Sixty One

37 5 0
                                    

"Bukankah aku terlihat sangat bodoh? Kemarin aku menolaknya dengan sangat keras, sampai mungkin kembali melukainya, tapi... Sekarang aku yang kembali mengejarnya." Gumamnya.

"Tidak bodoh. Hanya terlambat sekali untuk menyadari jika sebenarnya kau tidak bisa berpisah dengannya." Jawab Jung Woo.

Soo Hwa tidak menjawab, dia hanya menatap Jung Woo, menuntut penjelasan lebih lanjut.

"Aku tau setelah kalian bercerai kau menyalahkan dirimu sendiri tentang ini. Kau mengira jika kau melukainya, tapi kau juga tidak bisa kembali lagi. Aku juga tau kau sempat mengalami gangguan cemas." Sambung Jung Woo.

"Chae Rin yang memberitahumu, ya?"

"Eo! Tega sekali kau tidak memberitahuku tentang semua itu! Ya, memang aku sangat marah sekali padamu saat itu, tapi kan... Aku juga berhak tau apa yang terjadi padamu." Gerutu Jung Woo, "Aku juga tau kalau beberapa kali kau membandingkan Doyoung Hyung dengan Johnny, yang tentu saja Doyoung Hyung yang akan menang darinya."

Soo Hwa tersenyum lalu mengangguk, "Hmm, aku terus melakukan itu. Aku kira... Dengan Johnny, aku bisa perlahan menghapusnya dari hidupku, tapi aku salah, Jung Woo-ya. Yang aku lakukan hanya terus membandingkan sikap Johnny dengan Doyoung. Doyoung yang selalu membuatku nyaman, tidak pernah membuatku marah, selalu memberikan komentar tentang tulisanku yang bisa kuterima dengan baik walaupun itu adalah sebuah kritikan. Sedangkan Johnny... Entah berapa kali aku berpura-pura untuk terlihat baik-baik saja dengan apa yang kami alami." Jelas Soo Hwa panjang lebar sambil menggelengkan kepalanya.

"Aku hanya terus membiarkan aku hidup seperti orang lain." Lirihnya.

Jung Woo tersenyum tipis dan mengusap kepala Soo Hwa, "Tapi, semua itu sudah berlalu, kan? Sekarang kau sudah mengerti dan mengambil keputusan yang juga membuatmu lega. Pada akhirnya dia jawabanmu." Tutur Jung Woo sambil menatap Doyoung.

Soo Hwa mengikuti arah pandangan Jung Woo, "Apa dia benar-benar tidak marah padaku, Jung Woo-ya? Apa dia masih mau menerimaku? Bukankah aku terlalu kasar padanya kemarin? Aku sampai mengada-ada jika aku marah karena takut dia akan merusak dramaku padahal... Aku hanya takut jika Johnny menghancurkan hidup Doyoung."

"Eung?" bingung Jung Woo.

"Yang kemarin aku bilang jika aku marah dia memukul Johnny karena aku takut Johnny menghancurkan dramaku. Itu bohong. Aku bukan marah karena itu. Aku takut jika Johnny menghancurkan dramaku karena aku yang mengakhiri hubunganku dengannya, bukan karena Doyoung." Jawab Soo Hwa.

"Aku marah dia memukuli Johnny, karena aku takut jika Johnny bisa saja membuat Doyoung hancur. Aku tau cara berpikir keluarga mereka." Sambungnya.

Jung Woo terdiam lalu menarik kepala Soo Hwa untuk bersandar di perutnya, "Benar. Aku tau kau tidak mungkin berpikiran seperti itu. Dia juga pasti tau." Bisik Jung Woo.

**

Malam itu berakhir dengan Soo Hwa yang mengalah untuk tidur di sofa, sedangkan Jung Woo yang menunggu Doyoung di samping ranjangnya. Pagi ini, mereka sama-sama terjaga oleh ponsel Jung Woo yang terus berdering. Dia harus pergi ke kantor hari ini.

"Nanti Chae Rin akan ke sini, kan?" tanya Jung Woo memastikan sebelum dia benar-benar pergi.

Soo Hwa tersenyum dan mengangguk, "Hmm, tidak usah memikirkanku. Aku baik-baik saja di sini." jawabnya.

Jung Woo mengangguk mengerti, "Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu, ya? Kabari aku jika ada perkembangan darinya, hm?"

Soo Hwa mengangguk lalu melambaikan tangannya pada Jung Woo sampai dia benar-benar pergi meninggalkan ruang rawat Doyoung. Soo Hwa menarik napasnya dalam-dalam, lalu kembali menghampiri Doyoung dengan senyuman di wajahnya.

Back to You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang