Twenty

43 8 0
                                    

Merasa pekerjaan hari ini sudah cukup, Soo Hwa memutuskan untuk pulang ke rumah bersama Chae Rin. Sejak meninggalkan kantor Jung Woo, tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Soo Hwa. Dia mengemudikan mobilnya dalam diam, tapi Chae Rin tau bahwa ada yang sedang temannya itu pikirkan.

"Ada apa, hm? Kau tidak puas dengan rapat hari ini?" tanyanya.

Soo Hwa hanya menggelengkan kepalanya.

"Berarti kau sedang mengkhawatirkan Doyoung." Tembak Chae Rin.

Soo Hwa terdiam sejenak lalu menghembuskan napasnya dengan kasar, "Hmm." Balasnya.

"K-kau mengkhawatirkannya?" ulang Chae Rin yang terkejut karena Soo Hwa langsung meng-iyakan pertanyaannya itu, yang biasanya temannya itu terlihat gengsi untuk mengaku.

"Apa permintaanku menyusahkannya? Apa set-ku menguras pikirannya sampai dia bekerja terlalu keras?" tanya Soo Hwa.

"Kenapa kau berpikiran begitu?"

"Karena... Karena aku hanya melihatnya sakit jika dia memaksakan dirinya untuk bekerja. Aish, tidak terpikirkan olehku... Bagaimana bisa dia menyelesaikan 5 set dalam waktu kurang dari 1 minggu?" keluh Soo Hwa lagi.

"Ya~ Itu sudah pekerjaannya, Soo Hwa-ya. Kalau pun memang dia sakit karena memaksakan dirinya untuk bekerja, itu sudah menjadi pekerjaannya. Tidak biasanya kau seperti ini, huh?"

"Kau tau tentang penyakitnya, kan? Bukankah kau pernah menawarkan bantuan untuk mencari tau tentang itu. Apa... Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?" tanya Soo Hwa.

Chae Rin terdiam saat mendengar pertanyaan Soo Hwa. Benar. Dia menyembunyikan sesuatu dari Soo Hwa, tapi... Dia sudah berjanji pada Jung Woo untuk tidak memberitaunya pada Soo Hwa.

"Lee Chae Rin?" panggil Soo Hwa.

"N-ne, aku sudah tau. Hanya belum menemukan waktu yang tepat untuk memberitaumu kemarin-kemarin. Sebelum bekerja sama dengan pihak Jung Woo, aku bertemu dengannya terlebih dulu untuk menanyakan ini, karena Doyoung sulit untuk diajak bertemu." Balas Chae Rin.

Soo Hwa diam, dia menunggu Chae Rin melanjutkan ceritanya lebih banyak lagi.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Soo Hwa-ya. Tentang sakit kepala dan sakit punggungnya itu karena pekerjaan saja. Kau tau... Dia itu workaholic?" balas Chae Rin dengan hati-hati.

Soo Hwa masih diam, dia tidak puas dengan jawaban Chae Rin. Jawaban itu belum sepenuhnya menjawab pertanyaan yang terus berputar di dalam kepalanya.

"Dia tidak se-workaholic itu." gumam Soo Hwa.

"Aku antarkan kau ke rumahmu." Tambahnya yang mengambil jalan menuju rumah Chae Rin, bukan rumahnya, dan setelah itu dia memilih untuk kembali membungkam mulutnya dan meneruskan perjalanannya.

Chae Rin pun hanya bisa menuruti perkataan Soo Hwa, seharusnya dia menginap lagi di rumah Soo Hwa, tapi... Mungkin Soo Hwa kembali membutuhkan waktu untuk sendiri lagi.

**

Sunday's Apartment

Jam sudah menunjukkan pukul 11.15 malam waktu Korea, tapi Soo Hwa masih belum juga memejamkan kedua matanya. Yang dia lakukan sedari tadi adalah membuka naskah yang menampilkan tanda lingkaran besar yang baru saja ditandainya sore tadi, lalu membuka ponselnya mencari kontak Doyoung, lalu menutupnya, kembali membuka naskah, lalu membuka ponselnya, lalu menutupnya lagi.

"Aish!!" ringisnya frustasi.

Entah apa yang dipikirkannya sore tadi, Soo Hwa kembali membaca naskahnya dengan hati-hati. Betapa kesalnya dia saat dia melewatkan satu set yang seharusnya diberikannya pada Doyoung beberapa hari yang lalu.

Back to You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang