KTH's Restaurant
"Ada yang bisa dibantu, Nyonya?" sapa seorang pelayan yang menunggu di pintu masuk restoran ini.
Tentu saja, mana mungkin Ibu Johnny mengajak Soo Hwa ke restoran biasa. Soo Hwa bahkan bisa merasakan suasana mewah di dalam sini, yang tidak terlalu disukainya karena Soo Hwa tidak suka bersikap terlalu elegan atau mewah seperti tamu undangan lainnya. Beruntung dia menggunakan office wears yang tidak membuatnya malu.
"Ah, ne. Aku ingin bertemu dengan Nyonya Woo Ji Hwang." Jawab Soo Hwa.
"Lee Soo Hwa-nim? Nyonya Woo sudah menunggumu di dalam. Lewat sini." balas pelayan itu dengan lebih ramah lagi setelah Soo Hwa menyebutkan nama ibu Johnny.
Pelayan ini menunjukkan Soo Hwa untuk masuk ke dalam ruangan khusus, bahkan dia berjalan cukup lama untuk memasuki ruangan yang ditujunya untuk menemui Ibu Johnny.
"Silahkan, Nyonya Lee." Tutur pelayan itu yang baru saja membukakan pintu.
Soo Hwa bisa melihat Ibu Johnny yang sudah duduk di dalam dan menatap lurus ke arahnya. Suasananya saat itu menjadi lebih menegangkan dari sebelumnya. Soo Hwa masih mematung dan memandangi Ibu Johnny.
Terlihat Ibu Johnny tersenyum miring, "Kenapa kau masih diam di sana? Ah betul, aku yang mengundangmu, jadi aku yang harus mempersilahkanmu masuk." Tuturnya, "Silahkan masuk, Lee Jagganim." Sambungnya.
Soo Hwa menarik napasnya dalam-dalam lalu menuruti permintaan Ibu Johnny, dan duduk tepat di hadapan Ibu Johnny. Setelah Soo Hwa duduk, para pelayan itu langsung meninggalkan ruangan ini dan membiarkan mereka berdua di dalam.
"Kudengar kau sedang mengerjakan project drama terbaru, dan sudah proses syuting?" tanya Ibu Johnny.
"Ne, Isanim." Balas Soo Hwa, dia bahkan belum berani memanggil Ibu Johnny dengan panggilan yang lebih akrab, karena dia mengira Ibu Johnny belum menyukainya.
"Aku merasa terhormat kau meluangkan sedikit waktumu untuk bertemu denganku. Ah, tapi ku kira kau juga tidak terlalu sibuk, mengingat seorang penulis tidak pernah berada terlalu lama di kantor bukan?" ucapnya dengan kalimat yang mencoba merendahkan pekerjaan Soo Hwa.
"Ne, Isanim. Aku tidak perlu berlama-lama di kantor, tapi ada kalanya aku tidak tidur untuk beberapa hari karena harus merapihkan naskahku dan..."
"Dan setelah selesai kau tidak perlu disibukkan dengan hal lain. Itu kan yang ingin kau katakan?" potong Ibu Johnny yang berhasil menusukkan pisau pertama di hati Soo Hwa.
Soo Hwa menarik napasnya dalam-dalam, dia mencoba untuk tenang, walaupun dia sudah mengepalkan kedua tangannya untuk menahan emosinya. Inilah, kenapa dia enggan untuk bertemu dengan Ibu Johnny. Bertemu dengannya hanyalah membuat Soo Hwa mendengarkan semua perkataan Ibu Johnny yang merendahkan Soo Hwa.
"Kenapa, Soo Hwa-ya? Kenapa kau masih bertahan, huh?" tanyanya lagi yang kali ini mulai masuk ke tujuan utamanya untuk mengundang Soo Hwa.
Soo Hwa menatap Ibu Johnny dengan bingung, apa maksudnya itu?
"Kenapa kau masih bertahan dengan anakku? Kalian itu sangat berbeda." Lanjutnya.
"Aku dan Johnny..."
"Saling mencintai? Huh? Usiamu tidak cocok untuk mengatakan hal seperti itu." potongnya lagi.
Untuk apa Soo Hwa berbicara jika pada akhirnya Ibu Johnny terus memotongnya dan ingin terlihat bahwa dia memahami semuanya tentang Soo Hwa dan Johnny.
"Apa saling mencintai butuh batasan usia?" tutur Soo Hwa yang mencoba memberanikan dirinya. "Aku dan Johnny mencobanya bersama, Isanim. Johnny bahkan memahami perbedaan kami. Dia... Dia juga menerimaku. Kurasa bahkan perbedaan di antara kita yang perlahan menyatukanku dan Johnny. Dan..."
"Lucu sekali mendengar ini dari seseorang yang gagal di usia muda." Sinis Ibu Johnny.
"N-ne?" tanya Soo Hwa.
"Cinta? Jika kau bilang semuanya diawali dengan rasa cinta, kenapa kau gagal, hm? Kau bercerai di usia yang cukup muda. Itu karena cinta, hm?" tanya Ibu Johnny yang sudah menancapkan dua pisau sekaligus di hati Soo Hwa.
"I-i-isanim..." lirih Soo Hwa
"Aku tidak mengerti apa yang membuat Johnny jatuh hati padamu, bahkan rela bertengkar denganku hanya karenamu. Atau mungkin kau terbiasa seperti ini?" sambar Ibu Johnny lagi yang seakan tidak memberi sela untuk Seul Hee membela diri, dia seakan hanya ingin menghina Seul Hee.
"Ah, atau... Ini alasan kalian berpisah..." gumam Ibu Johnny yang terdengar oleh Soo Hwa.
Soo Hwa tersenyum miring, "Kurasa kehidupan pernikahanku selanjutnya tidak ada kaitannya dengan ini, Isanim." Balasnya yang setelah itu merasa kedua matanya mulai memanas.
BRAK!!
"Tentu ada! Kau berhubungan dengan anakku sekarang!" bentak Ibu Johnny yang menggebrak mejanya.
Ekspresi Ibu Johnny benar-benar sudah tak bersahabat sama sekali dengan Seul Hee, dia benar-benar sudah melepaskan topengnya.
"Coba kau bayangkan? Bagaimana bisa keluargaku menerimamu sebagai menantu pertama kami? Mau ditaruh di mana muka keluargaku, huh?" bentak Ibu Johnny lagi.
Soo Hwa bisa merasakan ada setetes air mata yang mengalir di pipinya saat mendengar apa yang dikatakan Ibu Johnny padanya. perkataan yang tak sedikit pun menunjukkan rasa iba padanya. Hatinya sangat terluka, tapi dia tidak menunjukkan sedikit pun perasaan itu dari raut wajahnya. Dibiarkannya air matanya itu terus mengalir sambil melemparkan tatajam tajam pada Ibu Johnny.
"Ku kira kau mengerti betul maksudku. Pikirkanlah, sebelum kau lebih menderita dari ini." Tutup Ibu Johnny, setelah itu dia langsung meninggalkan Soo Hwa sendirian di ruangan ini.
Soo Hwa menarik napasnya dalam-dalam dan menghapus air matanya dengna kasar lalu memilih untuk meninggalkan ruangan ini juga. Tidak dipedulikannya tatapan bingung dari orang-orang yang berpapasan dengannya. Yang ingin dia lakukan hanyalah cepat-cepat meninggalkan tempat ini.
Tapi, langkahnya tidak membawanya ke tempat parkir, dia terlihat menuju ke belakang gedung yang sepi. Dia memilih tempat ini untuk kembali melepaskan rasa sakit yang telah dirasakannya akibat semua perkataan Ibu Johnny.
Cinta? Jika kau bilang semuanya diawali dengan rasa cinta, kenapa kau gagal, hm? Kau bercerai di usia yang cukup muda. Itu karena cinta, hm?"
"Coba kau bayangkan? Bagaimana bisa keluargaku menerimamu sebagai menantu pertama kami? Mau ditaruh di mana muka keluargaku, huh?"
Soo Hwa merasakan lemas di kedua kakinya yang seakan tidak bisa menahan beban tubuhnya, dengan lemas dia jatuhkan tubuhnya. Tangannya pun mulai terangkat untuk memukul-mukul dadanya yang terasa sesak, setelahnya Soo Hwa kembali menangis. Dia menangis dengan kencang dan merasa tidak akan ada orang yang mendengar tangisannya di sini.
Tapi, tiba-tiba ada seseorang yang berdiri tepat di hadapannya...
"Gwenchana?" tanyanya yang terdengar khawatir.
Tangisannya terhenti sejenak saat dia mengangkat kepalanya untuk melihat siapa orang itu.
"Doyoung-ah..." lirihnya bersamaan dengan air matanya yang kembali mengalir.
To Be Continued...

KAMU SEDANG MEMBACA
Back to You?
Romance"I may seem strong, I may be smiling, but there are many times when I'm alone. I may seem like I don't have any worries, but I have a lot to say." - EXO - My Answer