12. Takut Luka

377 63 10
                                    

Lagi semangat nulis nih, inspirasi lagi mengalir wkwkwk.
.
.
intinya happy reading guys

Hari ini Nukha tidak masuk kerja, ia berniat memulai pencarian klinik psikolog Ratna Kusuma yang alamatnya tercantum di amplop kosong itu. Nukha menempuh jarak sekitar 5 jam dari Bandung ke Jakarta,  karena menurut amplop itu alamatnya berada di Jakarta. Nukha menaiki mobilnya sendiri tanpa ditemani siapapun, karena jujur saja dia pun sebenarnya belum siap untuk mengetahui kebenarannya.

Setelah di titik menurut maps, Nukha turun dari mobilnya dengan gusar. Tapi saat ia melihat bangunan itu, nama kliniknya bukan Ratna Kusuma, melainkan Klinik psikolog Jakarta bersama.

"Apa ini salah alamat?" bisik Nukha sambil terpaku.

Kaki kananya mulai melangkah dengan tak yakin, ia memasuki klinik itu dan bertanya pada recepcionist.
"Mbak, ini dengan klinik dokter Ratna?"

"Maaf Ka, dokter Ratna sudah pindah setahun lalu. Dan gedung kliniknya sekarang diambil alih oleh dokter Agas," jawab suster ramah.

"Pindah? Mbak tahu pindah kemana?"

"Aduh saya kurang tahu, Kak."

"Ada apa, Sus?" tanya seseorang ber jas dokter.

"Ada yang cari dokter Ratna, Dok. Kak, ini dokter Agas."

"Kamu pasiennya?" tanya Agas.

"Iya, sekitar satu tahun lalu."

"Mau konsultasi?" tanya Agas.

"Bukan, saya lupa penyakit saya apa. Cuman dokter Ratna yang tahu." Nukha menjawab.

"Mungkin alzheimer?" tanya Suster.

"Bukan lupa pikun, Sus. Saya amnesia, saya sedang mencari tahu sesuatu." Nukha menjelaskan.

"Kayaknya penting banget ya?" tebak Agas.

"Banget, Dok."

"Siapa tahu data pasiennya dokter Ratna tertinggal disini atau semacamnya gitu." Nukha bertanya berandai-andai.

"Tidak ada, Kak. Gini aja, saya kan punya banyak temen dokter psikolog siapa tahu diantara mereka ada yang tahu dokter Ratna dimana. Nanti kalo saya ketemu saya hubungi kamu, gimana?" Agas menyarankan.

"Oke, Dok. Ini kartu nama saya." Nukha Memberikan Satu kartu nya.

"Garisson Xander Nukha." Agas mengeja nama bagus itu.

"Iya, Dok."

"Oke, nanti saya kabarin yah."

"Baik, Dok. Terimaksih ya, Dok." Nukha sekalian pamit.

*****

Keesokan harinya Nukha sangat sibuk karena jadwal meeting yang tercancel kemarin, menyebabkan ia sudah harus menghadiri rapat pagi-pagi.

"Amel mana?" tanya Nukha pada Fitria.

"Sakit, Pak."

"Duh, kalo gitu Sea ikut saya yah, Gantiin Amel. Saya gak bisa sendiri," titah Nukha.

Sea merespon dengan malas, "baik, Pak." Ia mulai siap-siap untuk pergi.

Hari ini jadwal Nukha sungguh padat, banyak sekali persoalan yang harus ia urusi yang ternyata tidak terurus saat pimpinannya oleh Heri dahulu.

"Sea, setelah ini kita kemana?"

"Kita harus cek peternakan ayam, Pak. Katanya sekarang ayam-ayam disana sudah jarang bertelur, sementara makanan yang berbahan telur di resto kita sedang banyak peminatnya. " Sea menjelaskan.

Nukha itu Luka (Tamat)✓ #dilirikmedianbooksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang