Thirty Nine

31 7 0
                                    

Beberapa menit kemudian, Soo Hwa hanya membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur itu. Dia memang merasa lelah, tapi entah kenapa dia tidak bisa tidur. Portable lamp itu tidak bertahan lama, Soo Hwa mulai merasa takut berada di ruangan gelap ini sendiri.

"Dia sudah tidur belum ya?" tanyanya pada diri sendiri.

Portable lamp itu pun semakin padam, akhirnya Soo Hwa memutuskan keluar untuk mencari Doyoung. Tanpa sadar, bibirnya melengkung membentuk senyuman saat dilihatnya mantan suaminya itu masih terjaga.

Doyoung duduk di lantai yang beralaskan karpet beludru dengan kepala yang disandarkan pada sofa. Dia masih melemparkan pandangannya ke arah luar jendela, ditemani dengan cahaya lilin yang ditaruh di meja kecil di pojok sofa.

Soo Hwa memilih untuk menghampiri Doyoung, tapi bibirnya mengkerucut saat melihat ada teh hangat di hadapan Doyoung.

"Aigoo, tega sekali tidak menawariku teh juga." sebalnya.

Doyoung langsung menolehkan kepalanya dengan cepat karena terkejut, "Eo? Kau tidak tidur?"

"Tidak bisa tidur. Portable lamp nya mulai padam, suara petirnya juga membuatku takut."

Doyoung tersenyum dan berdiri, "Kalau begitu duduklah, akan kubuatkan teh untukmu." Tuturnya yang langsung beralih meninggalkan Soo Hwa.

Soo Hwa kembali menuruti Doyoung dan duduk di tempat di mana Doyoung duduk tadi dan bergantian untuk melemparkan pandangannya keluar.

"Cha~ Ini dia." Terang Doyoung yang membawa secangkir teh hangat untuk Soo Hwa.

"Gomawo~"

Setelah itu suasana kembali hening, hanya ada suara mereka berdua yang bergantian menyeruput teh hangat mereka masing-masing. Lalu, diam-diam Doyoung menatap Soo Hwa dan bergantian menatap keluar.

"Dulu... Ah tidak jadi. Kau tidak suka jika aku membahas masa lalu." Gerutunya yang merasa salah topik untuk kembali membuka suara.

"Kau mau bilang apa?"

Doyoung menatap Soo Hwa sejenak lalu beralih untuk memainkan cangkir di tangannya.

"Dulu... Dulu kau bilang ingin sekali punya rumah yang memiliki kaca besar sebagai jendela rumah, jadi kau bisa melihat hujan atau salju turun sepuasnya. Makanya aku membuat rumah persis seperti ini." Jelasnya sambil memandangi jendela besar rumah ini yang diikuti oleh Soo Hwa.

" Jelasnya sambil memandangi jendela besar rumah ini yang diikuti oleh Soo Hwa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saat itu... Di awal pernikahan kita, tidak tau kenapa hujan sering turun. Kau menyukainya, kita sering seperti ini... Duduk di sini dan melihat keluar. Kita bahkan sering tertidur sampai pagi juga di sini." sambung Doyoung.

Soo Hwa tersenyum pedih saat mendengar setiap kalimat yang keluar dari mulut Doyoung, "Ne, aku ingat." Bisiknya.

Doyoung membalas senyuman Soo Hwa, tapi memberikannya tatapan yang sendu, "Bogoshipo." Lirihnya.

Back to You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang