Sixty Five

34 4 0
                                    

Seperti janjinya, hari ini Soo Hwa kembali lagi untuk menjaga Doyoung. Walaupun Soo Hwa tau kode pintu rumah Doyoung, dia tidak ingin membukanya sendiri, posisinya sekarang belum bisa membuatnya kembali leluasa menekan kode itu semaunya tanpa izin pemilik rumahnya.

Cklek.

Belum sempat menekan bel rumah Doyoung, pintu itu lebih dulu terbuka dan menampilkan orang tua Doyoung di sana.

"Pagi, Eomma, Appa." Sapa Soo Hwa.

"Ah? Pas sekali kau datang, Sayang. Kami baru saja ingin menghubungimu. Eomma dan Appa harus kembali ke rumah, ada urusan mendadak. Eomma titip Doyoung padamu, ya? Mungkin sampai malam, tapi pasti kami akan kembali." Pinta Doyoung Eomma.

Soo Hwa tersenyum dan mengangguk, "Baiklah, Eomma. Santai saja padaku." Jawab Soo Hwa. "Ah, tapi dia sudah tau Eomma dan Appa akan pergi?" sambungnya.

"Dia tau. Karena tau kau akan datang jadi dia mengizinkan kami." Jawab Doyoung Appa kini.

Soo Hwa kembali tersenyum, "Araseo. Appa yang membawa mobil?"

"Aniya, Appa sudah menghubungi supir panggilan. Mungkin sebentar lagi dia sampai." Jawab Doyoung Appa, "Kau masuklah dulu. Tidak perlu menunggu kami, di luar dingin."

Soo Hwa menurut, dia tersenyum dan mengangguk mengerti, "Kabari aku nanti ya, Appa. Kalau begitu aku masuk dulu." tuturnya, lalu langsung berlalu untuk masuk ke dalam rumah Doyoung.

"Pagi, Ahjumma." Sapanya begitu bertemu dengan Hyun Ahjumma.

Hyun Ahjumma menoleh dan memberikan senyuman lebarnya untuk Soo Hwa, "Pagi, Nyonya Lee. Kau sudah sarapan?"

"Sudah. Doyoung sudah sarapan belum?" tanyanya.

"Dia baru saja menyelesaikan sarapannya, Nyonya."

"Ah, aku telat ternyata. Kalau begitu aku lihat dia dulu ya, Ahjumma." Tuturnya yang langsung berlalu untuk menghampiri Doyoung.

Senyumannya tidak berhenti mengembang saat dia mendekati pintu kamar Doyoung. Tangan yang terangkat untuk mengetuk pintu itu diturunkannya kembali, dia ingin melihat reaksi Doyoung begitu dia yang muncul dari balik pintu ini. Diraihnya knop pintu dan dibukanya dengan perlahan.

Senyuman yang sedari tadi mengembang langsung turun begitu melihat Doyoung yang tak sekalipun sadar jika Soo Hwa datang, ditambah dengan Soo Hwa yang kesal saat melihat Doyoung sedang berbicara dengan seseorang di ponselnya membahas pekerjaan.

"Ne, aku benar-benar minta maaf, Sajangnim. Kupastikan mereka akan membuatnya sesuai dengan arahanku, karena Kim Sajangnim juga sudah menerima perhitunganku kemarin. Aku berani menjamin jika semuanya akan sesuai dengan apa yang kita sepakati, Sajangnim. Aku belum bisa ikut memantaunya, karena aku masih butuh waktu untuk..." penjelasannya terhenti begitu melihat Soo Hwa yang berdiri dengan melipat kedua tangannya di depan dada dan memberikan tatapan tajam pada Doyoung.

"Akan ku telepon lagi nanti, Sajangnim. Aku benar-benar minta maaf. Ne, kamsahamnida."

PIP.

"Hehe... Soo Hwa-ya. Kau... Sejak kapan kau sampai?" tanyanya yang terlihat kikuk. Dia tidak bisa mengelak, dia sadar jika dia baru saja tidak menepati janjinya pada Soo Hwa tentang tidak menyentuh pekerjaannya sebelum benar-benar pulih.

"Sejak kau minta maaf pada client-mu itu. Apa kau ingin berkelahi denganku, huh?" dinginnya.

"Aish, aniya. Kemarilah. Jangan tatap aku dengan tatapan seperti itu, eung?" pintanya yang meraih tangan Soo Hwa untuk duduk di sampingnya.

Back to You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang