18. Selingkuh?

401 51 6
                                    

From : 0886xxxx

Selamat siang, saya dengan dokter Agas yang waktu itu. Saya sudah menemukan tempat dokter Ratna.

"Sebentar, saya mau telfon seseorang dulu," pamit Nukha kepada seluruh karyawan yang ada di rapat hari ini.

Nukha langsung bergegas keluar ruangan, dengan tubuh gemetar karena tak percaya bahwa ia menemukan Dokter Ratna yang memegang kunci rahasia masa lalunya.

"Halo, Dok. Jadi gimana, Dok?" ujar Nukha di telepon.

"Ya, Kak. Dokter Ratna sekarang berada di Surabaya, untuk tempat pastinya nanti saya share alamatnya, Kak." Agas menjawab dibalik telepon.

"Baik, Dok. Terimakasih banyak untuk info nya, Dok."

"Saya hanya membantu, kebetulan kemarin teman saya ada yang mengenal juga dokter Ratna."

"Baik, Dok. Sekali lagi terimakasih ya, Dok."

"Sama-sama, Kak."

Nukha menutup teleponnya lalu kembali ke ruang rapat tadi, "semua, gathering kita tahun ini ke Surabaya."

"Surabaya ada apa, Pak?" Amel lagi-lagi berkomentar.

"Pokoknya saya gak terim komplain, Sea kamu dan bawahan kamu tolong siapin laporan anggarannya ya. Cari juga tempat-tempat wisata disana, dan hotel juga. Saya mempercayakan kepada team Acounting, " Nukha memerintah.

"Bukannya itu harusnya tugas sekretaris bapak ya?" tanya Sea.

"Kamu kan lebih senior, dan lebih banyak pengalaman. " Nukha menjawab santai.

"Pokoknya saya tunggu laporannya," tambah Nukha.

"Baik, Pak." Sea memutar bola matanya malas.

"Lembur kita hari ini," bisik Adam.

"Oke, jadi rapat selesai. Persiapkan untuk Minggu depan kita ke Surabaya." Nukha sangat bersemangat karena ada niat terselubungnya untuk ke Surabaya.

*****

Tiiiiiii.....tttt !!

Klakson mobil itu tiba-tiba nyaring terdengar sangat panjang, memecah kefokusan Sea saat itu yang hendak memesan ojek online.

"Gue, anter. Udah malem," ajak Nukha dari dalam mobil.

"Gue udah pesen Gojek."

"Mana? belum ada yang nyangkut tuh, ini udah malem banget. Gojek udah pada pulang," seru Nukha menunjuk ponsel Sea yang saat itu memang belum ada driver yang mengambil orderan.

"Dan ini semua gara-gara Lo nyuruh siapin laporan gathering." Sea berdecak kesal.

"Mangkanya gue mau tanggung jawab," jawab Nukha membukakan pintu mobilnya.

"Ayo!" Nukha kembali mengajak Sea.

Sea berpikir sejenak lalu memutuskan untuk ikut karena malam itu sepertinya akan hujan juga, jadi pasti sangat susah mencari angkutan.

Sea menaiki mobil itu untuk kesekian kalinya, ia memposisikan duduknya dengan nyaman. Nukha mulai menjalankan mobilnya dengan tenang tanpa mengucapkan apapun, selain kata "Oke." Tidak tau kata itu untuk apa dan siapa.

"Abis ini kemana?" tanya Nukha yang belum mengetahui arah jalan menuju rumah Sea.

Tidak ada jawaban untuk pertanyaannya, masih hening.

"Sea?" Nukha melirik Sea yang saat itu terlihat tertidur pulas.

Nukha menatapnya lekat, lekat sekali. Hingga ia tidak sadar bahwa jarak wajah mereka hanya beberapa cm saja sekarang, hingga akhirnya hidung mancung Nukha menyentuh ujung hidung Sea juga yang minimalis. Sea belum juga terbangun dari tidurnya, lalu tanpa disadari tangan Nukha mulai bergerak menyentuh halus pipi gadis itu.

"Lo mau ngapain?" Sea yang tiba-tiba membuka mata dan menepis tangan Nukha yang sudah berada di wajahnya.

"Lo mau..."

"Gue mau bangunin Lo, Lo lupa? gue gak tahu arah ke rumah Lo." Nukha memotong perkataan Sea dengan cepat.

"Lurus aja, terus belok kanan." Sea memberitahu dengan gugup, dia lalu  memperbaiki posisi duduknya.

"Jangan tidur di mobil orang sembarangan lain kali, gimana kalo Lo diapa-apain." Nukha mengingatkan.

"Gue ketiduran," bantah Sea.

Tak ada lagi suara diantara mereka setelahnya, hanya suara mesin mobil yang menyala.

Hingga saatnya sudah sampai di depan gang sempit menuju rumah Sea, Gadis itu turun dengan tenang. Lalu beberapa detik kemudian berubah, saat Nukha menyatakan perasaannya.

"Sea, gue cinta sama Lo."

Sea membalikan badannya kaget.

"Nukha, dengerin gue. Perasaan Lo itu bukan cinta, Lo cuman penasaran sama gue. Penasaran sama masa lalu Lo, dan perasaan itu bakal hilang sebentar lagi."

"Gue capek, Sea. Gue capek pura-pura gak suka sama Lo, gue capek pura-pura gak peduli sama Lo, pura-pura menghindar, pura-pura menjauh." Nukha meninggikan suaranya.

"Lo tahu? dada gue sampe sesek banget gak bisa nafas saat gue nahan kangen banget sama Lo tapi gue gak bisa lakuin apa-apa, padahal Lo di depan mata gue. Sekarang ini gue gak peduli masa lalu gue, gue gak peduli kata orang, gue udah gak peduli semuanya. Gue cuman pengen Lo,  secinta itu gue sama Lo, " tambahnya.

"Lo cuman penasaran sama gue, Kha."

"Gue jatuh cinta sama Lo saat pandangan pertama gue bantu Lo ambilin berkas yang jatuh, jauh sebelum gue tahu kalo Lo ada kaitannya sama masa lalu gue. Itu penasaran juga namanya? " Nukha menegaskan.

"Gue udah punya pacar, dan gue benci sama Lo. menurut Lo ada peluang?"  tanya Sea.

"Gue tahu, Lo udah punya Lucas. Tapi kita bisa main di belakang kan?" pertanyaan bodoh Nukha mampu membuat amarah Sea terpancing.

"Lo nyuruh gue selingkuh?" bentak Sea.

"Sea gue tahu itu salah, tapi gue tahu Lo juga pasti suka sama gue."

"Dengerin ya Nukha, sampai kapan pun gue gak bakal ninggalin Lucas apapun alasannya. Karena dia sendiri yang udah nyembuhin luka yang Lo buat, gue gak peduli kalo suatu saat nanti Lucas ninggalin gue, tapi gue gak bakal ninggalin dia duluan." Sea sangat marah detik itu.

"Sea, gue harus apa sekarang? gue harus gimana?" Nukha memegang erat kedua bahu Sea.

"Kalo Lo inget semuanya, Lo gak bakal berani ngomong ini sama gue, Kha." Sea merendahkan suaranya.

"Cuman ingatan gue yang hilang, Ea. Hati gue masih berfungsi dengan baik, kenapa segitu ragunya Lo sama gue? " tanya Nukha bersikeras.

"Karena mustahil buat Lo jatuh cinta sama gue."

"Kenapa?"

"Karena hati Lo bukan buat gue," jawab Sea.

"Gue gak punya kesempatan sama sekali buat nunjukin ke Lo ya?" tanya Nukha.

"Gak ada."

"Kalo gue udah inget semuanya, terus gue ternyata tetap berani cinta sama Lo. Apa Lo bakal kasih gue kesempatan?" tanya Nukha.

"Gue gak tahu," jawab Sea lemas.

"Sea,," ucap Nukha memelas.

"Gue berharap Lo sadar dan cepet pulih dari amnesia Lo, supaya gak nyusahin gue dan gak ganggu gue lagi." Perkataan Sea yang terakhir membuat Nukha mematung dan berkaca-kaca, sesakit ini rasanya ditolak?

Nukha memperhatikan punggung Sea lekat saat gadis itu melangkah semakin menjauh dari tempat dirinya menapak, semakin jauh sampai menghilang di tikungan.

Gimana part ini guys, agak menguras emosi yah. tapi itulah ternyata perasaan Nukha sesungguhnya. Semoga suka dan tetep suport yah
..
.
jangan lupa bantu share juga supaya semakin banyak yg baca.❤️



Nukha itu Luka (Tamat)✓ #dilirikmedianbooksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang