Karena Damian selalu berbuat kasar padanya. Apalagi Damian tahu kalau Anya berusaha mendekatinya agar Papa bisa bertemu dengan Ayah Damian. Namun anak kedua tidak bisa membaca pikiran seperti Anya. Bagaimana dia tahu apa yang dipikirkan Anya? Gadis itu merasa gagal.
***
Tiba-tiba gadis kecil itu merasakan ada seseorang menyentuh bahunya ... lalu dia berbalik, dan ternyata anak kedua berdiri di belakangnya.
Kenapa dia menghampiri Anya? Anak laki-laki itu mengulurkan tangannya pada Anya dan mengatakan. "Ayo Belajar, tes ujian sebentar lagi dimulai!"
Damian sangat kaget ketika melihat pemandangan itu! Gadis kecil itu habis menangis, dan di hidungnya penuh lendir.
Antara rasa terkejut dan bersalah.
Kemudian Damian meraih tangannya dan menariknya kembali ke dalam kelas tanpa persetujuan Anya.***
"Dasar bodoh! Tidak seperti itu caranya!!" teriak Damian frustasi.
Dia sudah berkali-kali menjelaskan bagaimana cara memecahkan soalnya, tapi Anya tetap tidak mengerti.
Anya yang dimarahi terus menjadi sok.
"Anya tidak mau belajar lagi!"
"Kalau kau tidak mau belajar, pulang saja sana!!"
Seketika Anya terdiam dan merasa Damian sudah mirip seperti Papa, dia teringat di mana Papa memaksanya untuk giat belajar demi mendapatkan gelar Imperial scholar.
Sementara itu Damian melirik ke arah jam, dia berpikir sebentar lagi waktunya sudah berkumpul di aula. Tapi hari ini dia belum sempat banyak belajar.
Dia tidak tahu lagi harus berbuat apa dan hanya bisa berharap, Anya yang membaca pikiran Damian menjadi tambah syok.
"Kau ini kenapa diam saja!?" ucap Damian kesal.
Karena melihat Anya yang membeku seperti patung manekin, dia pun memutuskan belajar sendiri. Dia tidak akan menyia-nyia, kan' waktunya yang sudah tinggal sedikit.
Tak lama kemudian ... anak yang lain mulai keluar meninggalkan kelas dan Damian menjadi panik.
"Eh? Cepat sekali!?"
Dia menoleh ke Anya, dan ternyata Anya tertidur.
"Sialan kenapa dia malah tidur!?"
Lalu dia menggoyangkan bahu Anya segera membangunkannya. Sungguh dia tidak mengerti kenapa gadis itu sangat bodoh. Tiba-tiba ... tanpa diketahui Damian guru Henderson muncul di depan pintu dan memperhatikan mereka.
"Agghhh waghhhhhgg Anya akan belajar," gumam gadis itu.
"Hei bodoh bangun!" teriak Damian yang sudah tidak habis pikir.
"Papa ... Anya akan belajar!!!"
"Hey cebol bangun!!"
"Waaaaghh!"
Gadis kecil itu pun terbangun, disambut oleh raut wajah galak Damian.
"Anak kedua? Kenapa kita masih di sini?"
Anya terlihat seperti orang kebingungan lalu melirik jam.
"UWAAHHH!!"
"Kau kenapa malah tidur!? Ayo ke ruang Aula, tes ujian sebentar lagi dimulai bodoh!" protes anak itu lalu berlalu meninggalkan Anya di kelas.
Anya yang masih kebingungan pun mengikutinya.
"Desmond dan Forger belajar bersama? batin M.R Henderson yang tadi mengintip.
***
"Baik, sekarang ujiannya sudah dimulai! Dilarang menyontek maupun bekerja sama! Semangat dan berjuanglah, semoga mendapatkan nilai yang memuaskan!" pinta M.R Henderson dengan tegas.
Semua murid sekolah Eden mulai mengerjakan soal, berharap mendapatkan nilai yang bagus dan berhasil.
Damian mengerjakan soal-soalnya ujiannya dengan tenang dan penuh keyakinan, Anya yang berada di sampingnya hanya perlu membaca pikiran Damian.
Anya cengengesan lalu menuliskan jawabannya hasil menyontek dari pikiran Damian. Guru Henderson yang sejak tadi mengawasi pun meliriknya.
"Ada apa forger, kenapa kau tertawa?" tanya guru itu yang membuat Anya bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPY X FAMILY Damianya Fanfic (Lagi di Revisi)
FanfictionCerita Sambungan Dari Lightnovel SPY x Family (Bagian habis berkemah) lanjutan ceritanya berdasarkan hasil pikiran sendiri. Anya akan tetap berusaha dan tidak pernah menyerah untuk menjalankan misi (rencana B) untuk menjadi lebih dekat dengan Damian...