitas tidurnya saja.
"Mana-mana?" Tanya farel, yang baru saja bangkit dari baringanya. Karena tadi sempat mendengar teriakan Dhea.
"Lihat di atas perut Lo!" Pinta Dhea yang kini berjalan menuju meja riasnya untuk mengoleskan sedikit bedak pada wajahnya.
Farel yang sudah mengumpulkan semua nyawanya pun memutuskan untuk melihat di atas perutnya dan ternyata ia kena tipu Dhea.
"Ikat pinggang lo bilang ulat setres lo?" Tanya Dhea lalu menyingkirkan ikat pinggang tersebut dan kini berada disampingnya.
"Masih waras kok, buktinya gue masih diamanahin menjadi ketua OSIS." Jawab Dhea sombong.
"Dih, jabatan Lo tinggal 1 bulan lagi aja bangga." Jawab farel sambil turun dari atas tempat tidur. Memang benar yang dikatakan farel, jabatan Dhea menjadi ketua OSIS kirang lebih tinggal 1 bulan saja.
"Ya gak papa lah, daripada Lo gak pernah jadi ketua OSIS, kasian." Jawab Dhea yang kini sudah berganti kegiatannya yaitu memakai sepatu.
"Gue gak minat begituan---"
"Bacot lo! Cepet mandi udah jama enam lebih 10 menit!"
"Ysy." Jawab farel langsung berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
Ysy (ya sayang ya)
Dhea pun melangkahkan kakinya keluar kamar, tidak lupa tangan kanannya membawa tas ranselnya.
Farel yang sudah rapi dengan seragamnya pun langsung berjalan keluar kamar tidak lupa memakai parfum andalannya terlebih dahulu, karena itu sudah menjadi ciri khasnya.
"Yok!" Ajak Dhea ketika melihat farel yang baru saja sampai di meja makan.
"Kok lo bangkit? Kita gak sarapan dulu?"
"Gak, kalau kita sarapan dulu nanti yang ada kita telat." Jelas Dhea yang tengah membenarkan tali sepatunya yang sempat copot.
"Mubazir dong masakan Lo?"
"Gak akan karena makanannya udah habis, nih ada bekal buat Lo. Anggap saja gantinya makanan." Jawabnya Dhea panjang lebar sambil menyondorkan kotak makanan berwarna pink yang ada gambarnya hello Kitty.
"Kok kotaknya warna pink si, Gaada yang lain apa?" Tanya farel yang baru saja menerima kotak makan tersebut.
"Gak, kalau Lo gak mau bilang biar gue kasih orang yang lebih membutuhkan." Jawab Dhea yang ingin merebut kotak makanan yang sudah dipegang farel secara erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Is My Husband {End}
Novela Juvenil{BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA!} {TYPO BERTEBARAN, BELUM PERNAH DIREVISI} Dijodohin sama santri, ketua geng✖️ Dijodohin sama fakboy✔️ "Paan nih?!" "Taruh di dapur istri!" "Ogah, taruh aja sendiri!" "Lo mau jadi istri dur----" "Gue istri Lo bukan...