2. Tanya luka

1.2K 135 50
                                    

"Apakah sebelumnya kita pernah bertemu? " ulang Nukha karena Sea tidak menjawab.

"Kita pernah bertemu sebelumnya di koridor tadi pagi karena Bapak membantu mengambilkan kertas saya yang jatuh."

"Kalau begitu saya ganti pertanyaannya, apakah sebelumnya kita pernah mempunyai hubungan?"

"Maksud Bapak?" tanya Sea.

"Jadi gini, sebulan lalu saya baru pulih dari koma karena saya mengalami kecelakaan. Dan saat ini saya mengalami amnesia, jadi saya tidak ingat apapun dan tidak mengenal siapapun." Nukha mulai menjelaskan.

"Dan saat saya melihat kamu, saya seperti merasakan kamu pernah terlibat dalam hidup saya," tambahnya.

"Tidak, Pak. sebelumnya kita belum pernah bertemu." Sea menjawab.

"Kamu yakin?"

"Maaf Pak, saya masih banyak pekerjaan. Boleh saya ijin pamit?"

"Baik kalau begitu silahkan, tapi untuk masalah amnesia saya tolong rahasiakan."

"Baik, Pak. Permisi."

Sea kembali ke mejanya di ruang staff accounting, ia terlihat gelisah tapi juga lega karena ternyata Nukha yang kini menjadi atasannya itu tidak mengingat dirinya. Tapi di sisi lain ia semakin membenci pria itu karena melupakan apa yang telah terjadi di masa lalu yang membuat dirinya menjadi anti sosial seperti sekarang ini. Tapi kali ini ia lebih memilih melanjutkan pekerjaannya yang belum usai daripada memikirkan hal yang tidak perlu yang hanya akan menambah pikirannya saja.

Keesokan harinya rutinitas Nukha tidak banyak berubah, dari bangun tidur, mandi, langsung berangkat ke kantor. Dan dari kemarin ia masih memikirkan gadis bernama Lucia itu yang membuat dirinya penasaran, wajah gadis itu tampak gugup kemarin saat ia bertanya.

Sebelum ke kantor, Nukha mampir terlebih dahulu ke minimarket untuk membeli permen kopi kesukaannya. Ketika ia sudah bertransaksi dan hendak pergi, seorang kasir tadi menghentikannya.

"Maaf Kak, barangnya jatuh dari dompet. " Kasir itu memberikan sebuah foto formal kecil yang ternyata terjatuh dari dompetnya saat ia hendak mengambil uang tadi.

"Punya saya?"

"Iya, Kak."

"Oke makasih, Mbak." Nukha mengambil foto itu, dan terkejut saat melihat ternyata foto yang ada di dompetnya itu adalah foto Sea saat memakai baju SMA.

"Gadis itu berbohong." Nukha tersenyum kecil saat melihatnya.

Saat tiba di kantor, Nukha melihat-lihat setiap ruangan staff untuk pengenalan agar ingat. Tibalah ia di ruang staff acounting yang berada di depan ruangannya, terlihat Sea yang sibuk dengan tumpukan map di atas mejanya, semua staff di dalam ruangan itu memberikan hormat saat Nukha masuk, termasuk Sea.

"Siapa pimpinan staff nya?" tanya Nukha.

"Sea, Pak," jawab Fitria selaku staff accounting yang lain.

"Siapa Sea?" tanya Nukha.

"Maksudnya saya, Pak." Sea mengangkat tangannya.

"Berarti kamu paling lama ya?"

"Iya, Pak."

"Ada berapa Orang staff acounting?"

"Tiga, Pak. Saya, Fitria dan Adam."

"Oke," ucap Nukha mengerti.

"Kalau gitu saya mau kamu ke ruangan saya sekarang," perintah Nukha.

Tak ada respon dari Sea, dia hanya mengikuti langkah kaki Nukha tanpa menolak.

Nukha itu Luka (Tamat)✓ #dilirikmedianbooksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang