47. Kesempatan kedua

240 24 4
                                    

"Hai, Sea." Seseorang menyapanya dari jauh.

Sea melirik tepat ke arah dapur restoran, saat itu ia sedang mengecek keadaan dapur Garisston karena ditugaskan oleh Nukha. "hai chef."

"Gue seneng lo kembali, meskipun dengan status yang berbeda." Chef Marco berceloteh bernada sindiran.

"Status yang berbeda?" tanya Sea.

"Pacar Pak Nukha, semua orang disini tahu itu. "

Sea membulatkan matanya, bagaimana bisa ketika ia baru saja bekerja selama seminggu, sudah ada rumor tentang dirinya?

"Gue, nggak_"

"Sea!" panggil Nukha menyela kalimat Sea yang berniat ingin meluruskan.

"Iya, Pak," jawab Sea.

"Sudah selesai cek nya?" tanya Nukha.

"Sudah, Pak. Chef, saya pergi dulu."

Chef Marco tidak menjawab apapun, ia hanya mengangguk menandakan mengerti. Dan setelahnya Sea menghilang saat keluar dari dapur restoran.

*****

"Pak, bentar." Tangan Sea tiba-tiba menahan langkah Nukha saat di lorong.

"Kenapa?"

"Itu dasinya gak rapi, sebentar saya rapihkan." Sea mulai bereaksi dengan sedikit maju beberapa langkah ke hadapan Nukha.

"Pak," bisik Sea.

"Apa?" tanya Nukha.

"Lo bisa ngebungkuk dikit gak? Tangan gue gak nyampe." Sea berbisik dengan kesal karena kepekaan Nukha yang masih saja tidak ada, dan diikuti gelak tawa Nukha.

Lalu Nukha sedikit membungkuk agar gadis itu bisa menjangkau dasi yang melingkar di lehernya,"udah pake heels lima centi aja tetep gak nyampe."

"Lo tahu ini lima centi?" bisik Sea curiga.

"Yang tahu semua tentang lo, gue pemenangnya."

"Sotoy lo!" sarkas Sea masih membenarkan dasi Nukha.

"Ternyata ini ya alasan para CEO diluar sana yang cinlok sama sekretarisnya." Nukha menggoda karena sekarang jarak pandang mereka hanya beberapa cm.

"Ya gimana dulu sekretarisnya sih, lo beruntung aja punya nya secantik gue." Sea tak kalah memuji dirinya sendiri.

Nukha mengangguk membenarkan," maksud lo, jadi lo setuju kalo kita cinlok?"

Sea melepaskan genggamannya dari dasi itu yang sudah tampak lebih rapi, "ayo, rapatnya udah mau mulai."

Nukha memberikan respon tertawa renyah karena melihat wajah Sea yang menggemaskan ketika sedang salah tingkah.

****
"Pada mau makan apa nih?" seru Amelia saat jam makan siang sudah dimulai.

"Ke kedai sebrang sana yu, lagi pengen soto betawi gue." Adam menimpali pertanyaan Amelia.

"Kalian berdua?" tanya Amelia pada Fitria dan Sea yang masih nampak sibuk dengan tugasnya masing-masing.

"Gue nitip aja deh, paket sepuluh ribu di nasi padang," jawab Fitria yang masih belum selesai dengan pekerjaannya.

"Masih jaman paket sepuluh ribu?" ejek Amelia tertawa renyah.

"Kalo kamu, Sea? Makan apa?" tanya Adam dengan nada manja pada Sea yang membuat semua orang merasa mual.

"Jijik, Dam." Fitria membentak keras.

"Palingan dibeliin nanti sama pacarnya," ucap Amelia.

"Pacar gue? Gue udah gak punya pacar semenjak ditinggal meninggal." Sea menjawab kali ini.

Nukha itu Luka (Tamat)✓ #dilirikmedianbooksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang