4. Terluka

809 118 29
                                    

"Sea, Nukha pingsan. Bantuin saya!" Anton seperti melompat dari balik pintu ruangan Nukha sambil nafas tidak stabil.

Anton menarik tangan Sea agar cepat melihat kondisi Nukha di dalam, namun bukannya ikutan panik, Sea tampak biasa saja seperti sudah tahu apa yang terjadi.

sesampainya di dalam ruangan, terlihat Nukha yang berbaring nyaman di sofa nya dengan tenang. Sea menghela nafas panjang dan sudah tahu apa yang harus ia lakukan, "lakukan sesuatu, Sea!!" Anton sangat panik sekali.

Sea menekan hidung Nukha dengan dua jarinya, semula masih aman. Lama kelamaan Nukha bereaksi dengan tidak bisa bernafas lalu terbangun kaget, "apa-apaan sih Lo!!"

"See, Pak? Pak Nukha bukannya pingsan, tapi dia emang kebo!" Sea melengos jutek sambil menutup pintu dengan kasar.

"Kenapa sih ribut-ribut! gue lagi tidur juga." Nukha tak tahu apa-apa.

"Gue pikir Lo mati karena gak bangun-bangun Tau! gue sampe panik hampir mau nelpon ambulan, Lagian Lo tidur kebo banget sih!" teriak Anton.

"Gilak Lo, baru tidur gue ini. Semalem gak bisa tidur."

"Gue panik kayak orang tolol di depan Sea tadi nyeeet." Anton mengingat kejadian sebelumnya.

"Sea panik juga?" tanya Nukha.

"Gak! malahan kayaknya dia yang mau ngebunuh elo!"

"Kenapa tuh cewek benci banget ya, sama gue?" Nukha bertanya-tanya.

"Mucikari kali Lo dulu." Anton menjawab asal.

"Asem Lo. Lagian ngapain sih Lo kesini?"

"Sudah waktunya untuk rapat Bapak CEO, " jawab Anton menghaluskan suaranya dengan dibuat-buat.

"Lo ikut?" tanya Nukha.

"Ajak Sea lah."

"Kenapa ajak dia?"

"Dia yang biasa ikut di tiap rapat sama Heri dulu, kalo dia ikut dijamin semua setuju gabung inves di resto kita. Bentar gue panggil," ucap Anton sambil membuka pintu memanggil Sea, karena meja Sea dan staff accounting lain tepat di depan ruangan CEO.

"Ada apa, Pak?" wajah Sea seperti biasa terlihat lebih datar dan membosankan.

"Ikut boss rapat ya, " ucap Anton.

"Kenapa nggak Bapak aja?" Sea membalikan.

"Lah saya kan wakil pimpinan."

"Apalagi saya, Pak. Staff accounting, bukan kerjaan saya itu." Sea tak mau kalah.

"Katanya kamu yang biasa ikut di setiap rapat waktu sama Heri dulu, giliran sama saya gak mau?" Nukha memecah perdebatan Sea dan Anton.

"Pokoknya kamu yang pergi, saya masih banyak urusan." Anton melengos keluar.

"Saya gak mau pergi bukan karena Bapak, tapi.."

"Kenapa?"

"Gajadi," ucap Sea malas.

"Kamu mau saya sebarin berita kalo dulu kita pacaran? kayak yang saya lakuin ke Fitria?" teringat lagi saat tempo hari Nukha memberi tahu Fitria bahwa dirinya dan Sea adalah mantan kekasih, reaksi Fitria tak terduga dengan mata yang hampir lepas karena kaget. Disitu juga Nukha mengancam Fitria untuk tidak menyebarkan jika dia tidak mau dipecat.

"Bapak udah bilang ke siapa aja?"

"Segitu malunya kamu punya mantan kayak saya? lihat saya Sea, saya ganteng, kaya, pintar. Harusnya kamu bangga pernah jadi bagian di hidup saya." Nukha memuji dirinya sendiri.

Nukha itu Luka (Tamat)✓ #dilirikmedianbooksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang