"Merusak semuanya? Apa karena aku tidak sengaja menumpahkannya aku merusak semuanya, huh?!" pekik Soo Hwa.
Doyoung mengangkat kepalanya dan menatap Soo Hwa.
"Apa kertas-kertas itu lebih berharga dariku?" lirih Soo Hwa.
"Lee Soo Hwa..." panggil Doyoung yang mencoba meredam emosinya.
"Wae? Apa aku benar? Sekarang kau hanya memprioritaskan pekerjaanmu daripada aku, kan? Pergi pagi, pulang larut malam. Hari libur masih kau jadikan hari bekerjamu sampai kau tidak ada waktu untukku." Serbu Soo Hwa.
"Apa kau tau jika aku sakit kemarin? Apa kau tau jika sutradara itu mencaci dan menghina tulisanku?" tambahnya yang kini sudah dibanjiri dengan air matanya.
Doyoung terdiam dan terus menatap Soo Hwa, "Dan sekarang... Aku tidak percaya suamiku juga ikut menyakitiku dan mengatakan jika apa? Aku merusak semuanya? Aku tidak sengaja menumpahkannya, Doyoung-ah." lirih Soo Hwa.
Doyoung menghela napasnya dan mencoba menarik Soo Hwa ke dalam pelukannya, tapi Soo Hwa menolaknya.
"Kau marah karena aku terus membahas tentang kehamilan?"
Doyoung menghela napasnya kasar, "Itu lagi. Soo Hwa-ya, aku..."
"Jadi benar karena itu? Kau serius dengan perkataanmu kemarin, huh?" tanya Soo Hwa menekan.
Doyoung masih diam, sikapnya kali ini benar-benar membuat Soo Hwa tidak tahan. Dia tidak bisa mengerti semuanya karena Doyoung tidak menjelaskannya dengan jelas.
"Tapi aku menginginkannya, Doyoung-ah... Aku ingin punya anak. Aku ingin seperti mereka yang senang saat mengetahui jika mereka hamil, mendapatkan ciuman hangat di perut dari suaminya saat menyapa calon bayi di dalam sana." rengek Soo Hwa.
"Aku bisa melakukannya setiap hari jika kau mau." Balas Doyoung yang membuat Soo Hwa menggelengkan kepalanya, dia tidak percaya dengan jawaban suaminya.
"Itu berbeda, Doyoung-ah. Astaga, kenapa kau seperti ini? Apa kau tidak sedikitpun berpikir bagaimana bahagianya jika ada..."
"Aku tidak pernah memikirkan itu!" potong Doyoung dengan tegas.
"M-mwo?"
"Tidak pernah sedikitpun aku berpikiran untuk memiliki anak. Seperti yang ku katakan kemarin, aku hanya ingin bersamamu, Soo Hwa-ya." Jawab Doyoung.
Soo Hwa menatap kedua mata suaminya dalam-dalam, mencari keraguan dari sana tapi tidak berhasil ditemukannya. Soo Hwa mengambil langkah mundur, dia terus menggelengkan kepalanya sambil melihat wajah Doyoung.
"Aku tidak bisa hidup seperti ini, Kim Doyoung-ssi... Aku tidak mengenalmu lagi." Lirihnya.
"Lalu aku mau apa, Soo Hwa-ya? Kau ingin meninggalkanku?"
**
"Tidak, bukan itu... Tidak..." gelisah Soo Hwa dalam tidurnya, dia terus menggelengkan kepalanya.
"Soo Hwa-ya?!" panggil Chae Rin yang langsung bangun dan mengecek keadaan Seul Hee, "Kau mimpi buruk, huh? Soo Hwa-ya? Bangun!" ucap Chae Rin yang mengguncang tubuh Soo Hwa dengan panik.
"LEE SOO HWA!" teriak Chae Rin.
"ANDWAE!!" teriak Soo Hwa begitu dia terbangun dari tidurnya, napasnya menggebu-gebu bahkan keningnya sudah dipenuhi dengan keringat dingin.
"Gwechana? Kau mimpi buruk?" tanya Chae Rin khawatir sambil mengusap kening Soo Hwa.
Soo Hwa mengitarkan pandangannya ke seluruh kamarnya, lalu langsung menatap Chae Rin, "Chae Rin-ah..." lirihnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Back to You?
Romansa"I may seem strong, I may be smiling, but there are many times when I'm alone. I may seem like I don't have any worries, but I have a lot to say." - EXO - My Answer