Rapat restoran kali ini membahas tentang mutasi karyawan, semua staf terlihat sangat tegang saat Nukha mengumumkan harus ada karyawan yang di mutasi ke Jakarta selama 3 bulan untuk mengajarkan karyawan baru di cabang daerah Jakarta Selatan yang baru saja opening.
"Sebelum saya menunjuk salah satu, ada yang bersedia sukarela dimutasi?" tanya Nukha dalam rapat.
Semua orang diam, tidak ada yang bersedia untuk dipindahkan secara sukarela.
"Lucia?" tiba-tiba saja Nukha menawarkan pada Sea.
"Jika saya masih dibutuhkan disini, saya lebih baik disini." Sea menjawab.
Nukha tersenyum tak ada arti, "baik, kalau gitu saya tunjuk saja sesuai kinerja dan lama bekerja."
Detik-detik selanjutnya semakin terasa mencekam, saat terlihat bibir Nukha mulai menyebutkan sebuah nama diantara puluhan karyawan itu.
"Marcel dan Chelsea." Nukha menyebut dua nama dari crew kitchen dan staff pelayanan.
Terdengar helaan nafas panjang dari semua karyawan yang namanya tidak disebutkan, karena mereka sangat senang. "Apakah ada yang keberatan?" tanya Nukha.
"Tidak ada, Pak." Marcel dan Chelsea menjawab bersamaan, begitupun karyawan lain.
"Baik kalau begitu, rapat selesai."
Semua orang segera meninggalkan ruangan dengan tenang, kecuali dua nama yang disebut tadi. Karena bagi mereka mungkin Jakarta adalah tempat yang masih asing, sehingga tidak semua orang mau dipindah tugaskan ke sana. Namun lagi-lagi kejadian waktu itu terulang, saat Sea akan keluar dari barisan paling akhir. Sebuah tangan menariknya sehingga keseimbangan Sea hilang lalu terjatuh ke belakang dan mendarat di pangkuan Nukha yang saat itu masih duduk di kursinya. Sea sangat kaget, ia berusaha berdiri namun tangan kekar itu menahannya dengan kuat.
"Saya pikir kamu akan mengajukan diri untuk dimutasi." Nukha berkata di dekat telinga Sea, Sambil tangan Nukha yang masih menahannya.
"Lepasin," ucap Sea berusaha berdiri lagi.
"Ternyata kamu tidak sebenci itu pada saya." Nukha berkata lagi dengan lembut dan tersenyum penuh arti.
"Apa yang saya lakukan tidak semuanya berkaitan dengan Bapak." Kali ini Sea menjawab.
"Sea, kamu yakin Nukha tidak mencintai kamu?" tanya Nukha sambil memeluk Sea dari belakang.
Sea melepaskan pelukan itu dengan kasar, lalu menampar bos nya itu.
Plakk!!
"Jangan pernah main-main sama saya, karena saya bukan mainan!" Sea sangat marah.
"Apa perlu saya berlutut untuk meminta agar kamu tidak membenci saya lagi?"
Sea menghentikan langkahnya sebentar,"sayangnya Nukha sudah pernah melakukan itu dulu. "
Lalu dia melanjutkan jalannya meninggalkan ruangan itu, sebenarnya tadi Sea merasakan detak jantungnya berdegup lebih kencang. Detak jantung yang sama pada saat lima tahun lalu ketika ia masih bersama dengan Nukha, apakah ia masih mencintainya? atau ia kembali mencintainya?
****
"Masuk, gue Anter pulang," perintah Nukha pada Sea untuk masuk mobilnya saat pulang kerja.
"Setelah apa yang Lo lakuin di ruang rapat, Lo berharap gue akan patuh?" tanya Sea ketus.
"Sekali ini, Ea. Gue mohon," ucap Nukha.
"Nggak!"
"Apa perlu gue pangku Lo?" Nukha mengancam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nukha itu Luka (Tamat)✓ #dilirikmedianbooks
Romance!!!FOLLOW DULU SEBELUM.BACA !!! "Sebuah usaha untuk memperbaiki" Sea adalah gadis yang mental dan kepribadiannya berubah semenjak putus dengn pacarnya bernama Nukha, hingga lima tahun kemudian mereka dipertemukan kembali Dengan Nukha versi baru yang...