56. Bui (end)

889 28 8
                                    

Yuhuu akhirnya ending, ada yg jadi korban plot twist nya Nukha? maaf ya kalo ending nya kurang greget, tapi inilah faktanya. Kisah Nukha dan Sea hanyalah sebuah potongan Kelu yang endingnya seperti ini, menurut kalian ini happy ending? sad ending?
.
.
Aku ucapkan terimakasih untuk kalian yang udah baca sampai sini, jangan lupa voted dan koment. Dan move juga ke cerita aku Al-Asr (Demi waktu) karena ceritanya kali ini aku jamin akan happy😍

Seminggu kemudian, sidang tuntutan Nukha akan segera dimulai. Semua orang hadir disana, termasuk Sea. Ketika sidang dimulai, dan Nukha terlihat memasuki ruangan dengan dua polisi di sampingnya juga borgolan yang mengikat tangannya. Pria itu tampak lebih kurus dengan baju orange polos dan dengan wajah yang murung, ia duduk di kursi tersangka menghadap hakim.

Setelah setengah jam sidang dimulai.

"Dengan ini, saya putuskan Saudara Garisson Xander Nukha mendapatkan keringanan hukuman karena inisiatif menyerahkan diri secara sukarela. Yaitu dua puluh tahun penjara atas dasar pembunuhan berencana."

Putusan hakim telah di nyatakan dengan diiringin ketukan palunya yang menandakan putusannya sah dan sidang berakhir.

Tangis pun pecah dari berbagai sumber, namun Sea lah pemenangnya. Setelah itu Sea langsung menuju ruang besuk untuk melihat Nukha dari dekat karena betapa sangat rindunya dia kepada laki-laki ini.

"Nama nya siapa, Mbak?" tanya petugas polisi saat Sea ingin menjenguk Nukha.

"Sea."

"Mohon maaf ya, Mbak. Tahanan berpesan bahwa dia tidak ingin bertemu dengan Mbak nya."

"Bilang aja namanya Alex," ucap tiba-tiba Alex dari arah belakang yang mengerti dengan kerinduan Sea.

"Tapi, Pak."

"Sekali ini aja, Pak." Alex memohon.

Setelah polisi itu memanggil Nukha dengan mengatasnamakan Alex sebagai pengunjung, akhirnya Nukha berhasil dikelabui dan mau untuk bertemu yang ternyata adalah Sea.

"Sea? kenapa kamu?" Nukha terlihat melongo saat panggilan polisi tidak sesuai dengan yang dilihatnya sekarang.

"Duduk, Nukha," perintah Sea sambil menghapus air matanya.

"Aku udah terlalu malu untuk ketemu sama kamu." Nukha memulai percakapan.

"Kha, masih ada waktu untuk bicara semuanya sama polisi tentang kebenarannya. Kalo perlu aku yang jadi saksi," ucap Sea penuh keyakinan.

"Aku yakin, kalo kamu berada di posisi aku. Kamu juga akan berkorban." Nukha seolah menampik semuanya.

"Boleh aku minta untuk kita berjuang sekali lagi, kita selesaikan sama-sama." Sea masih berusaha.

"Sea, aku cuma pengen sekali aja jadi anak yang berguna setelah mereka membesarkan aku dengan sangat  baik," jawab Nukha kelu.

"Aku mohon Nukha, jangan tinggalin aku." Tangis Sea mulai pecah.

"Aku disini Sea, aku disini selama 20 tahun. Aku gak bakal kemana-mana, aku cuman ngelepasin kamu dan mengikhlaskan kamu." Nukha mulai berkaca-kaca.

"Aku bakal tunggu kamu, aku juga gak bakal kemana-mana."

"Lanjutin hidup kamu Sea, buat cerita ini Happy ending untuk kamu. Maka aku juga akan bahagia." Nukha menyeka air mata nya dan tersenyum.

"Aku pengen cerita ini Happy ending untuk kita," jawab Sea lembut.

"Gak bisa Sea, kali ini aku bener-bener gak bisa. Maaf, sepertinya aku akan kembali menjadi luka buat kamu."

"Sepertinya Tuhan mempertemukan kita kembali hanya untuk memperbaiki kesalahpahaman, bukan untuk menyatukan." Nukha menambahkan.

Sea masih menangis dengan sesekali menyeka air matanya.

"Kha, aku cinta sama kamu. Aku gak apa-apa kok kalo harus tunggu berapa puluh tahun lamanya itu."

"Menurut kamu aku nggak? aku juga cinta sama kamu, tapi hidup ini gak semuanya perihal cinta."

"Kha.. aku gak bisa."

"Setelah ini, aku gak mau kamu kesini lagi. Kamu harus lanjutin hidup kamu dan lupakan semuanya."

"Nyatanya cinta aku udah gak bisa lagi menyentuh kamu untuk bertahan," ucap Sea dengan sendu.

"Sea, aku berharap kamu panjang umur. Lalu kita bisa bertemu lagi dua puluh tahun kemudian saat kamu sudah mempunyai keluarga sendiri."

"Janji ya sama aku?" tambahnya sebagai kata pamungkas.

"Aku gak janji," jawab Sea.

"Harus janji, supaya aku juga tenang disini." Nukha berusaha menghibur dengan senyuman yang terukir jelas.

"Kamu pikir aku bakalan bisa duduk tenang menonton kamu dipenjara dua puluh tahun, padahal aku tahu kebenarannya kalo kamu gak bersalah."

"Gimana caranya aku hidup tanpa kamu?" tambah Sea dengan Isak tangis.

Pertanyaan terakhir yang tak pernah bisa Nukha jawab sampai jam besuk sudah selesai, dan mereka harus berpisah. Dari  kisah Nukha dan Sea kita sadar bahwa ada hal lain yang bisa memisahkan pasangan selain kematian, yaitu hukum pidana.

Dan selama seterusnya Nukha tidak pernah menerima sekalipun besukan dari Sea karena ia tidak ingin gadis itu selalu berkaitan dengannya dan dia ingin Sea menyerah akan dirinya.

Gimana endingnya? ada yang kecewa? Aku tuh sampe ngubah bberapa kali ending cerita ini karena aku pengen endingnya yang jarang di pake cerita lain. Aku pengen sad ending tapi alasannya gak selalu putus atau mati, jadi aku memilih untuk mereka dipisahkan oleh hukum.

Aku harap kalian suka dengan endingnya🙂 atau apakah kalian mau aku buatin epilog nya?

Aku tunggu di komentar ya, jangan cuma voted doang. karena komenan kalian adalah semngat buat para penulis.

See you😍 mkasih untuk para readers Nukha dan Sea

Nukha itu Luka (Tamat)✓ #dilirikmedianbooksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang