Fourteen

42 8 1
                                    

Doyoung's House

"Uwaaaa, banyak sekali." Senang Jung Woo begitu Doyoung membuka kotak bekal itu satu persatu.

"Eomeoni bilang ini untuk anak tampannya." Goda Doyoung.

"Aaah, Eomeoni memang yang terbaik. Kalau begitu kita makan dulu sebelum membahas rapatku tadi." Tutur Jung Woo yang langsung mengambil sumpitnya dengan penuh semangat.

"Ani. Kau makan sambil membahasnya." Pinta Doyoung.

"Aish, dasar. Araseo, aku ambil berkasnya dulu." Sebal Jung Woo yang kembali ke ruang tengah untuk mengambil berkasnya.

Sedangkan Doyoung tersenyum nakal lalu menghidupkan mesin kopinya.

"Ini dia, jadi ini adalah... Eo! Aku juga mau, Hyung." mesin kopi itu berhasil mencuri perhatian Jung Woo.

Doyoung hanya membalasnya dengan anggukan, dan meminta Jung Woo untuk melanjutkan presentasi kecilnya itu.

"Ini salah satu contoh permintaannya... Aish, anak ini selalu punya khayalannya sendiri." Umpat Jung Woo yang mengomentari ide Soo Hwa.

Doyoung hanya tersenyum tipis mendengar komentar Jung Woo.

"Di sini ditulis, Ah Reum sangat menyukai bintang. Bahkan seisi kamarnya berisikan bintang, bukan hanya dekorasi atau perlengkapannya saja, tapi dindingnya pun berbentuk bintang. Jadi saat pagi hari, siang hari, dan malam hari kamarnya akan memiliki banyak bintang. Berkat sinar matahari di pagi dan siang hari, lalu sinar bulan pada malam hari. Jadi... Maksudnya dindingnya itu akan kita lubangi dengan bentuk bintang-bintang kecil." Jelas Jung Woo.

Doyoung terdiam saat mendengar narasi yang dibacakan Jung Woo. Naskah ini tidak asing baginya, dia tau naskah ini.

"Ah Reum sangat menyukai bintang." Titahnya di dalam hati yang membuatnya tanpa sadar tenggelam ke dalam memorinya beberapa tahun yang lalu.


4 years ago...

"Jadi tulisan yang tadi tidak random, hm?" tanya Doyoung setelah selesai memijat jari-jari Soo Hwa.

Sesuai dengan perjanjiannya, sekarang giliran Soo Hwa yang memijat kepala Doyoung. Tidak seperti tawarannya yang mengatakan ingin memijat punggung Doyoung, karena Doyoung bilang kepalanya sedikit pusing dan dia butuh pijatan Soo Hwa di sana. Dia bahkan terlihat menikmati pijatan itu dengan kepalanya yang ditaruhnya di atas lipatan kedua kaki Soo Hwa.

"Hehe, yang tadi memang ku karang sendiri. Itu tidak masuk dalam cerita. Tapi nama tokohnya sesuai. Han Ah Reum dan Lee Min Jae." Balas Soo Hwa.

"Eo? Aku seperti tidak asing dengan nama itu?"

"Tentu saja tidak asing, itu nama fiksi buatanmu. Aku benar-benar memakainya." Jawab Soo Hwa.

"Eo? Jinjja? Aah, berarti jika nanti kau berhasil membuatnya menjadi drama, kau harus menyebutkan namaku juga atas hak cipta pembuatan nama." Balas Doyoung.

Soo Hwa tertawa dan memainkan kedua pipi Doyoung seakan pipi Doyoung adalah adonan kue. "Araseo, nanti aku akan mengatakan jika suamiku selalu ikut andil dalam semua karyaku."

"Janji?" tanya Doyoung yang mengulurkan jari kelingkingnya.

Soo Hwa kembali tertawa karena gemas dengan sikap manis suaminya itu, lalu dikaitkannya jari kelingkingnya dengan kelingking Doyoung, "Janji!"

"Geundae... Apa Han Ah Reum dan Lee Min Jae itu adalah kita? Karena... Kau menggunakan nama Min Jae tadi seakan menggambarkan keadaan kita. Apa..."

Back to You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang