53. Psycho

306 23 8
                                    

Tinggal bebrapa chapter lagi akhirnya Nukha itu Luka end kawan ,😭😭 sedih banget ngerelain cerita ini ending sebenernya.

ada yang bisa ending nya akan sad atau happy ya? kalian tim sad atau happy nih?

Oh iya, bantu aku promosiin juga di Ig story kalian ya. dan jangan lupa tag aku @acha.nuralbi supaya penerbit siapa tahu ngelirik. 😍😍

happy ready
.
.

“Tumben kamu pulang, Nak.” Arini menyambut kedatangan Nukha yang baru tiba di Jakarta.

“Ada Sea juga,” tambahnya lalu merangkul pundak Sea tanda keakraban dan mempersilahkan mereka masuk.

“Wah ada Kak Sea dan Abang!” sorak Sonia sumringah melihat keduanya.

“Sonia apa kabar?” tanya Sea juga ramah

“Baik dong Kak, Nia seneng banget Kakak balik lagi sama Abang.” Sonia mengajak Sea untuk masuk ke kamarnya yang terletak di sudut rumah.

“Begitulah, gimana kuliahnya? Seru?”  tanya Sea lagi.

“Sekolah itu sama aja, Kak.” Sonia merespon dengan mimik malas.

    Meninggalkan suasana hangat dalam kamar Sonia, berbeda situasi dengan keadaan ruang tamu yang tampak begitu menegangkan karena sedari tadi Nukha masih saja menampakan wajah dinginnya dan hanya menjawab singkat percakapan sang Ibu, bagi Arini sifat dingin anaknya itu bukanlah sebuah pertanda buruk melihat dari kecil pun sikap Nukha selalu seperti itu.

Arini masih saja berusaha menghidupkan suasana dengan bercerita tentang kuliah Sonia atau keadaan Garisston group di Jakarta yang hanya mendapatkan respon singkat dari Nukha.

Nukha sepertinya bingung ingin memulai pembicaraan dengan Ibunya dari mana, ia sangat terlena oleh kehangatan Arini yang terlihat begitu menyayanginya. Tapi di lain sisi juga ia harus bersikap tegas karena melibatkan Sea, Valerie, Bastian beserta seluruh keluarga Nukha di dalamnya. Dan ia pun tidak tahu apakah selain itu Mamanya mempunyai rahasia lain yang mestinya diakui.

“Makan malam sudah siap, Bu.” Tiba-tiba muncul pembantu mereka dari dapur.

“Oke, Bi.” Arini merespon dengan ramah dan mengajak Nukha beserta Sea dan Sonia untuk makan.

“Papi belum pulang?” tanya Nukha mempertanyakan Alex.

“Kayaknya agak maleman sayang,” jawab Arini sambil mempersiapkan piring dan sendok untuk makan malam.

“Makan malam kali ini rame ya Ma,” ucap Sonia.

“Iya sayang.”

****
Keesokan harinya, masih dalam rumah Nukha di Jakarta. Keadaan pagi itu cukup mendebarkan bagi Sea yang bukan anggota keluarga, ia seperti menunggu bom waktu yang sewaktu-waktu akan diledakan oleh Nukha. Meskipun dari luar keluarga ini seperti sempurna dengan kekayaan dan anggota keluarga yang harmonis, tapi Sea lebih bersyukur atas keadaan keluarganya yang sederhana.

Arini tampak menyiapkan beberapa roti lapis untuk sarapan di meja makan, hingga satu persatu orang mulai berdatangan untuk menyapa.

“Papi gak pulang?” tanya Nukha membuka pembicaraan di pagi hari.

“Papi jarang pulang, Bang.” Sonia menjawab dengan suara lesu.

“Sejak kapan?”

“Udah lama.”

“Papi kan sibuk, sekarang Garisston cabangnya kan dimana-mana.” Arini menyela pembicaraan, sementara Sea masih diam.

Nukha hanya mengangguk melanjutkan makan,“Mam..”

Nukha itu Luka (Tamat)✓ #dilirikmedianbooksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang