Forty

30 5 0
                                    

Seperti yang dikatakan Soo Hwa tadi malam, namja itu benar-benar datang pagi-pagi sekali ke rumah Doyoung. Dia masih ada di depan rumah Doyoung dan terus membunyikan bel rumah, Hyun Ahjumma melemparkan tatapannya pada Doyoung yang baru keluar dari kamarnya.

Raut wajah Doyoung pagi ini benar-benar tidak bersahabat, dia bahkan tidak memberikan senyuman untuk Hyun Ahjumma. Doyoung membalas tatapan Hyun Ahjumma lalu mengizinkan Hyun Ahjumma untuk membukakan pintu,

"Biarkan saja dia masuk Ahjumma." Tutur Doyoung yang setelahnya menghidupkan TV nya dan duduk santai di sana, seperti tidak ada yang terjadi.

"Di mana, Soo Hwa?" tanya Johnny yang langsung menyerang Doyoung.

Doyoung menyeringai, "Apa kau tidak punya sopan santun, huh? Kau baru saja memasuki rumahku." Sinisnya.

Johnny terdiam, dia sebenarnya ingin melawan Doyoung, tapi dia tidak ingin membuang tenaganya pagi ini.

Doyoung berdiri, "Kau tunggu saja di sini. Jika dia sudah bangun, dia pasti juga akan keluar." Tuturnya, setelah itu beralih pada Hyun Ahjumma, "Tolong buatkan dia teh, Ahjumma. Aku ingin ke ruang kerjaku."

Johnny tidak mempedulikan Doyoung, dia memilih menenangkan dirinya dan duduk di sofa Doyoung untuk menunggu Soo Hwa. Beberapa menit setelah Doyoung menutup pintu ruang kerjanya, Soo Hwa keluar dari kamar tamu yang sudah mengganti bajunya dengan pakaiannya kemarin, lalu melihat keberadaan Johnny.

Setelah mengatur napasnya, Soo Hwa langsung menghampiri Johnny. Tidak menyapanya, hanya memberikan Johnny tatapan datar.

"Kau sudah bangun? Ingin kubuatkan teh hangat?" tanya Hyun Ahjumma yang menghampiri Soo Hwa.

Soo Hwa tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Tidak usah, Ahjumma. Aku langsung pulang ya? Hmm, Doyoung di mana?" tanya Soo Hwa.

"T-tuan Doyoung ada di ruang kerjanya, Nyonya." Balas Hyun Ahjumma.

Johnny langsung bangkit dan menghampiri Soo Hwa, "Kita pulang sekarang." Tuturnya yang langsung meraih tangan Soo Hwa.

Soo Hwa menahannya, "Tidak sopan jika tidak pamit dengannya. Kau tunggu di sini saja. Aku tidak akan lama." Pintanya.

Bukan hanya karena merasa tidak sopan jika tidak pamit dengan sang pemilik rumah, tapi... Setelah melepaskan tangisannya semalam dan membiarkan kepalanya berpikir dengan jernih, Soo Hwa merasa bersalah telah membentak Doyoung tadi malam, bahkan dia ingat jika dia mengatakan sesuatu yang sangat menyakiti hati Doyoung.

Johnny hanya bisa kembali menuruti Soo Hwa, walaupun dia sudah emosi tapi dia tidak ingin bertengkar di rumah orang lain. Sedangkan Soo Hwa, dia langsung menuju ruang kerja Doyoung.

"Kenapa tidak ditutup dengan benar?" gumamnya begitu melihat pintu ruang kerja Doyoung yang tidak tertutup rapat.

Soo Hwa langsung membuka pintu itu, dia merasa terbiasa membuka pintu itu sampai lupa untuk mengetuknya untuk kondisi sekarang.

"D-Doyoung-ah?" panggilnya saat dia melihat Doyoung yang duduk di meja kerjanya sambil menarik rambutnya dengan satu tangannya.

Doyoung terkejut dan menurunkan tangannya, dia tidak ingin menunjukkan pada Soo Hwa jika kepalanya kembali terasa sakit. "Eo? Kau sudah ingin pulang?"

Soo Hwa mengerutkan keningnya dan menghampiri Doyoung, "Gwenchana? Tadi aku lihat kau menjambak rambutmu seperti... Menahan sakit?" tanyanya.

Doyoung tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya, "Ani. Mungkin kau salah lihat."

Soo Hwa menggelengkan kepalanya, "Ani. Aku yakin aku tidak salah lihat. Apa kepalamu sakit, huh? Apa kau ingin aku..."

Back to You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang