Bab 26

488 38 2
                                    


"Lalu apa?!" ucap Damian setengah membentak. Sementara itu, Becky mengamati mereka dengan antusias dari jauh sana.

"Gawat! Aku lupa bilang pada Anya, seharusnya dua anak bodoh itu tidak ada di sana!" batin Becky teringat bahwa ada aturan saat mengungkapkan perasaan mereka harus benar-benar berdua.

Becky pun mulai panik, kemudian dia keluar dari persembunyiannya dan berlari secepat kilat ke arah mereka.

"Anya ... Anya, menyu-"

"ANYA TUNGGU!!"

Suara Becky menghentikan Anya berbicara. Dan empat bocah itu menoleh.

"Ayo kau tadi mau bilang apa?"

Lalu, Anya menoleh ke arah Damian, di dalam hatinya, dia terus menyemangati dirinya untuk mengungkap perasaan demi misi.

"Anya, Anya menyukaimu!" Suara Anya bergetar. Dia mengucapkan itu sambil memejamkan matanya.

Apa yang dikatakannya bak petir menyambar di siang bolong.

"Apa? Dia menyukai Damian?" kaya Ewen dan Emile bersamaan dengan wajah terkejut.

"Maksudmu apa!? Kau jangan bicara seenaknya!" ucap Damian setengah berteriak. Dia setengah kaget mendengar perkataan gadis itu barusan.

Wajahnya memerah karena malu. Dia tidak tau bagaimana cara menggambarkan suasana hatinya sedang senang atau marah.

"Hei bodoh! Seharusnya kau sadar diri, lelaki seperti tuan Damian mana mau dengan orang sepertimu!" cibir teman Damian. Membuat teman Anya murka.

"Kau tidak usah ikut campur bodoh! Bukan urusanmu," bela Becky, tangannya hampir saja memukul kepala bulat Emile.

"Tentu saja kami ikut campur, Damian kan bos kami! ucap Ewen tidak terima.

"Aduh sudah kuduga, seharusnya saat Anya mengakui perasaannya, dua blonde bodoh ini tidak ada disini!" batin Becky merasa bersalah pada Anya.

"Ck dasar tidak tahu diri! Damian apa kau menerimanya?" tanya Ewen yang tidak sabar mendengar jawaban Damian.

Di dalam pikiran Ewen dan Emile, sedang menduga-duga dan membayangkan Damian menolak Anya dengan perbuatan kasar.

"Tentu saja Damian menolaknya!"

"Seorang putra Desmond mana mau dengan cewek rakyat jelata!"

Dua anak laki-laki itu tidak sabar menunggu momen Damian menolak Anya dengan mentah-mentah, tidak sabar melihat reaksi bos mereka.

Hati Anya remuk ketika mendengar isi hati teman-teman Damian memaki-maki dirinya.

Ditambah lagi pikiran yang membebaninya, apakah rencananya akan berhasil?

"Anya maafkan aku ...." ucap Becky merasa bersalah, tapi ucapannya terpotong ketika Damian membuka suaranya.

"Aku tahu," ucap Damian ketika sudah mendapatkan ketenangannya.

"Sebenarnya ... kau melakukan hal ini karena kau mau bertemu dengan ayahku kan!?" kata Damian. Dia tidak mau tertipu.

"Apa? tidak! Anya benar-benar tulus menyukaimu!" bela Becky.

"Ternyata kau memang sama saja dengan mereka, mereka mendekatiku hanya karena ingin bertemu dengan ayahku, aku sangat benci orang seperti itu," ucap Damian dengan santai.

"Mulai sekarang, jangan ganggu aku lagi!" katanya sekali lagi lalu berlalu dan diikuti oleh Ewen dan Emile.

"Bos, hanya seperti itu? tanya teman-temannya yang kecewa melihat reaksi Damian hanya seperti itu. Kecewa, sedikit.

Saat itu amarah Anya sudah memuncak membekukan isi sekitar taman.

Dia sudah tidak tahan lagi dengan misi perdamaian dunia, rasanya hati nya ingin meledak.

"Hei anak kedua ...." suaranya membuat ketiga bocah laki-laki itu memutar kepalanya.

"Aku ... aku sebenarnya juga sangat membencimu!"

"..."

"Hah?"

"Hei Anya kenapa kau mengatakan itu?" tanya Becky terkejut.

"Iya, aku mendekatimu karena demi misi!!"

"Apa misi?"

Apa yang dikatakan Anya membuat Becky bingung. Misi apa? Misi cinta atau benci?

"Aku lebih-lebih membencimu!!"

Suasana hati gadis itu telah sampai puncaknya, dia sangat marah dan sudah menyerah dengan misi perdamaian dunia, lalu dia pergi berlari meninggalkan mereka.

"Anya kenapa kau mengatakan itu? tunggu!"

Kegagalannya membuat Anya tenggelam dalam air mata.

"Kenapa aku menyerah, nanti aku akan diusir?!" batinnya.

***

Mengenang masa memalukan itu membuat wajah Anya memerah.

Sekarang dia sudah tahu dari membaca isi pikiran Bond.

Mana mungkin Loid membuangnya karena dia gagal menjalankan misi teman akrab itu.

"Bodoh!"

Sangkin malunya, Anya melempar batu yang dia genggam, saat ini dia tengah duduk di taman bersama Bond, menunggu Yor yang sedang belanja kebutuhan dapur di Minimarket.



SPY X FAMILY Damianya Fanfic (Lagi di Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang