22. Tragedi itu

340 40 5
                                    

Halo guys apa kabar semuanya? part kali ini aku masih istimewain buat kalian yang rindu scene Nukha dan Sea pas SMA. jangan lupa voted ya, follow juga Ig aku @acha.nuralbi, thank you.

Pintu lift terbuka, Lima tahun lalu terlihat keberadaan Sea dan Marc di dalamnya untuk mengunjungi pesta ulang tahun dari Bastian di sebuah rooftop apartemen, Nukha sudah menunggu kedatangan keduanya di balik lift. Namun ada yang berbeda kali ini, penampilan Sea tampak Kumal. Rambutnya tampak sedikit berantakan, lengan baju yang tampak kotor dan wajah yang memperlihatkan kesedihan dan muram. Sea dan Marc keluar dari lift itu, Nukha langsung menyambut kedatangan Sea dengan merangkulnya.

"Baju kamu kenapa kotor? ini juga rambut berantakan, tangan kamu juga luka. Ini lagi pipi kamu," ucap Nukha seperti mengabsen setiap lekuk tubuh Sea di hari itu.

"Aku jatuh dari motor."

"Jatuh dari motor? kok bisa?"

"Ya bisa, namanya juga manusia," jawab sea.

"Sakit? kita obatin yah."

"Pesta Bas, Kha. Hargain," ucap Sea sambil berjalan mendahului menyapa Bastian dan para tamu di dalam.

Sementara Nukha masih melihat kearah Marc penuh tanya, "Lo tahu?"

"Gak tahu gue, pas dia masuk lift udh gitu." Marc menjawab dengan lancar.

Nukha mengangguk pelan lalu mengikuti langkah Marc ke dalam pesta.

Sepanjang pesta, Sea tidak seperti biasanya. Ia selalu ingin berada di samping Nukha dan menggenggamnya, seperti sedang ketakutan akan sesuatu.

****

Saat Istirahat pertama, terdengar kebisingan di area kelas sebelas kelasnya Nukha. Ternyata sedang terjadi perkelahian antara Nukha dan Marc saat itu dan para guru pun tak kuasa memisahkan mereka.

"Sea, pacar Lo berantem," ucap Sabrina atau yang akrab disapa Sabi yang merupakan satu-satunya sahabat Sea.

Sea langsung berlari sekencang mungkin menuju kelas Nukha, ia mendapati Marc yang wajah nya sudah dilumuri oleh darah dan Nukha yang terus memukulnya. Sementara tak ada yang melerai mereka, wajah Nukha terlihat sangat jelas membawa amarah yang sangat besar.

"Nukha! udah!" teriak Sea yang tidak digubris oleh kekasihnya.

Ini seperti kita melihat reka adegan dari peristiwa perkelahian antara Nukha dan Marc lima tahun kemudian saat di ruang kerja Nukha bukan?

"Diem, Sea!" sentak Nukha pada Sea dan pukulan demi pukulan terus menimpa wajah Marc.

"Nukha cukup," ucap Sea sambil menangis dan menggenggam kaki Nukha.

Akhirnya Nukha melepaskan pukulannya dan Marc bisa sedikit bernafas.

"Tenang, Nukha. Nanti dia mati." Kepala sekolah berupaya untuk menenangkan.

"Kebetulan ada kepala sekolah disini, pilihannya cuman dua, Pak. Saya memenjarakan dia, atau sekolah ini DO dia!" Nukha menegakan dua telunjuknya dengan nafas tak beraturan.

"Ini ada apa sebenarnya? kenapa Marc harus dikeluarkan? pihak sekolah tidak bisa asal mengeluarkan muridnya, Nukha." Kepsek itu menjelaskan.

"Karena orang ini berani-beraninya menyerang pacar saya, Lucia!" Jawab Nukha lantang.

"Menyerang bagaimana Nukha? tolong jelaskan," ucap Guru fisika.

Sementara Marc masih terlihat tak berdaya dan hampir pingsan.

"Tonton ini, kalian semua tonton ini!" tegas Nukha.

Ia membuka laptopnya dan mulai membuka sebuah video yang ia beri nama bukti.

Nukha itu Luka (Tamat)✓ #dilirikmedianbooksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang